Senin, 26 Juli 2010

My Busy Life

Sibuk. Satu kata yang amat menggambarkan kondisiku saat ini. Tidak mengherankan jika berat badanku susut secara konsisten. Beragam komentar dan spekulasi pun muncul karena masalah berat badan ini. Mba Asih (sekretaris timku) bertanya sambil berbisik halus.. "Mba Icha, pake obat pelangsing yah?"

I don't know how to deal with those question. Hahahahaha. Segitunya kah? But according to amount of money that i spent for clothes this months, perhaps it is true. Tapi sungguh, ini bukan karena obat pelangsing. Terpikirpun tidak. Tapi bukan berarti aku mengecamnya. Semua orang berhak memilih cara terbaik untuk mendapatkan tubuh yang diinginkan. But not for me. Aku memilih untuk mencintai tubuhku dan menerima segala kekurangannya.

Back to busy, weekend ini merupakan salah satu puncak moment yang menuntutku membagi peran dengan seimbang. Kantorku mengadakan gathering, dan tujuannya ke Garut dan Tasik. Oh well, mendengar destination place-nya saja aku sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Orangtuaku berasal dari Garut, mertuaku dari Tasik. Maka, cap penduduk lokal dengan segera melekat padaku. Padahal, sungguh, i know nothing about those place (Mungkin aku lebih cocok dianggap sebagai orang Bogor. Just named any place in Bogor and I'll take you there). Khawatir ditunjuk sebagai guide dadakan, aku membaca literatur tentang Garut dan Tasik sebanyak mungkin.

Oya, sebulan yang lalu aku ditunjuk sebagai Change Agent di kantorku dan gathering itu menjadi salah satu program kerja wajib yang harus dilaksanakan. In short, aku menjadi salah satu koordinatornya. Sudah jelas tidak mungkin untuk escape dari kegiatan tersebut.

Padahal, tiga hari sebelum keberangkatan, Hermina menghubungiku dan menetapkan Atha sebagai finalis lomba balita sehat yang acaranya akan diselenggarakan di Jatinegara tanggal 25 Juli 2010. Ok, berarti Atha jelas tidak bisa aku bawa pada acara gathering kali ini. For the first time, I have to leave Atha and it happen when he has to performed his fisrt championship. If you ask me how was i feel? Incomplete and sad. Tapi berlama-lama dengan perasaan mellow juga tidak menyelesaikan masalah. So, I locked my heart, asked my husband to take care of him, and tried my best to went back to Jakarta as soon as possible.

Malam sebelum keberangkatan, Atha rewel luar biasa. Alhasil aku hanya tidur 2,5 jam. Tetapi show must go on. Jum'at sore, aku berangkat ke Garut dan menginap di Bandung. Karena keasyikan shopping dan ngobrol, aku kembali tidur larut. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan  ke Candi Cangkuang, Garut dan Kampung Naga, Tasik. Di Kampung Naga ini aku menyusuri anak tangga sebanyak 440 buah. Bisa dibayangkan betapa lelahnya. Terutama saat menanjak (detail cerita perjalananku akan kuposting belakangan, berikut fotonya). 

Setelah dari Kampung Naga, Tasik, -kira-kira maghrib-, aku langsung pamit kepada atasanku untuk kembali ke Jakarta. Kebetulan run down acara setelahnya hanya malam keakraban. Dengan menumpang mobil salah satu teman yang juga pulang ke Jakarta, jam 11 malam akhirnya aku sampai juga ke Bogor.

Minggu pagi, aku mengumpulkan sisa-sisa tenagaku untuk bersiap pergi ke Jakarta, mengantar Atha. Alhamdulillah Allah masih mengizinkanku untuk melihat putera kebanggaanku tampil. Alhamdulillah Atha mendapatkan sertifikat finalis lomba balita sehat. Bahagianya. Insya Allah pengumuman pemenangnya akan diinformasikan pada saat seminar parenting di TMII tanggal 31 Juli besok. Sore hari kami sudah kembali ke Bogor dan kegiatan dilanjutkan dengan hunting kid set matrass untuk Atha.

Ffiuhh.. betul-betul melelahkan. At the moment i'm writing this blog, oksigen rasanya tidak naik sampai ke otak. Hehehe. Padahal minggu ini aku masih memiliki 2 event penting : acara wisuda suamiku (Rabu), dan acara defile pembukaan HUT RI di kantor (Jum'at). Maka, untuk menjaga kondisi tubuhku, aku mengajukan izin cuti 2 hari, selasa dan rabu.

