Tampilkan postingan dengan label favourite. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label favourite. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Oktober 2012

Reuni B5

Minggu kemarin saya reunian sama temen-temen B5. Seru karena pada bawa suami dan anak. Time flies, perasaan baru kemarin seseruan ngobrol ngalor ngidul di kosan, tau-tau udah ada buntutnya sekarang. Yang jelas spending time sama mereka tuh selalu menyenangkan, dari dulu sampe sekarang. Even anak-anak kita pun bisa langsung akrab, padahal baru ketemu. Chemistry-nya langsung nyampe ke anak ya. Really happy! Kapan-kapan lagi yaaaa...

Gathering, minus ela and yasmin


Atha and Raka

Jumat, 05 Oktober 2012

Cooking award

Engga, saya ga menang Masterchef. Boro-boro, daftar aja engga. Saya lebih suka nonton atau ngomentarin Masterchef, hehe..

Cooking award buat saya simple aja. It is when my husband and especially my son love my cook. Taunya darimana? Saya juga ga tau, karena so far masakan sold out selalu. Entah karena cocok di lidah atau karena ga ada pilihan lain.  Hehe. Saya juga ga berusaha cari tau sih, takut kecewa ah, sampai suatu hari Atha's teacher told me that he is refusing food that is served by the school. Atha always said like this in the school:

"Atha mau sayur mama", or

"Atha mau tahu bikinan mama", or

" Atha mau makanan mama", or

"Atha mau makan di rumah aja", or

"Mama cepet sembuh ya, kalau mama sembuh nanti mama masakin Atha ya", or yang paling hits adalah..

"Mama Atha hebat, masakan mama Atha enak"

Itu yah hati saya seneng banget diceritain begitu. GR berat nih. Tolong bantu tangkepin hidung saya dong..

Rasaya terbayar deh capeknya masak. Ga usah menang masterchef deh, asalkan Atha habiskan makanannya, buat saya itu udah cukup banget.

Pasca tumbang kemarin husband minta saya untuk menurunkan standar saya. Ga usah ideal-ideal amat lah. Oke, saya setuju, but not in cooking. Saya mau memastikan asupan gizi anak saya terpenuhi dengan baik, meskipun itu berarti lebih melelahkan. But I tell you, when Atha said so, I feel like.. "hey, I made it!".

-sorry narsis-

Selasa, 24 April 2012

3rd Birthday

This baby, who was born on April 24th 2009,

Athazka, 30 minutes after born

Is now officially a kid..

Athazka, posed infront of his masterpiece (coretan tembok)

Happy Birthday Athazka,
3 years alerady.. time does flies, doesn't?

Mommy loves you so much..
I wish you nothing but your health and happiness..

Be a sholeh person ya nak,
and make me proud of you just like you always do..

Senin, 23 April 2012

A story close to mine..

I've just finished reading this book ..


Antalogi Rasa by Ika Natassa


Ya, rencana 'menu' buku mingguan kami memang sudah mulai jalan. Those book is one of our books-to-read this week selain : Notes from Qatar (Muhammad Assad), Negeri 5 Menara (A.Fuadi), Mendidik Anak cara Rasulullah (.. lupa).


Menghabiskan wiken yang suntuk, saya memilih buku Ika Natassa sebagai buku pertama yang saya baca dengan harapan buku tersebut ringan, lucu dan meghibur. Apa yang saya dapatkan ternyata lebih dari itu. Ada bagian dari diri saya yang merasa sedang membaca kisah hidup saya sendiri. Well, tidak terlalu mirip sih, tapi ada bagian-bagian yang saya merasa 'saya banget', from Keara's side ya. Not the guys.


Oh yeah, saya sedikit banyak tau perasaan Keara tentang bagaimana mencintai orang -cenderung sahabat sendiri- secara diam-diam, while ada orang lain -cenderung sahabat juga- yang justu selalu ada disaat saya butuh dan rela jadi sangsak keluh kesah cinta sepihak saya.


Saya juga tau, bagaimana rasanya jatuh cinta dengan orang yang tipenya bukan-gue-banget but at the same times I feel so much alike with him. Saya tau gimana rasanya jatuh cinta tanpa tau alasannya kenapa sama dia. Kenapa ga sama orang lain yang jelas-jelas will do anything for me. 

Sampai disitu, saya merasa mirip. Apalagi si Keara ini juga diceritakan sebagai bankers which is also profesi saya sekarang. Tapi gaya hidup saya tentu beda seratus delapan puluh derajat dengan Keara. Saya bukan lulusan Stern, meski GPA kami sama. And I hate night-life. I don't drunk and I don't adopt free sex.


Cerita saya tidak sedramatis itu but, I married my Ruly. Hehe. For those who want to know how's Keara feels if she finally got him, you can ask me. Hehe. And I my self would answer that..  it's biasa-biasa saja. Yes, I win him, then what? my life just run as it used to. At first when he proposed me on bended knee, yes i cried. I cried remembering how long I've been waiting for this. But, that's it. At the end, I encounter my marriage life as any other couples do. Do I happy? Of course, though ternyata.. dia ga segitu perfectnya. Hahaha.


Life must go on. Apapun yang terjadi di hidup kita, we have to pick our own happiness. Saya tidak tahu mana ending yang lebih happy, Keara atau saya. Karena pada akhirnya kebahagiaan itu bukan tentang orang lain, tapi tentang kita dan bagaimana kita menyikapi hidup ini. It's in within.


For now, saya hanya ingin mensyukuri apa yang saya miliki sekarang dan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi setiap harinya. I mean it..

Bukunya menghibur, Thanks mba Ika Natassa..

Kamis, 19 April 2012

Kerja dimana?

Pertanyaan ini sering saya jumpai, ehm.. sering banget malahan. Pas ketemu orang baru di arisan, pas reuni, pas kumpul keluarga, di kereta, di toko jam, toko baju.. ehmm.. kayaknya di hampir semua event yang percakapannya dimulai dengan pertanyaan basa-basi. Standar banget kan pertanyaannya.

