Tampilkan postingan dengan label Family. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Family. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Oktober 2012

Bala Bantuan Datang

Hari ini saya bisa absen lebih pagi dari biasanya. Kenapa? Karena bala bantuan telah datang. Mamah tersayang, disela-sela kegiatan mengurus persiapan pernikahan adik saya 2 minggu lagi, masih bisa menyempatkan diri untuk mencarikan asisten rumah tangga untuk saya dan kakak saya. Benar ya, kasih ibu sepanjang masa :)

Makasih ya mah, makasih juga @putriangrela, adik saya yang paling cantik, yang sudah mau repot-repot mengantar art ke Depok. Kiss hug dua-duanya :*

Semoga drama-drama art ini segera berakhir yah. Amin.

Jumat, 05 Oktober 2012

Cooking award

Engga, saya ga menang Masterchef. Boro-boro, daftar aja engga. Saya lebih suka nonton atau ngomentarin Masterchef, hehe..

Cooking award buat saya simple aja. It is when my husband and especially my son love my cook. Taunya darimana? Saya juga ga tau, karena so far masakan sold out selalu. Entah karena cocok di lidah atau karena ga ada pilihan lain.  Hehe. Saya juga ga berusaha cari tau sih, takut kecewa ah, sampai suatu hari Atha's teacher told me that he is refusing food that is served by the school. Atha always said like this in the school:

"Atha mau sayur mama", or

"Atha mau tahu bikinan mama", or

" Atha mau makanan mama", or

"Atha mau makan di rumah aja", or

"Mama cepet sembuh ya, kalau mama sembuh nanti mama masakin Atha ya", or yang paling hits adalah..

"Mama Atha hebat, masakan mama Atha enak"

Itu yah hati saya seneng banget diceritain begitu. GR berat nih. Tolong bantu tangkepin hidung saya dong..

Rasaya terbayar deh capeknya masak. Ga usah menang masterchef deh, asalkan Atha habiskan makanannya, buat saya itu udah cukup banget.

Pasca tumbang kemarin husband minta saya untuk menurunkan standar saya. Ga usah ideal-ideal amat lah. Oke, saya setuju, but not in cooking. Saya mau memastikan asupan gizi anak saya terpenuhi dengan baik, meskipun itu berarti lebih melelahkan. But I tell you, when Atha said so, I feel like.. "hey, I made it!".

-sorry narsis-

Selasa, 02 Oktober 2012

Harga rumah naik, so....??

Mulai bulan Oktober ini, Jalan Raya Kartini di Pancoran Mas-Depok, which is jalan raya di depan rumah saya mengalami pelebaran. They said waktu pengerjaannya sampai akhir Desember nanti. Bisa kebayang beberapa bulan ini bakal painful macetnya. Untungnya, jalan raya bukan satu-satunya alternatif. Jarak rumah saya ke stasiun kereta hanya 100m. Sangat possible untuk jalan kaki. Don't worry be happy sih. Tapi tetap saja, proses pelebaran jalan itu akan jadi sesuatu..

Infrastruktur yang lebih baik, apalagi jalan raya, akan mendorong peningkatan pembangunan (entah itu pemukiman atau public place) di daerah sekitarnya. Efeknya, harga tanah/rumah melesat naik. People said that I supposed to be happy.

I do happy...

Tapi.. ini kan rumah untuk saya tinggali. Bukan rumah untuk investasi. Sejak saya beli tahun 2010 lalu, sekarang harganya sudah hampir dua kali lipatnya. Dengan pelebaran jalan raya ini, mungkin harganya naik lagi. Tapi, once again, ini kan rumah untuk saya tinggali. Kenaikan tadi ga pengaruh juga, selain.. rasa prestige tinggal di rumah mahal. Kata orang itu juga. Bukan saya banget lah merasa naik derajat karena tinggal di rumah mahal. Saya ya saya. Dari dulu sampai sekarang ya begini aja. Apalagi ini rumah baru satu, ditinggali pula, mau naik gila-gilaan bagi saya ga ada pengaruhnya. Luasnya tetap segitu-gitu juga. Kecuali, kalau sertifikatnya mau digadai. Kenaikan harga pasti menguntungkan. Saya sendiri belum kepikiran sih untuk top-up plafon KPR.