Rengganis.. here i come!

Rabu, 21 Juli 2010

My Champion Pumpkins

Juts want to share Atha's another photography session. This time with pumpkins costume. It was taken when Atha attended an event sponsored by Anmum on July10th, 2010. If Atha win, Anmum will publish this photo as the cover of Parents Indonesia's Magazine. Let see.. ^_^


Nah, kalau yang ini tadinya mau didaftarkan lomba foto Balita Anmum via Fb, tapi tak pernah sempat (selain karena SPG Anmum lupa memberikan starter pack untuk mendownload foto tersebut ke web mereka).

Setiap kali mengikutsertakan Atha dalam lomba, aku tidak pernah memsang target apapun. Sungguh. Melihatnya tumbuh sehat dan berani tampil saja aku sudah amat bersyukur. Maka, ketika RSIA Hermina menetapkan Atha sebagai finalis Lomba Balita Sehat Hermina Group perwakilan Bogor, aku amat bahagia. Insya Allah minggu tanggal 25 Juli 2010 acara finalnya akan berlangsung. Do'akan kami yaa..

Selasa, 13 Juli 2010

The Opportunist..

Tulisan ini -lagi-lagi- terinspirasi oleh obrolan santaiku dengan beberapa sahabat. The opprortunist, atau orang yang selalu mencari-cari kesempatan dalam segala hal yang menguntungkan dirinya sendiri. Hanya dirinya sendiri.

Aku sendiri termasuk orang yang paling sulit berkata "tidak" pada setiap orang yang membutuhkan bantuanku. Begitu lebarnya zone of tolerance yang kumiliki hingga sulit bagiku untuk membedakan antara "menolong orang lain" atau "dimanfaatkan". Biasanya orang lain-lah yang menyadari hal itu terlebih dahulu. Tetapi pada tahap-tahap tertentu, sensitivitasku juga dapat menangkap sinyal-sinyal yang dipancarkan kaum opportunist itu.

Tidak semua orang di dunia ini baik. Lagi-lagi kalimat itu menjadi andalanku. Bukan apa-apa, terkadang diri ini kesal juga ketika mendapati niat baik dan tulus kita ternyata dimanfaatkan oleh orang lain untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Begitu kesalnya hingga terkadang ruang maaf di hati ini menjadi mendadak tertutup tak bercelah sama sekali. Tidak baik memang, karena Tuhan pun Maha Pemaaf. Namun, sungguh, untuk kasus the opportunist ini, rasa-rasanya waktu yang kuperlukan lebih banyak untuk kembali membuka ruang maaf itu.

Aku bisa menghadapi bullying, komplain, kemarahan, kemanjaan, ataupun tekanan-tekanan negatif lainnya, tapi menghadapi the opportunist sungguh merupakan tantangan yang belum dapat aku hadapi. Rasanya seperti dikhianati.

Pernah suatu masa, aku bersahabat dengan seseorang yang selalu ingin aku temani kemanapun. Dengan tulus aku tidak pernah keberatan untuk mengantarnya, bahkan menjemputnya, berapapun jauhnya jarak yang harus aku tempuh. Kalau dipikir-pikir, rasanya seperti ojek pribadi. Hal ini berlangsung cukup lama, hingga sahabatku yang lain mulai menganalisis perilakunya dan mengatakan padaku bahwa hal itu sudah kelewat batas. Dia memanfaatkan aku.

Waktu akan membuktikan kualitas seorang manusia. Benar saja, lama-kelamaan aku dapat juga merasakan gelagatnya yang mendadak merasa menajdi sahabat baik yang lazim merepotkan HANYA ketika dia memerlukan transportasi. You know what, saat dia bersenang-senang, dia membaginya dengan orang lain. Even pada pesta kelulusannya, dia tidak mengundangku.

Bukan, bukan aku perhitungan. Bukan juga soal pesta atau traktiran atau apapun itu. Namun sungguh diluar batas kesabaranku, jika seseorang memanfaatkanku. Sahabat tidak menuntut, tidak pula menelantarkan, dan tentu saja tidak datang HANYA saat dia perlu. Jelas-jelas dia tidak memikirkan kepentinganku. Berharap dia datang saat aku susah, rasanya seperti membuang garam di laut. Once kendaraanku mogok, niscaya dia mendadak merasa seperlunya denganku.