Jawaban saya sendiri macam-macam. No, no, bukan bohong. Cuma, saya biasanya menyesuaikan jawaban saya dengan lawan bicara saya. Kalau perlu jawaban yang detail, ya dijawab detail. Kalo perlu kartu nama sekalian. Tapi kalo sama orang yang bener-bener asing, saya cuma jawab "di Thamrin". Standar banget, secara di sepanjang Jl.Thamrin yang namanya perkantoran ada berapa coba? hahaha..

Bukan ga ada sebab saya pilih-pilih jawaban. Saya suka agak risih sama komentar atau reaksi orang kalo saya bilang saya kerja di instansi saya sekarang. Reaksi yang pernah saya jumpai diantaranya :

1.Nyeletuk, 'wah enak ya, banyak uang'.

Gubrak. Ya emang sih, kewenangan pengelolaan dan pengedaran uang rupiah masih diamanatkan ke instansi saya, Tapi itu kan uang negara pak, bu, mas, mbak. Gara-gara ini pula kalo saya bilang kerja dimana, ekspektasi dan persepsi orang langsung beda. Paling pengaruh tuh kalo saya lagi tawar menawar di tanah abang. Begitu tau saya kerja dimana, harga susah turunnya. Ah sebel. Saya kan mau diskon juga. Oiya, sama kalo lagi menghadapi pengemis/pengamen waktu naik metromini. Ga segan-segan mereka menuduh saya pelit atau dengan kerasnya ngucapin 'astagfirullah' di telinga kalo saya ngasih uang sedikit apalagi ga ngasih sama sekali. Kesannya jadi gimana gitu. Padahal, kadang-kadang saya ga mau ngasih itu karena ga suka sama cara-caranya. Ya peralat anak lah, ya ancam-ancam lah. Teorinya, kalo dikasih kan sama aja dukung mreka pake cara-cara itu.  Errr. Serba salah ya. Just let it be..


2. Mikir, 'keren banget, gimana cara lolosnya sih?'.

Bukan GR, tapi bukan sekali dua kali saya dimintain sharing tentang pengalaman saya masuk sini. Kalo personal sih gapapa. Lewat email gitu. Lah, kalo di kereta tiba-tiba ditanyain gitu kan jadinya kuliah umum. Malu. Soalnya saya sendiri merasanya biasa-biasa aja. Kan rejeki semuanya Allah yang ngatur.

3. Komentar, 'Oh kamu anak Bapak X yang kerja di instansi itu ya?', atau " menantunya bu Y yang di  instansi itu?'
Ehmm, risih ga sih kalo yang diinget orang itu adalah instansi dimana kita kerja daripada kita sendiri? Saya sih risih.

4. Tiba-tiba nanya tentang kebijakan perbankan atau moneter plus numpahin uneg-uneg kenapa KPR mahal banget.

Kalo dikasih pertanyaan tembakan ini sih saya sebisa mungkin menjelaskan sebatas pengetahuan saya. Kalo memang ga tau, saya bilang ga tau. Daripada ngarang, trus salah dan yang tercoreng malah instansi saya. Meski begitu, saya kadang sebel juga kalo diceletukin, 'masa kamu ga tau?'. Rasanya pengen bilang, "asal lo tau ya,  di kantor gw itu satuan kerjanya kan banyak dan kita masing-masing udah ada spesialisasinya!". Tapi tentu bunuh diri namanya kalo saya sampai benar-benar mengumpat. Akhirnya sih yang keluar adalah cuma senyum kecut dan kata maaf yang sopan. Habis gimana lagi coba, nyerah deh saya kalo sampe diminta urusin masalah KPR yang spread rate-nya udah kebangetan dibanding BI-rate. Bukan cuma bapak aja yang punya KPR pak, saya juga. Sama pak, uneg-uneg kita. *sigh*

5. Komentar, " kerja di instansi itu kok masih naik kereta/bus?"

Believe me, masih ada loh yang iseng komentar gitu. Ini mungkin terkait sama alasan No.1 di atas ya. Biasanya, saking malesnya nanggepin, saya kalo dikomentarin begini akan acuh ga acuh. Bodo amat. No reply. Ih ga tau apa ya, di New York, Paris, Tokyo dan semua negara maju, orang naik public transportation itu biasa banget.

So, karena alasan-alasan yang tadi itu, sekarang saya lebih suka memperkenalkan diri saya sama orang yang masih asing sebagai Icha, Saya istrinya Yosi Tapjani, mamanya Atha, anaknya Pak dede, menantunya Pak sukiryo. Kerjanya di Jakarta. Jakartanya mana? Thamrin. Thamrinnya mana? Jakarta. Pusing deh. Hahaha..

Selasa, 17 April 2012

Buku, jendela dunia

Waktu seminar parenting long wiken lalu pembicaranya berkata bahwa salah satu ciri-ciri keluarga muslim sejati adalah banyaknya buku di rumah itu. Kenapa? karena buku adalah jendela ilmu, jendela dunia.  

Plak, rasanya seperti ditampar. Iya, meskipun saya gemar membaca, tapi saya jarang sekali mengoleksi buku. Biasanya cuma pinjam.  Lagipula, kadar hobi membaca saya ini dibandingkan seluruh anggota keluarga saya, bisa dibilang paling minim. Abal-abal.

Maka, ketika ditanya ada berapakah koleksi buku di rumah saya? seratus, dua ratus? Saya hanya bisa diam. Lalu saya berpikir, ada benarnya juga pembicara ini. Bagaimanapun, agama dan ilmu pengetahuan adalah hal yang saling berkaitan. Bagaimana mau mendidik seorang muslim yang tangguh jika tidak berbekal dua hal tadi. Untuk membekali anak-anak saya dengan ilmu, sekolah saja tidak cukup. Ilmu juga berkaitan dengan wawasan, dan ini bisa diusahakan salah satunya dengan menyediakan media membaca yang cukup. Syukur jika anak-anak memiliki minat baca seperti keluarga saya.

Then, saya berdikusi dengan suami saya. Husband setuju untuk mulai menumbukan minat baca di keluarga kami sejak dini. Sebagai pilot project, kami  membeli banyak buku-buku bagus untuk 'menu' mingguan. Hasilnya? Alhamdulillah! Selain menambah wawasan, buku juga bisa menjadi sarana terapi untuk mengurangi ketegangan-ketegangan kecil saya dan husband yang umumnya disebabkan kondisi emosi yang tidak stabil. In short, ada pelampiasan lah. Saya tidak menyangka suami saya juga hobi membaca.