Mungkin ceritanya bakal beda kalo saya punya rumah investasi. Kalau ada kenaikan harga gila-gilaan, saya pasti jingkrak-jingkrak. Koar-koar. Abis itu jual rumahnya, beli lagi rumah yang lain, lalu mulai beternak rumah. Ya kan namanya juga investasi ya, pas kebagian untung, efeknya bukan cuma di mulut, tapi ada wujud nyatanya. Kucuran dana segar bisa langsung ke mengalir ke cashflow. Yihaa..

Sementara ini sih saya bersyukur banget infrastruktrur di sekitar rumah ditingkatkan. Alhamdulillah. Akses kemana-mana yang sebelumnya terhitung mudah, sekarang jadi tambah mudah. Kalau masalah kenaikan harga sih, biasa-biasa aja. Beda kriteria lah rumah tinggal sama rumah investasi :)


Senin, 17 September 2012

Sibuk tapi bahagia

Ramadhan lalu saya pernah bercerita bahwa hidup tanpa asisten rumah tangga itu sesuatu banget. Ternyata, it's just the beggining. Selepas mudik kemarin, pengasuh anak saya ga balik lagi. Sip deh. Bisa dibilang zero level for a working mom. Twitter saya pun akhirnya berisi keluh kesah kegalauan saya. At that time i feel really clueless. Gimana dong..

Tadinya saya sempat berpikir untuk menitipkan pada keluarga, tapi kalau dipikir-pikir lagi, itu solusi yang sifatnya temporer. Iya ga sih? sampai kapan coba mau bergantung sama orang lain?

Semenjak menikah saya usahakan untuk sebisa mungkin mandiri. Jatuh bangun ya dipikirin sendiri.  Ini didukung kondisi juga sih. Orangtua saya kan sudah pindah ke Garut sejak 2010, sedangkan kakak saya, baru saja melahirkan anak kedua Agustus lalu. Mertua? Hm, never be an option (kecuali kl udah mentok banget.*grin*). Kalau sudah begitu, pada siapa lagi dong daku mengadu? hehehe

Yah, akhirnya mulai survey daycare. Alhamdulillah ketemu daycare yang sreg di hati. Namanya Noori daycare. Tetangga saya yang rekomendasiin. Sebelum dia berangkat ke Glasgow UK, anaknya ikut daycare Noori ini dan perkembangannya bagus. Trial seminggu, eh Atha betah. Ya sudah, lanjut deh..

Sejauh ini sih, Alhamdulillah perkembangannya bagus ya. Dipikir-pikir, daripada ditinggal di rumah sama orang yang kita ga kenal ya mending di daycare. Apalagi Atha ini masuk ke usia golden age, pas bagian nyerep-nyerepnya lagi: 3,5 tahun. Di daycare ini Insya Alloh kegiatannya, tontonannya, percakapannya, dsb itu dibawah bimbingan teacher yang berpengalaman. Selain itu, anak juga diajarin sosialisasi serta sopan santun dengan benar.

Tapi ya teacher kan bukan orangtua sendiri, tetap aja sih yang namanya value itu dimulainya dari orangtua. Role model terbaik ya tetap parents. Nah masalahnya, yang jadi parents yakin ga untuk bisa jadi role model yang baik. Kadang-kadang kan kita suka kelupaan, keasyikan sama urusan sendiri, misalnya nonton TV eh lupa bahwa acaranya itu ga cocok untuk batita. Itu parents loh, kalo nanny lain lagi kan tontonannya. Nah, untuk menghindari masuknya hal-hal yang ga perlu, daycare jadi pilihan terbaik saya saat ini.

Minusnya di daycare, ada sih. Tapi yang paling bikin senewen itu pas kalo ada anak lain yang sakit. Ihiks. Ketularan deh. Biasanya sih batuk pilek. Tapi Alhamdulillahnya daya tahan tubuh atha sekarang udah jauh lebih baik. Mudah-mudahan sih sehat selalu. Amin.