Itulah mengapa aku amat menghindari untuk menyebutkan nama ayah, instansi tempat aku bekerja sekarang, saudara-saudaraku yang berhasil, atau apapun bentuk nepotisme yang sekiranya akan membuka ruang bagi the opportunist untuk masuk dalam kehidupanku. I really want to be respected as my self, just my self. Aku bahkan begitu jijik pada mereka yang mendadak ramah dan merasa dekat denganku hanya karena aku anak bapak A, aku bekerja di instansi X, aku istri si B, aku  saudara si C, bla..bla..

Bukan berarti selalu su'udzon. Tetapi dengan meminimalisir exposure terhadap hal-hal tersebut, mudah-mudahan aku betul-betul dikelilingi oleh orang-orang yang tulus. Go Against The Opportunist!

Senin, 12 Juli 2010

Take It Easy..

Senin kelabu. Semalam, jagoanku kalah. Lagi-lagi Paul si Gurita itu benar. Tapi aku tetap berpendapat bahwa ramalannya hanya kebetulan. Lagipula, bola itu bundar. Anything could happen. Meskipun melaju ke final dengan amat meyakinkan dengan memenangkan seluruh pertandingan, akhirnya de Oranje mengalami juga kekalahan. Sayangnya, itu terjadi di malam puncak final world cup 2010. 

Di atas kertas, materi pemain Spanyol memang di atas Belanda. Dan semalam, they played it well. Meskipun tempo permainan menjadi amat membosankan (untuk kelas final world cup) dimana kedua tim sepertinya sama-sama defensif, toh Spanyol akhirnya berhasil membobol gawang Belanda di menit ke 118.

Belanda juga sama baiknya, sungguh. Hanya saja, kontrol emosi pemainnya kurang bagus. Kurang santai. Mungkin karena keinginan menjadi Juara sudah sedemikian menggebu-gebu. Mungkin juga karena ekspektasi penonton yang banyak memfavoritkan mereka sebagai Juara. Hasilnya, kartu kuning untuk pemain Belanda bertebaran.

Yeah, well.. namanya juga pertandingan, pasti ada yang kalah dan menang. Congrats to Espana. You guys deserve it. This is your first world cup, isn't? Hebat, baru kali ini menjadi finalis world cup and langsung Juara, melengkapi gelar Juara Eropa yang diraih tahun 2008. Great!

Oh Tuhan, sekarang aku sungguh mengantuk. Selesai menonton World Cup, aku langsung bersiap menuju ke kantor. Hhhoooaammm.

Jumat, 09 Juli 2010

Problem Domestik

Alhamdulillah. Jam kerja untuk minggu ini telah selesai. Saatnya menyambut weekend! Jangan lupa hari minggu dini hari besok adalah final world cup. Ah, jadi tambah semangat..

Hari ini sebetulnya aku berencana untuk bekerja setengah hari. Bibi pulang. Hanya sehari saja, tapi sungguh membuatku kelimpungan. Hari senin lalu aku baru saja memulangkan salah satu pembantuku karena perilakunya yang melampaui zone of tolerance kami (aku begitu kesal hingga malas membahasnya disini). Maka, ketika bibi mengajukan izin sehari dengan alasan yang menurutku cukup kuat -yang jika aku menolak, nuraniku akan bergejolak seolah aku telah melakukan pelanggaran HAM- aku betul-betul memutar otak supaya masalah ini tidak menimbulkan keguncangan di rumah.

Mamaku, my last resort, tidak lagi berperan sebagai last resort. Bukan karena mamaku menolak, tetapi saat bibi meminta izin pulang, mama sedang berada di Garut.

Mama mertuaku, my hero, tidak lagi berperan sebagai hero. Lagi-lagi, bukan karena mama menolak, tetapi karena posisi beliau saat ini sedang berada di Makassar.

Kakakku, ah.. dia juga sama bekerja sepertiku *coret dari daftar list*

Kakak iparku - yang semakin hari semakin cantik saja- , dia juga sama memiliki balita sepertiku. Dan aku tidak tahu apakah mba ayang sedang berada di bogor atau di Jakarta. Sebelum merepotkannya, maka aku menghubungi adikku terlebih dahulu -yang sudah biasa aku repotkan-.

Adik bungsu, Feni : "ga bisa teh, aku minggu ini lagi full". Yeah, well, adik bungsuku ini seorang Bidan. Tidak enak hati untuk memaksanya. Jangan-jangan aku merugikan pasiennya yang rata-rata merupakan wanita yang akan melahirkan. *coret dari daftar list*

Adik kedua, Irma :" Oke teh, tapi aku ga bisa lama-lama ya, soalnya aku mau urus surat kuasa untuk ambil gajiku".