Dengan keterbatasan waktu yang ada, kapankah waktu yang tepat untuk membaca? Pagi, saya sudah sibuk memasak, siang bekerja, dan malam memasak serta mendongeng. Lalu tiba-tiba muncul ide, bagaimana jika di KRL? waktu yang selama ini saya habiskan untuk browsing, chatting dan blogwalking dialihkan sedikit untuk membaca. It works.  Jadi sejak minggu lalu, ritual kami sekarang setiap hari adalah naik KRL yang jadwalnya lebih pagi (otomatis lebih renggang sedikit jejalan manusianya) supaya bisa membaca buku sambil berdiri. Lumayan. Selain menghibur dan menambah wawasan, membaca buku juga mengurangi rasa jengkel karena lamanya perjalanan.

Jadi apa saja 'menu' buku kami minggu ini? Ini dia..

Author : Hanum Salsabilla Rais&Rangga Almahendra


Author : BJ Habibie
(kami memilih yang english version untuk latihan bahasa inggris)


Author : sita karina


Author : Rei Kimura

Author : Dahlan Iskan

Sementara itu dulu buku yang kami miliki sebagai permulaan. Buku-buku yang ringan karena minat membaca kami juga tidak segitunya. Alhamdulillah, saya sudah menyelesaikan 4 dari 5 (kecuali buku Habibie dan Ainun), husband juga sama (saya memang tidak merekomendasikannya untuk membaca buku sita karina,hehe).

Ke depan, mudah-mudahan resolusi 'menu' buku mingguan kami bisa bertambah dan teralisasi secara konsisten. Bagaimanapun kami ingin Atha bisa mencintai buku, lebih dari orangtuanya.

Membacalah nak, karena buku adalah jendela dunia..
Membacalah nak, dan taklukan dunia dengan wawasanmu..

Oya, mungkin kapan-kapan saya akan tulis resensi dari buku-buku yang menarik yang saya baca disini..

Senin, 12 Maret 2012

Jogja : never ending love

Saya masih dalam pengaruh sindrom pulang dari Jogja, jadi masih kebayang kota yang selalu bikin saya kangen. Slogan Jogja sendiri adalah "Never Ending Asia". It's true. Ciri khas kota ini masih ada, dan tetap sama seperti 11 tahun yang lalu saya pertama kali menginjakkan kaki saya disini : Hospitality.

Buat saya, Jogja is more than never ending asia. It's never ending love. Ya, saya selalu dan selalu jatuh cinta dengan kota ini, bahkan pada saat saya berpikir it's no more Jogja without my friends. Saya masih ingat betapa berat hati ini untuk dinas ke sana minggu lalu. Rasanya ingin skip cepat-cepat. Pertama, mayoritas teman-teman kerja di Jakarta (saya sudah tanya temen-temen di grup bbm FE UGM dan B5, mereka mayoritas kerja di jakarta dan sedang tidak ada tugas ke Jogja). Kedua, acara dinas kemarin itu sesungguhnya ditujukan kepada pegawai yang jabatannya 3 level di atas saya, dengan kata lain selisih usia saya dengan peserta lain kira-kira 20 tahun. Kira-kira, ngobrol apa ya saya dengan bapak/ibu pejabat itu? kalau saya salah ngomong atau tidak bisa jaga sikap gimana ya?

Tapi, ternyata kejadiannya sama sekali tidak seperti yang saya bayangkan. Bapak/Ibu pejabat itu baik-baik semua. Alhamdulillah saya tidak menemui kesulitan komunikasi yang berarti. Materinya cukup bisa saya ikuti. Dan, - ini yang paling matter- saya masih punya teman lama yang sebetulnya sudah jarang berkomunikasi, tapi dia antusias untuk menemani saya kemana-mana. Namanya mba Nisa. Kami 'hanya' kenal sebulan waktu sama-sama kursus toefl di LIA Jogja tahun 2006. Tapi berkat Fb saya punya bbm contactnya dan kami pun janjian ketemuan. Saya awalnya ragu, karena sudah lama sekali tidak bertemu, tapi mba Nisa malah seru, langsung meng-iyakan dan datang sore itu juga. So nice..

Berkat Mba Nisa, saya jadi bisa bernostalgia ke nasi goreng sapi kotabaru, Parsley Jalan kaliurang, Ayam Bakar Pak Thok, Gudeg Bu Hj.Achmad, dan Jalan-jalan ke FE UGM (termasuk ke Magister Sains-nya), dan Mesjid Kampus. Bisa dibilang semua wish list saya terpenuhi kemarin itu (kecuali rencana ketemu dosen untuk minta surat rekomendasi untuk apply scholarship. Tidak sempat karena jadwal kursus yang padat,  baru selesai jam 1/2 6 sore).

Ah senang. Word of thanks is never enough for her. Saya bahkan sampai menginap semalam di rumahnya pada hari terakhir. Makasih ya Mba.

Dan, seperti biasa, menjelang pulang ada terbesit rasa 'kehilangan' di hati saya. Iya, saya sepertinya jatuh cinta betul dengan Jogja sehingga rasanya ingin pensiun disini suatu hari nanti.  I mean it. Dari dulu sampai sekarang, bagi saya hanya ada 2 kota di Indonesia yang saya sangat pertimbangkan untuk saya tinggali : Bogor dan Jogja. Bogor adalah kota kelahiran saya, sedangkan Jogja adalah kota dimana my very important milestone is been made.

So Jogja,  when will I see you again?

Rabu, 25 Januari 2012

Payment day, yippie!

Untuk seorang pegawai kantoran seperti saya, tanggal 25 itu.... sesuatu banget.. hehe..


Meskipun kenyataannya kadang hanya numpang lewat, tetap saja saya suka euforia setiap tanggal 25. Rasanya seperti kaya mendadak :)

Happy payment day! Use your money wisely *looks who's talking, hehe*

Jumat, 30 Desember 2011

Menuju 2012

Beberapa jam lagi kita kan akan memasuki 2012. Well, seperti halnya orang lain dalam menyambut tahun baru, saya pun mulai mereview apa saja yang sudah saya lewati di tahun 2011. Kenapa perlu direview? supaya ketika membuat resolusi tahun 2012 saya tidak salah langkah.