Di Noori ini bahasa pengantarnya inggris dan arab. Inggris untuk sehari-hari, arab untuk lesson do'a, sholat, dan qur'an (kalau sudah kindergarten). Pengajarnya semua sarjana. Khusus qur'an yang ngajar Hafiz. Jadi sejak dini diajarin arabic pronounciation dengan benar. Mudah-mudahan nanti pas saatnya belajar benar-benar sudah terbiasa.

Kasian ga sih anak di daycare? Jujur, awalnya iya. Rasanya bersalah banget. Tapi setelah melihat perkembangan Atha, saya harus akui bahwa sekarang Atha lebih positif. Speakingnya, mannernya, dan terutama, energi positifnya. He feels and seems happy. Tau darimana? ya tau lah, liat wajah dan ekspersinya anak saya setiap dijemput itu sudah memberikan saya.. apa ya.. rasa lega, bahagia, dan terharu sekaligus.

We made it.

I thought it was a zero level, tapi ternyata ada harta karun yang ingin Alloh tunjukkan kepada saya. Harta karunnya apa? Apalagi kalo bukan rasa hangat dan bahagia yang tumpah ruah di keluarga saya sekarang. Kami bertiga, mama-papa-atha bersinergi dengan positif. Betul-betul teamwork.

Melelahkan memang, karena otomatis semua pekerjaan domestik (kecuali setrika) itu dipegang oleh saya dan husband.  tapi ternyata kalau dikondisikan seperti itu, bisa juga dilakukan. Setiap pagi saya bangun lebih awal untuk memasak sarapan/bekal Atha dan perlengkapan daycare (baju, handuk, sprei, dll), husband menyapu, terkadang mengepel. Husband memandikan Atha, saya yang memakaikan baju. Husband mengantar ke daycare pagi, saya yang menjemput sore harinya. Husband bermain bersama Atha, saya memasak makan malam+cuci piring.

It's really run and catch life, i tell you. But we're happy :)

S.i.b.u.k. t.a.p.i  B.a.h.a.g.i.a

Thanks Alloh. It's true, when you feel overwhelmed by life, all you have to do is belive in Alloh. It's never fail.

To others working mom, selamat berjuang dengan tantangan masing-masing ya. Saling mendo'akan dan menyemangati. Just try to always look on the bright side..



Rabu, 12 September 2012

Thirty, Officially!

Today, I'm officially being thirty. 30 tahun bok! Alhamdulillah. Bukan ABG lagi nih, dan harapan untuk dipanggil "mbak" atau "kak" atau "Teh" di public place sepertinya semakin menipis.But that's okay. Thirty is just numbers, but indeed I feel forever twenty with a better control of emotion. #okesip

Jadi, how it feels of being thirty?

Satu, bersyukur teramat sangat. Alloh telah memberikan 30 tahun kehidupan yang luar biasa kepada saya. Jika saya hitung nikmatNya, maka tidak akan ada kertas dan tinta yang cukup untuk menuliskannya. Hidup saya tidak sempurna, tetapi itulah yang memberikan warna. Alhamdulillah, sujudku kepadaMu ya Alloh..

Dua, refleksi diri. Selama 30 tahun, apa saja yang sudah saya lakukan, sudah sampai dimana perjalanan menuju mimpi saya? Untuk hal ini, sungguh saya malu. Pencapaian tentu ada, tapi masih jauh menuju cita-cita. Saya masih terlena untuk menikmati hidup dengan berlindung dibalik semboyan kan masih muda. Saya mudah puas, itu kesalahan terbesar saya. Ke depan, saya berharap bisa membenahi ini, lebih fokus dan lebih kerja keras lagi.

Semoga Alloh meridhoi langkah saya dan memberikan keberkahan dalam hidup saya..

Lets step and hits the world! Bismillahirrohmanirrohiim.

Note : Thanks to family and friends for the greetings. You all are my precious!

Selasa, 24 April 2012

3rd Birthday

This baby, who was born on April 24th 2009,

Athazka, 30 minutes after born

Is now officially a kid..

Athazka, posed infront of his masterpiece (coretan tembok)

Happy Birthday Athazka,
3 years alerady.. time does flies, doesn't?