Aha! permasalahan terselesaikan. Nanny dadakan pun meluncur sesuai target. Harap-harap cemas aku menunggu bibi pulang seperti yang dia janjikan : Jum'at pagi. Sebagai antisipasi, aku pun menceritakan permasalahan domestik ini pada atasanku supaya beliau memberikan izin bilama aku harus pulang setengah hari. Adikku kan tidak bisa lama-lama

Alhamdulillah, jam 1/2 11 bibi pulang. This news was so happening! Kecemasanku lega seketika. Aku pun tidak jadi pulang setengah hari. Waktu makan siang kuhabiskan di Grand Indonesia (again) sekaligus mencari kostum untuk Atha besok. Unlucky me, sepatu yang kupilih salah besar : High heels 7 cm. Mengitari mall sebesar GI cukup membuatku terpincang-pincang. 

Begitulah secuplik kisahku tentang persoalan domestik yang terkadang memusingkan. Aku dan bibi bak simbiosis mutualisme. Kami saling membutuhkan. Perannya -tidak disangka- amatlah besar. Kuceritakan masalah ini kepada temaku sesama working mom, mereka berkata : Oh, Icha.. biasa itu. Makanya, kita harus baik-baik sama bibi.

Kamis, 08 Juli 2010

Hujan dan Menulis

Hujan. Cuaca amat kelam. Cukup inspiratif untuk membuatku kembali menulis blog setelah seminggu lamanya absen. Yups, Piala Dunia itu mungkin salah satu sebabnya. Bagi seorang pecinta bola sepertiku tentu saja perhelatan olahraga terbesar di dunia ini bak oase di gurun pasir (lebay mode :on).

Tim andalanku masuk final. Yeeeaaahh! after 38 tahun, de Oranje kembali menjadi finalis world cup. Mudah-mudahan kali ini mereka berhasil mengangkat tropi world cup untuk pertama kalinya (pada tahun 1974, de Oranje kalah dari Jerman Barat, empat tahun kemudian (1978) mereka kembali menjadi runner up setelah ditundukkan Argentina).

Aku cukup surprise dengan hasil pertandingan semalam. Kupikir de Oranje akan bertemu Panser di Final. Tim Panser bermain amat cemerlang di world cup kali ini, terutama saat mengalahkan Argentina dengan skor yang amat meyakinkan :4-0. Well, tetapi ternyata Espanyola yang menang. So, sampai ketemu nanti di Final ya. Go Oranje! Me loooove Sneijder..

Waduh, hujan semakin menjadi-jadi. Ah, aku jadi teringat puteraku, Athazka, di rumah dan tiba-tiba saja ingin mendekapnya. Suara petir terkadang membuatnya takut. Tarik nafas panjang, lepaskan lalu berdo'a. He'll be fine, Insya Allah.

Oya, sabtu ini Athazka akan kembali mengikuti lomba bayi sehat dan foto kostum yang disponsori Anmum di Botani Square. Gara-gara ingin mengikuti lomba ini, aku jadi membeli Anmum essensial 3 supaya kami bisa mendapatkan golden card untuk ikut perlombaan. Lucky us, SPG anmum memberikan bonus tambahan 2 golden card hibahan dari peserta lain yang batal ikut lomba. Akhirnya Atha bisa ikut 3 kategori lomba : Foto bayi, foto kostum dan bayi sehat. Lumayan untuk seru-seruan. Seperti biasa, aku tidak mentargetkan apapun. Hingga saat ini saja aku belum tahu kostum apa yang akan digunakan Atha. I'm just so busy. Yah, kami betul-betul mengikuti perlombaan tersebut untuk fun. Tidak terlalu memaksakan. Do'akan kami ya!

Hujan mereda. Saatnya kembali bekerja.

Cheers!

Kamis, 01 Juli 2010

Happy Birthday Dear Office..

Today is my ofiice's 57th birthday!

Unlike usual, pagi ini kami memulai aktivitas perkantoran dengan berolahraga bersama, lalu dilanjutkan dengan sarapan pagi. Menyenangkan! Moment seperti inilah yang menyambung tali silaturahimku dengan rekan-rekan kerja yang berbeda penempatan. Hal lain yang ditunggu tentu saja menu sarapan. Untuk pagi ini lumayan enak.







Dear Office, Happy Birthday ya.. Semoga tetap mengemban amanat rakyat dengan baik yah.. Semoga kami bisa berkontribusi lebih baik lagi untukmu, dan untuk bangsa ini. Amiin..