2011 as a surprising year

Saya memberi tema tahun 2011 secara keseluruhan yaitu 'surprising'. Tahun 2011 memang penuh kejutan bagi saya. Resolusi saya sendiri di tahun 2011 lalu tidak lagi penuh target-target yang sophisticated. Kebanyakan malahan merupakan proyek 'beres-beres' dari apa yang telah tercapai di tahun 2010. Alhamdulillah, the ultimate goal as little family, which is owning a house and car is been accomplished in 2010. Tapi, konsekuensinya pasti masih berlanjut di tahun 2011. Punya rumah berarti juga mulai memikirkan untuk membeli perabotan dan segala printilannya kan? Dan ternyata, perintilannya itu banyak sekali bahkan never ending kalau tidak dibatasi dengan kesadaran akan kondisi keuangan. Tapi saya senang, sekarang rumah saya sekarang sudah mulai menyerupai 'rumah'. Ruang tamu kami tidak lagi beralaskan tikar lampit, tapi sofa sederhana yang nyaman. Ruang makan kami tidak lagi bernuansa lesehan, tapi sudah dilengkapi dengan meja makan. Taman di depan dan samping rumah saya tidak lagi ditumbuhi rumput liar yang tidak beraturan, tapi sudah mulai ditata dan ditanami tanaman hias yang lebih baik. Insya Alloh, kami sekarang sudah bisa menjamu tamu dengan lebih layak. Alhamdulillah. 

Oya, di tahun 2011 STNK mobil pertama atas nama saya keluar. Senang dan terharu. Meskipun ini bukan mobil pertama yang saya beli, tapi melihat nama saya yang tertera di stnk rasanya luar biasa (I used to see my mom and dad's name on it). Beruntungkah? Not really. Saya membeli mobil itu dengan cicilan 3 tahun. so, it's still 2 years to go. Semangaaattt...

Hal yang tidak disangka-sangka terjadi di tahun 2011 adalah 'hadiah' kursus dan liburan ke Eropa di bulan Oktober. Ketika saya bekerja, saya tidak pernah menghitung-hitung reward yang saya peroleh lalu dibanding-bandingkan dengan usaha saya. Bukan sok idealis, tetapi dapat menjadi seorang central banker bagi saya sudah melebihi daripada apa yang saya inginkan. I'm trying to do my best for this. Setelah 4 tahun bekerja, kantor saya menugaskan saya kursus ke eropa, tepat di kota impian saya, Paris.The best thing is,  suami saya bisa ikut menemani, dan akhirnya kami pun keliling eropa. The next best thing is tema kursusnya merupakan major kuliah saya, jadi selama kursus saya tidak merasa terbebani. The second best thing adalah support yang luar biasa dari orangtua dan mertua, fisik dan mental. Alhamdulillah..

Bagi saya, kejutan tadi sudah lebih dari cukup, Tapi Alloh masih punya kejutan lain untuk saya. Hari ini, on the last day on 2011, saya diusulkan untuk memperoleh the highest point on performance appraisal(setidaknya di satuan kerja saya). Terharu? sudah pasti. If you are a working mom, then you will understand what it mean to me. Saya bekerja dengan separuh baterai, karena separuhnya lagi saya optimalkan untuk keluarga saya. Saya tidak pernah berharap muluk karena toh bagi saya keluarga saya adalah stakeholder saya yang utama. Bayangkan tenaga separuh baterai itulah yang akhirnya dihargai dengan the highest point.  I don't mind if I finally got it 2 years later than my peer, it's just Finally! Sekarang grafik performance appraisal saya dan suami bisa linear dan positif. Kebetulan, suami saya tahun ini juga direkomendasikan untuk memperoleh point tertinggi dalam penilaian kinerja di kantornya. Bahagia ya. Mudah-mudahan bisa terus dipertahankan. Amin.

Athazka's milestone
2011 merupakan tahun dimana perkembangan Athazka mengalami peningkatan yang signifikan. It was when he celebrated his 2th Birthday with his family and friends. It's was when he entered his first step to school. It was when he won his first championship. It's definetely his year. Here are the hight light

Dari segi kognitif, Athazka sudah bisa :
-  Menghitung 1 s.d 10
- Mengenal warna : merah, kuning, hijau, biru, putih, hitam, pink, ungu, cokelat. Sudah tau fungsi lampu merah di jalan (merah tandanya berhenti, hijau jalan, kuning hati-hati).
- Mengenal orang-orang di sekelilingnya.
- Mengenal huruf-huruf hijaiyah
- Membaca doa sebelum makan dan sebelum tidur dengan fasih, dan do'a sesudah makan dan bangun tidur dengan terbata-bata.
- Bernyanyi, hampir semua lagu anak-anak. tapi favoritnya adalah lagu thomas and friends.
- Mengenal semua tokoh-tokoh dalam film kartun dan cerita dongeng. Film yang Atha tonton antara lain : Shaun the Sheep, Timmy Time, Dora the Explorer, Pororo, Si Bolang, Baby Einstein, Bobby Bola, Belajar bersama Diva (seri membaca huruf hijaiyah dan  berdo'a), dan tentu saja Thomas and Friends.
- Mengenal konsep apa dan mengapa. Disinilah yang paling menantang karena saya dan suami harus menggunakan standar yang sama dengan standar nilai-nilai yang diterapkan pada Atha karena Atha belum bisa mengenal konsep eksepsi.
- - Mengenal konsep kiri dan kanan

Dari sisi kemampuan adaptasi dan sosialisasi :
- Atha sudah bisa membaur dengan teman-temannya, di rumah, di sekolah, maupun di rumah saudara.
- Alhamdulillah tidak pernah melempar dan memukul temannya, tetapi jika dipukul balik membalas dengan lebih galak.
- Jika disapa 'asslamu'alaikum?' akan menjawab 'wa'alaikum salam' (dengan kemampuan verbal yang belum sempurna).
- Jika hendak menyuruh mengucapkan 'tolong' terlebih dahulu (meskipun sering lupa juga). Jika dimintakan tolong, akan menuruti perintah.
- Jika membuat kesalahan seperti menginjak kaki, menabrak, memecahkan gelas, akan mengucapkan "maaf ya" secara spontan.
- Jika diberi hadiah/oleh-oleh akan mengucapkan 'terima kasih' secara spontan. Jika memberi hadiah lalu diucapkan terima kasih, akan menjawab 'sama-sama' secara spontan.
- Saya baru saja mengganti pengasuhnya, dan tidak ada kesulitan yang berarti dalam adaptasi dengan pengasuh pengganti. He's fine.