Mommy loves you so much..
I wish you nothing but your health and happiness..

Be a sholeh person ya nak,
and make me proud of you just like you always do..

Kamis, 19 April 2012

Kerja dimana?

Pertanyaan ini sering saya jumpai, ehm.. sering banget malahan. Pas ketemu orang baru di arisan, pas reuni, pas kumpul keluarga, di kereta, di toko jam, toko baju.. ehmm.. kayaknya di hampir semua event yang percakapannya dimulai dengan pertanyaan basa-basi. Standar banget kan pertanyaannya.

Jawaban saya sendiri macam-macam. No, no, bukan bohong. Cuma, saya biasanya menyesuaikan jawaban saya dengan lawan bicara saya. Kalau perlu jawaban yang detail, ya dijawab detail. Kalo perlu kartu nama sekalian. Tapi kalo sama orang yang bener-bener asing, saya cuma jawab "di Thamrin". Standar banget, secara di sepanjang Jl.Thamrin yang namanya perkantoran ada berapa coba? hahaha..

Bukan ga ada sebab saya pilih-pilih jawaban. Saya suka agak risih sama komentar atau reaksi orang kalo saya bilang saya kerja di instansi saya sekarang. Reaksi yang pernah saya jumpai diantaranya :

1.Nyeletuk, 'wah enak ya, banyak uang'.

Gubrak. Ya emang sih, kewenangan pengelolaan dan pengedaran uang rupiah masih diamanatkan ke instansi saya, Tapi itu kan uang negara pak, bu, mas, mbak. Gara-gara ini pula kalo saya bilang kerja dimana, ekspektasi dan persepsi orang langsung beda. Paling pengaruh tuh kalo saya lagi tawar menawar di tanah abang. Begitu tau saya kerja dimana, harga susah turunnya. Ah sebel. Saya kan mau diskon juga. Oiya, sama kalo lagi menghadapi pengemis/pengamen waktu naik metromini. Ga segan-segan mereka menuduh saya pelit atau dengan kerasnya ngucapin 'astagfirullah' di telinga kalo saya ngasih uang sedikit apalagi ga ngasih sama sekali. Kesannya jadi gimana gitu. Padahal, kadang-kadang saya ga mau ngasih itu karena ga suka sama cara-caranya. Ya peralat anak lah, ya ancam-ancam lah. Teorinya, kalo dikasih kan sama aja dukung mreka pake cara-cara itu.  Errr. Serba salah ya. Just let it be..


2. Mikir, 'keren banget, gimana cara lolosnya sih?'.

Bukan GR, tapi bukan sekali dua kali saya dimintain sharing tentang pengalaman saya masuk sini. Kalo personal sih gapapa. Lewat email gitu. Lah, kalo di kereta tiba-tiba ditanyain gitu kan jadinya kuliah umum. Malu. Soalnya saya sendiri merasanya biasa-biasa aja. Kan rejeki semuanya Allah yang ngatur.

3. Komentar, 'Oh kamu anak Bapak X yang kerja di instansi itu ya?', atau " menantunya bu Y yang di  instansi itu?'
Ehmm, risih ga sih kalo yang diinget orang itu adalah instansi dimana kita kerja daripada kita sendiri? Saya sih risih.

4. Tiba-tiba nanya tentang kebijakan perbankan atau moneter plus numpahin uneg-uneg kenapa KPR mahal banget.

Kalo dikasih pertanyaan tembakan ini sih saya sebisa mungkin menjelaskan sebatas pengetahuan saya. Kalo memang ga tau, saya bilang ga tau. Daripada ngarang, trus salah dan yang tercoreng malah instansi saya. Meski begitu, saya kadang sebel juga kalo diceletukin, 'masa kamu ga tau?'. Rasanya pengen bilang, "asal lo tau ya,  di kantor gw itu satuan kerjanya kan banyak dan kita masing-masing udah ada spesialisasinya!". Tapi tentu bunuh diri namanya kalo saya sampai benar-benar mengumpat. Akhirnya sih yang keluar adalah cuma senyum kecut dan kata maaf yang sopan. Habis gimana lagi coba, nyerah deh saya kalo sampe diminta urusin masalah KPR yang spread rate-nya udah kebangetan dibanding BI-rate. Bukan cuma bapak aja yang punya KPR pak, saya juga. Sama pak, uneg-uneg kita. *sigh*