Dari sisi perkembangan fisik/motorik :
- Berat badan hampir 16 kg
- Sudah bisa menggunakan sepeda roda dua (dengan bantuan ban kecil-kecil di roda belakang).
- Sudah bisa berjalan dan berlari dengan seimbang
- Sudah bisa makan sendiri
- Sudah bisa menggosok gigi sendiri (meskipun bagian atasnya terlewat)
- Sedang belajar mandi sendiri
- Sedang belajar buang air kecil dan membersihkannya sendiri
- Sudah bisa menempel kertas di buku warna
- Sedang belajar main puzzle dan lego
- dsb


Alhamdulillah, Athazka perkembangannya on track. Tapi bukan berarti sempurna ya. Tentu Athazka pun memiliki kelemahan, tetapi sebagai ibu yang positif, mengapa saya tidak memulai dari apa yang sudah Atha capai daripada yang belum? PR saya sebagai seorang Ibu tentu tidak akan pernah berhenti. And I'm looking forward to see his another milestone, and of course, its challange..

2011 akan segera berakhir. Tiba saatnya saya menapaki lembaran baru. Resolusi baru, tantangan baru, dan harapan baru. Saya tidak akan berhenti bermimpi. Tema besar hidup saya adalah bersyukur dan bersabar. Syukur bukan berarti menerima begitu saja apa yang sudah diberikan Alloh kepada saya, tetapi berusaha memahami tujuan Alloh memberikan karunia-Nya kepada saya. Syukur, adalah mengoptimalkan anugerah Alloh untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk menjadi manusia yang terbaik, sukses saja tidak cukup, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya? Mari kita konsepkan sebagai proposal resolusi di tahun 2012. Yang jelas saya ingin menggeser  pencapaian-pencapaian pribadi saya menjadi kontribusi yang lebih bernilai.

Sedangkan sabar, bukan berarti mengalah. Sabar adalah tekun, cermat dan berhati-hati dalam menghadapi permasalahan hidup. Saya harus bisa memilah-milah masalah mana yang perlu ditanggapi mana yang cukup mengetahui. Saya harus lebih bijaksana dalam memecahkan persoalan dan menjadi lebih toleran tanpa perlu mengorbankan value yang saya yakini. Bagaimana caranya? mari kita konsepkan lagi di proposal resolusi 2012.

Anyway, di penghujung tulisan ini, saya ingin mengucapkan Alhamdulillah for the surprising 2011, and welcome to 2012. Bismillahirrohmanirrohiim.

Selasa, 20 Desember 2011

Juara 1..

Lomba menangkap ikan mas..

Ini kemenangan Atha yang pertama. Congratulation dear!


Who can resist this kid smile and laugh?

Jumat, 25 November 2011

Athazka at the present

Rasanya sudah lama ya saya tidak mengupdate kabar Athazka di blog ini. Alhamdulillah perkembangan Athazka on track, agak kuat di permainan logika dan kata-kata, tapi masih lemah di kontrol emosi alias masih suka bad mood. 

Above all, I'm just so thankful to have this kid in my life. Saya senang karena setiap pulang kantor selalu ada yang menunggu di rumah dengan penuh harap, saya senang meski pas sampai rumah selalu dibuntuti kemana-mana (even ke kamar mandi), saya senang meski dalam kantuk tetap harus mendongeng sebagai pengantar tidur bocah lucu ini (yang kadang suka protes kalau dongeng saya ga nyambung atau ga logis menurut dia), saya senang karena sekarang saya semakin yakin dan semangat untuk selalu menjadi orang yang lebih baik setiap harinya (because I know that now I have the smartest follower and auditor)..

You really change me, son. I love you so..


Athazka sekarang..

Be a good son, Athazka and good things will come to you..

PS : Hari ini Athazka juara 1 lomba menangkap ikan di sekolahnya. Selamat ya sayang.. 

Selasa, 22 November 2011

Europe Trip : Rome (Finish)

ROME (29 s.d 30 Oktober 2011)

Horray.. sampai juga ke jadwal menuju Roma, Italia. Excited tapi ada sedihnya juga, karena saya sudah kerasan di Paris (halah). Ga terasa sudah 8 hari saya di Eropa.

Kursus terakhir di Paris selesai tanggal 28 Oktober 2011 jam 14.30 waktu setempat. Saya langsung ke hotel menyelesaikan pembayaran sambil check out. Husband sendiri sudah berangkat shalat Jum'at di Mesjid Agung Paris. Saya sebenarnya ingin banget ikut nemenin, ingin merasakan atmosfer sholat di kota yang sekuler ini. Tapi apa daya, pas masuk waktu dzuhur kursusnya belum selesai.

Oya, shalat Jum'at disini lama loh, 2 jam (mulai 13.30 selesai 15.30). Saya sampe bingung mau ngapain ya di hotel ini nungguin husband (kita udah sepakat bahwa kalau ada salah satu pihak yang sampe di hotel duluan, ga boleh kemana-mana karena kamar udah di chek out and luggage dititip di lobi hotel). Akhirnya saya internetan (dengan frustasi, karena keyboard mereka beda sama kita). Ga lama kemudian husband datang and kita say good bye deh sama Paris.. hiks, really gonna miss you..

Karena beratnya luggage (yang udah penuh sama oleh-oleh sampai hampir meledak), kita putuskan naik taksi. Taksi di Paris fancy banget. Hampir semua mobil mewah jadi taksi (BMW, Mercy, Audi, you name it) tapi kerennya, semua pake argo yang sama. Jadi mau naik taksi mercy atau fiat, tarifnya sama. Asik, kesempatan nyoba mobil mewah nih. Selama ini kan saya selalu naik metro atau jalan kaki. Nah, pas naik taksi saya baru ngeh kalau ternyata jalan raya di Paris itu seperti ini..

Jalan raya sama pelataran mall sama bersihnya..


Sempet lewat Eglise de la Madeleine

Saya naik kereta ke Roma dari stasiun Paris Bercy. Dari hotel sekitar 20 menit. Rutenya menyusuri Seine. Sampai di Paris Bercy, sempat celingukan ga karuan karena ternyata stasiunnya kecil dan ga terlalu bersih. Banyak banget orang lalu lalang, tapi minim informasi. Setelah berhasil nuker tiket online, saya masuk ruang tunggu di lantai 2 (padahal peron di lantai 1, aneh ya). Alhamdulillah pas lagi nunggu itu ketemu sama seorang madam perancis yang baiiiik banget. Dia dulunya kerja di PBB, jadi bahasa inggrisnya oke. Ternyata kita sama-sama mau ke Roma. Waah.. kebetulan banget. Si madam ternyata orang yang sangat well prepare dan keibuan. Saya langsung ditutor tentang sikon di Roma dan peta-petanya. Beliau pokoknya mau mastiin kalau saya ga akan nyasar. Baik banget deh. Oya, dari beliau inilah saya akhirnya ngerti kenapa stasiun rame banget. Ternyata orang-orang eropa pada mau celebrating haloween. Jadi, dari sabtu sampai selasa itu libur. Panteeessss...

Hokeh, sampailah kita ke waktunya boarding masuk kereta. Oya, saya naik Rail Italia. Kesan pertama waktu liat keretanya : ya ampun, serius nih yang ini? hahaha. Ternyata, keretanya sangat-sangat under expectation. Saya mikirnya semacam Thalys (yang saya pakai dari Amterdam ke Brussels), ternyata.. hmm.. kayaknya kalau dibandingin sama kereta Argo kita, masih bagusan Argo deh.

Oya, jarak perjalanan Paris-Rome sekitar 15 jam. Jadwalnya berangkat jam 19.00 sampai roma jam 10.15. Kereta kita sendiri sering disebut sleeper, karena memang didesain seperti kamar-kamar dalam gerbong. Jadi selama perjalanan menuju rome itu, penumpang bisa tidur selonjoran. Tapi jangan bayangin kemewahan ya. Boro-boro deh. Satu kamar itu ber-6 orang, dan ga ada bagasi. Alhasil tempatnya jadi sempit banget. The bright side-nya (teteup ya ada bright side, so Indonesians *grin*), saya dan suami dapet tempat tidur yang lower alias di bawah. Jadi ga perlu naik-naik tangga segala untuk, misalnya, ke toilet atau sekedar jalan-jalan. Saya sharing kamar ini dengan 2 couple yang mau haloweenan di Rome, satu asal Perancis, satunya asal Australia. Kita semua keketawaan karena ga ada satu pun dari enam orang ini yang pernah naik kereta ini, dan kita sepakat bahwa it's just so underexpectation. Meski begitu, 6 penumpang yang rada kecewa ini tetep pada tidur nyenyak tuh selama perjalanan. Hahaha.

Kamar-kamar dalam gerbong.

Ini dia kamar kita.
Itu satu sisi dari 3 tempat tidur dalam 1 kamar. Yap, sandaran kursi bawah itu bisa diangkat and jadi deh tempat tidur di tengah.

kebayang ga sih  kalau dapet tempat tidur paling atas. Sempit dan repot ga sih?

Setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya sampai juga di stasiun Termini. Ngaret sejam dari jadwal, tapi semua penumpang pada maklum. Di eropa sana, 'Italian time' udah jadi semacam jargon 'jam karet' di Indonesia. Oya, stasiun Stasiun Termini tu ternyata, mirip-mirip aja sih sama stasiun Gambir, cuma dalam versi yang kira-kira 2 level lebih baik lah (masih mungkin banget kalau mau dikejar). Kenapa saya bandinginnya sama Gambir? karena kalau dibanding sama Amsterdam Centraal atau Brussel Midi agak jauh bedanya :)

Subway di Roma cuma ada 2 line, A (line merah) dan B (line Biru). Kondisinya juga ga se-oke Paris. Tapi harganya juga jauh sih. Kalau di Paris kita bayar 1,7 Euro sekali jalan naik subway, ini cuma 1 Euro dan bisa dipake  untuk naik semua Public transportation di Roma (subway, bus, dll) selama 75 menit.  Pas liat line metro yang cuma 2 itu, I thought it will be much easier to understand rome. Ternyata engga, dan malahan keberuntungan kita sepertinya udah rontok semenjak naik kereta yang underexpectation. We had a serious language problem with italianos *big grin*. Jadilah tema Roma kita kali ini adalah nyasar. Bener ya hidup itu up and down. Hahahaha..

Anyway, setelah susah payah, akhirnya saya dan husband berhasil menemukan rute terdekat menuju hotel. Oya, kami menginap di Sheraton Roma. Sengaja hotel bintang 5-nya ditaruh di akhir itenerary karena at that time saya perkirakan kondisi fisik udah capek banget dan pasti pingin menghabiskan malam terakhir di eropa dengan sempurna. Menuju sheraton sendiri agak ribet karena letaknya agak di pinggir roma. Kita naik metro dari termini dan turun di Eur Magliana. Apesnya, pake acara naik turun tangga subway! Padahal kan luggage berat banget nget nget (waktu di Paris aja kita bela-belain naik taksi). Beneran deh, saat itu kita ngerasa kalo Dewi Fortuna lagi bete sama kita..
Metro di Italia, penuh coretan. hiks.

Dengan penuh peluh (suhu italia tu hangat untuk ukuran eropa, kayak bandung gitu), sampailah saya di hotel. Setelah dari tadi merasa keberuntungan kita hilang, tau-tau pas check in, kita dapet surprise : kamar di upgrade! horay..horay..! hilang deh kebete-an gara-gara nyasar dan geret-geret luggage yang berat. Yap, we are easy to pleased people :)
 

Di upgrade ke starwood preffered guest room :)


Nyaman banget.. Alhamdulillah..