5. Komentar, " kerja di instansi itu kok masih naik kereta/bus?"

Believe me, masih ada loh yang iseng komentar gitu. Ini mungkin terkait sama alasan No.1 di atas ya. Biasanya, saking malesnya nanggepin, saya kalo dikomentarin begini akan acuh ga acuh. Bodo amat. No reply. Ih ga tau apa ya, di New York, Paris, Tokyo dan semua negara maju, orang naik public transportation itu biasa banget.

So, karena alasan-alasan yang tadi itu, sekarang saya lebih suka memperkenalkan diri saya sama orang yang masih asing sebagai Icha, Saya istrinya Yosi Tapjani, mamanya Atha, anaknya Pak dede, menantunya Pak sukiryo. Kerjanya di Jakarta. Jakartanya mana? Thamrin. Thamrinnya mana? Jakarta. Pusing deh. Hahaha..

Selasa, 17 April 2012

Buku, jendela dunia

Waktu seminar parenting long wiken lalu pembicaranya berkata bahwa salah satu ciri-ciri keluarga muslim sejati adalah banyaknya buku di rumah itu. Kenapa? karena buku adalah jendela ilmu, jendela dunia.  

Plak, rasanya seperti ditampar. Iya, meskipun saya gemar membaca, tapi saya jarang sekali mengoleksi buku. Biasanya cuma pinjam.  Lagipula, kadar hobi membaca saya ini dibandingkan seluruh anggota keluarga saya, bisa dibilang paling minim. Abal-abal.

Maka, ketika ditanya ada berapakah koleksi buku di rumah saya? seratus, dua ratus? Saya hanya bisa diam. Lalu saya berpikir, ada benarnya juga pembicara ini. Bagaimanapun, agama dan ilmu pengetahuan adalah hal yang saling berkaitan. Bagaimana mau mendidik seorang muslim yang tangguh jika tidak berbekal dua hal tadi. Untuk membekali anak-anak saya dengan ilmu, sekolah saja tidak cukup. Ilmu juga berkaitan dengan wawasan, dan ini bisa diusahakan salah satunya dengan menyediakan media membaca yang cukup. Syukur jika anak-anak memiliki minat baca seperti keluarga saya.

Then, saya berdikusi dengan suami saya. Husband setuju untuk mulai menumbukan minat baca di keluarga kami sejak dini. Sebagai pilot project, kami  membeli banyak buku-buku bagus untuk 'menu' mingguan. Hasilnya? Alhamdulillah! Selain menambah wawasan, buku juga bisa menjadi sarana terapi untuk mengurangi ketegangan-ketegangan kecil saya dan husband yang umumnya disebabkan kondisi emosi yang tidak stabil. In short, ada pelampiasan lah. Saya tidak menyangka suami saya juga hobi membaca.

Dengan keterbatasan waktu yang ada, kapankah waktu yang tepat untuk membaca? Pagi, saya sudah sibuk memasak, siang bekerja, dan malam memasak serta mendongeng. Lalu tiba-tiba muncul ide, bagaimana jika di KRL? waktu yang selama ini saya habiskan untuk browsing, chatting dan blogwalking dialihkan sedikit untuk membaca. It works.  Jadi sejak minggu lalu, ritual kami sekarang setiap hari adalah naik KRL yang jadwalnya lebih pagi (otomatis lebih renggang sedikit jejalan manusianya) supaya bisa membaca buku sambil berdiri. Lumayan. Selain menghibur dan menambah wawasan, membaca buku juga mengurangi rasa jengkel karena lamanya perjalanan.

Jadi apa saja 'menu' buku kami minggu ini? Ini dia..