Sampai hotel, cepet-cepet bebersih (buang sial yang masih kesisa dari kereta, hehehe), trus naik bus hotel menuju kota. kira-kira 20 menit-an lah. Targetnya mau ke Colosseum, Vatikan sama makan pizza. That's it. Kita berangkat jam 14.00 dari hotel and rencana balik dari kota jam 20.30.

Ini dia suasana kota Roma dari kursi depan bus..


 
Jalanan di roma lebaaar..

Modal wajib di roma : Peta!

Serunya di Roma, cuacanya ga dingin seperti Paris apalagi Amterdam, wardrobe pun jadi lebih simpel (bye bye coat, glove, and boots)  Suasananya juga enak banget, lebih berasa 'masa kini' dibanding negara-negara sebelumnya. Di Roma ini pengunjungnya banyaaakk banget. Jadi inget cerita madam perancis tempo hari, kalau roma itu adalah salah satu tempat suci umat kristiani. Ga heran banyak wisatawan rohani juga disini. Mungkin kalau mau dibandingin, seperti Mekkah pas ibadah umroh ya. Penuh kan..

Sampai kota, mulai deh saya dan husband menjelajah ngutak ngatik Peta menuju Colosseum. Jalan kaki aja karena kita niat banget sekalian cari restoran Pizza. Alhamdulillah ketemu satu resto yang feelnya 'italia' banget. Langsung deh melipir, pesen pizza. Pas pesen menu itu, pelayannya liat saya pake kerudung dan dia langsung pilihin menu yang halal. Terharuuu banget deh rasanya. Bahasa di menu itu semuanya italia, potensial banget saya salah menu kan. Oya, selama di roma ini memang jarang banget saya melihat perempuan yang kerudungan, jadi sekalinya ada, tatapan orang-orang langsung aneh. Kerasa banget. Tapi instead of merasa terintimidasi, saya malah merasa amat tertolong dengan kerudung saya. It explain my identity, dan ini terbukti pas di Restoran Pizza itu. Alhamdulillah..

Modal jalan kaki

Bangunan tua seperti ini banyak di Roma..


Pizza yang asli..

Rasanya ga ada duanya. Serius enak banget nget nget.. (faktor laper juga)

Restorannya Italia banget :)

Setelah kenyang makan, kita lanjut lagi ke Colosseum. Setelah 15 menitan jalan kaki, akhirnya ketemu juga deh komplek bangunan kuno yang diujungnya ada Colosseum. Namanya Piazza del campidoglia a Roma. Bangunan ini umurnya jauh lebih tua dari bangunan-bangunan yang ada di Paris. Mungkin salah satu situs peninggalan peradaban manusia yang tertua. Saya aja merinding loh melihatnya.  Keingetan film-film Helen of Troy, atau Gladiator deh..


Naik tangga menuju Piazza del Campidoglio a Roma


Replica of the equestrian statue of Marcus Aurelius 

Peninggalan zaman romawi kuno.

Bikin merinding. Saya generasi ke berapa dari pendiri bangunan ini coba?

Dulunya ini desa, sekarang tinggal puing-puing pondasinya

Arch of Constantine dari samping 

Inget film Xena and Hercules :)


Sampai juga Colosseum..

Pas sampai Colosseum, antriannya udah menggila. Saya akhirnya putuskan untuk ga ikut tur ke dalam karena masih mau ke Vatikan. Akhirnya kita tanya sana sini rute terdekat ke Vatikan. Hmm.. kita mulai frustasi lagi karena Pedangang suvenir, pengunjung sama penduduk lokal ngasih petunjuk yang beda-beda. Kita ga bisa bedain mana sih yang sebenarnya ga ngerti bahasa inggris, semuanya sama ngomongnya terbata-bata. Alhasil, kita sempet kebawa beberapa rute bus dan berakhir nyasar. Udah deh kita putuskan untuk mandiri aja. Semakin banyak tanya, potensi nyasar semakin gede. Akhirnya kita buka peta lagi dan naik metro dari stasiun Colloseo. Alhamdulillah naluri commuter kita berhasil. Nyampe juga deh ke Vatikan. Tapiiii... pas mau masuk, ada rombongan -entah siapa- yang sepertinya orang penting banget, jadi pengunjung biasa ga boleh masuk selama mereka masuk. Padahal kita kesana udah sore banget. Masa disaranin balik lagi besok pagi? hiks, sepertinya ga mungkin. Flight kita kan jam 11 siang.. *nangis berkaca-kaca di pintu masuk Vatikan*


Sudah sampe di area Vatikan, tapi ga bisa masuk..


Boro-boro bisa masuk, yang di dalam aja disuruh keluar..

Sepanjang jalan pulang dari Vatikan, husband ga henti-hentinya menghibur saya yang masih mendung berkaca-kaca. Ditawarin berkali-kali untuk shopping biasanya mempan, kali ini engga. Tapi mau gimana lagi ya. Akhirnya saya balik lagi ke colloseum, pengen liat kalau malam suasanya gimana, terus cari makan deh. Karena rute kita lewat Termini, akhirnya cari makan di sekitaran situ aja. Alhamdulillah banyak banget restoran halal di sana.

Ternyata begini Colosseum kalau malam..


Sempet lewat Monument to Vittorio Emanuela II


Restoran Halal di sekitar Termini..

Eskrim walls disana namanya Algida (Di Perancis namanya Miko, di Belanda namanya Olla)

Sempet nyicip Cappucinno..

Ah, akhirnya petualangan saya di Eropa berakhir juga. Saya pulang dari Fiumincio Leonardo Da Vinci Airport, Roma. Airportnya biasa banget, tapi Soetta masih kalah jauh sih. Plusnya, di Fiumincio banyak butik keren dari brand yang keren juga (D&G, LV, and others italians excusive brand). Minusnya : antrinya gila-gilaan and minim informasi. Sebagai ilustrasi, saya beranngkat dari hotel jam 7, sampe bandara jam 7.30, boarding jam 10.30, itu aja hampir ketinggalan pesawat. Bener-bener deh. Banyak banget pengunjung. Mungkin kalau check out dari mekkah aps umroh kayak gini juga kali ya..

Anyway, meski sedikit kurang puas (karena gagal masuk vatikan), saya senang sempat berkeliling di Roma. Saya cocok dengan udara dan makanan di Roma. Next time kalau dapet rejeki ke Italia lagi, mau ke Milan and Venezia ah. I do really fall in love with Italy..

Conclusion
Dari 4 Negara yang saya kunjungi, kalau untuk visit, urutannya adalah : Paris, Rome, Brussels, Amsterdam. Tapi kalau untuk stay/sekolah, urutannya jadi dibalik : Amsterdam, Brussels, Rome dan Paris.

Itu menurut saya loh..

*Fin*

Senin, 14 November 2011

Europe Trip : Paris (Part III)

Masih sambungan posting tentang Paris..

Day 5 (27 oktober 2011)
Kursus selesai jam 17.00, saya langsung ke hotel. Husband udah rapih, ganteng, nunggu di lobi. Saya sholat ashar sebentar lalu berangkat ke Pont Neuf untuk naik seine Cruise. Kita ga naik dari Eiffel karena pas walking tour kemarin husband dapet diskon gede banget untuk naik Seine Cruise yang berangkat dari Pont Neuf. Lumayan loh, 9 euro aja berdua. Waktu Canal cruise di Amsterdam aja biayanya 10 euro seorang. Pont Neuf sendiri letaknya deket dengan Louvre. Pemandangannya..awesome..

Waktu masih kuliah dulu, saya pernah nonton film "Before Sunset" yang settingnya Paris. Isinya cuma percakapan antara dua orang di sepanjang taman dan berakhir dengan mereka naik perahu di Seine. Saya menebak sepertinya, di Pont Neuf-lah settingan film itu. Dulu saya bermimpi dan bertekad kalau suatu hari nanti saya akan melakoni adegan di film itu sama orang yang saya sayangi. Ga pernah nyangka, bertahun-tahun kemudian semuanya jadi kenyataan. It's me, my husband, and sunset in seine. Perfect..

Kesampean juga bikin film before sunset versi sendiri :)

Pepohonan di sisi Seine..


Pemandangan sore di Seine

Melintasi Eiffel..


Menjelang senja, mulai romantis.. (langit masih biru menuju gelap)


Notre Dame yang megah..


Mulai gelaapp.. city viewnya ganti suasana..


Ini dia dermaga Pont Neuf

Bagi saya, semua itenerary sewaktu di Paris menakjubkan semua, tapi Seine cruise lah yang paling membekas. I really love it. Perubahan suasana dari sore ke malam itu bener-bener membuat mata saya refreshing. Oya, setelah selesai naik Seine cruise, saya dan suami sempatkan mengobrol di jembatan di atas Seine.. nothing to do, just talk heart to heart sambil menikmati pemandangan yang menangkan hati dan pikiran banget..
Pemandangan dari jembatan Pont Neuf..


Kalau suasananya kayak gini, ngobrol heart to heart enak banget..

Selesai Seine cruise kira-kira jam 1/2 8. Nah, sebelumnya itu kita sempet ngeliat Eiffel sparkling. Lucu banget. Saya sama husband tatap-tatapan trus tanpa berdebat (tumben) langsung sepakat mau lanjut tour Paris at night ke Eiffel. Tapi karena suasana malem itu windy, ya kita naik metro andalan deh. Ga terlalu jauh sih, cuma kalau jalan lumayan gempor kayaknya.

And this is what we got from Eiffel at night..

Eiffel at night..
Sparkling (keliatan ga lampu putih-putihnya?)


Dari Trocadero, gaya mangku Eiffel arahan husband

Ternyata sparkling Eiffel ini adalah show yang dipertunjukkan pada 5 menit pertama setiap jam-nya. Dan banyak banget wisatawan yang datang khusus untuk nonton sparkling Eiffel. Saya kesana jam 8 kurang, nah pas jam 8 itulah Eiffelnya sparkling lagi. Orang-orang di sekitar Trocadero langsung pada tepuk tangan. seru banget. Saya sama husband tadinya pingin naik Eiffel lagi, cuma cuaca mulai gerimis. Akhirnya kita duduk di Trocadero cukup lama cuma buat mandangin Eiffel malam hari. Ga kerasa air mata saya ngalir, semuanya indah banget. Ga henti-hentinya saya bersyukur. Ini semua kayak mimpi.. Alhamdulillah..

Hmm, karena kecewa ga sempet naik Eiffel at night, atasan saya yang kebetulan sempet akhirnya berbagi fotonya sama saya. Ini dia..


City view dari Eiffel at night..


Another side..
Seine di malam hari


Owesome..

Ah senang, malam terakhir di Paris berakhir sempurna. Tinggal siapkan fisik untuk jalan-jalan ke Roma besok..

Kesimpulan saya tentang Paris : Really romantic city to visit. Setiap sudut begitu indah, romansa klasiknya dapet banget, bangunan bersejarahnya keren, transportasi publiknya mengagumkan. Bener-bener kota yang wajib dikunjungi, minimal once in a lifetime. Soal kendala bahasa yang sering diidentikkan dengan parisians, saya rasa hukumnya subjektif ya. Alhamdulilah, saya ga menemui kendala sama sekali dengan orang-orang disana. Ya memang sih mereka ga terlalu warm dan sangat individualisitis (mereka bahkan ga sempet saling merhatiin penampilan orang satu sama lainnya, apalagi sampe ngurusin), tapi selama kita berlaku santun, parisians are very helpful. Inget ya,kuncinya ada pada sopan santun. Kalau kita bertanya dengan sopan dan berlaku santun, mereka pasti akan jawab, even dengan bahasa inggris mereka mau kok. Yah kan dari sejarahnya juga kan parisians itu bangsawan banget..

Oya, Parisians udah terbiasa dengan heterogenitas masyarakat, jadi ga usah khawatir untuk menunjukan identitas kita, meskipun kita minoritas banget disana (misalnya kalau mau pake kerudung/jilbab), toh ga akan dipandang aneh. Cool ya?