Author : Hanum Salsabilla Rais&Rangga Almahendra


Author : BJ Habibie
(kami memilih yang english version untuk latihan bahasa inggris)


Author : sita karina


Author : Rei Kimura

Author : Dahlan Iskan

Sementara itu dulu buku yang kami miliki sebagai permulaan. Buku-buku yang ringan karena minat membaca kami juga tidak segitunya. Alhamdulillah, saya sudah menyelesaikan 4 dari 5 (kecuali buku Habibie dan Ainun), husband juga sama (saya memang tidak merekomendasikannya untuk membaca buku sita karina,hehe).

Ke depan, mudah-mudahan resolusi 'menu' buku mingguan kami bisa bertambah dan teralisasi secara konsisten. Bagaimanapun kami ingin Atha bisa mencintai buku, lebih dari orangtuanya.

Membacalah nak, karena buku adalah jendela dunia..
Membacalah nak, dan taklukan dunia dengan wawasanmu..

Oya, mungkin kapan-kapan saya akan tulis resensi dari buku-buku yang menarik yang saya baca disini..

Rabu, 04 April 2012

Apapun, Alhamdulillah

Minggu lalu saya mengajukan diri untuk ikut seminar mengenai governance in a central bank di Frankfurt, Jerman. I'm so excited and could not stop gigling up until now. Seminarnya off course akan menambah wawasan saya sebagai orang bank sentral, tapi sebetulnya yang membuat lebih bersemangat tentunya adalah perkiraan itenerary yang akan saya jalani kalau usulan saya tadi diapprove. Hihi, eropa lagi. Kalau kesampaian, mungkin saya akan mengunjungi negara yang kemarin belum sempat dikunjungi. Mungkin Swiss, Austria, Spanyol dan Inggris. Ah senang..

Tapi itu baru usulan, Belum tentu diapprove. Tapi, in case ga diapprove pun, saya masih punya rencana cadangan. Temanya tetap going abroad, tapi kali ini bertiga (saya, husband dan Atha). Ehmm.. kebetulan saya sudah selesai mengurus paspor Athazka kemarin. Jadi, Insya Alloh we are ready to travel.

Whatever the decision, bagi saya semuanya Alhamdulillah..

Oh iya, ngomong-ngomong tentang luar negeri saya sampai kelupaan bilang makasih sama Mba Santi untuk oleh-oleh dompet Kate Spade sama Foundie+bedak MAC dari New York. Makasih ya mba, you're rock! Muach..

Selasa, 03 April 2012

Siapa sekar?

Berikut percakapan sebuah keluarga kecil di Depok pada suatu sore..

Mama : Atha.. Jadi nanti atha sekolahnya pindah ya ke Pre-School Pratiwi?

Atha : Ga mau, ma.. *sibuk main kereta-keretaan*

Papa : Kenapa ga mau ta? *sambil bolak balik koran*

Mama : Iya. Katanya kemarin Atha mau sekolah di Pre-school Pratiwi? Ada teteh kekey loh..

Atha : Ga mau ma, Atha mau di Qonita aja.. *berhenti main kereta, lalu natap mama dengan mimik serius*

Mama : Ih, enakan di Pre-school lagi ta.. *nada bujuk, posisi eyes to eyes*

Papa : *no comment sambil lirik-lirik ekspresi Atha dari balik koran*

Atha : Ga mau ma.. *sambil geleng-geleng, terus memalingkan wajah dari mama*

Mama : Kenapa sayang?

Atha : Di Pre-school Pratiwi mah ga ada Sekar..

Mama : *panic attack*

Mama : Sekar siapa ta? *nada bicara dibuat senormal mungkin*

Atha : Sekar, temen Atha di Qonita. Baik deh. Atha suka dikasih makanan. Atha seneng main sama Sekar

Mama : *tepok jidat*

Papa : Cari lagi ta, sekar-sekar yang lain di Pre-school Pratiwi.. *nada santai sambil bolak balik koran*

Mama : *speechless*

Resmi sudah, this two Tapjanis genetically share a similar value..

Kamis, 15 Maret 2012

Planning for Our Annual Vacation

Setelah bersedih-sedih karena Direktur kesayangan saya pindah satker.. (hiks, beneran loh tadi saya hampir aja nangis), mari melanjutkan hunting tempat liburan tahuhan keluarga. Baru planning aja sudah berbunga-bunga kalo ngomongin yang namanya liburan keluarga. Ih.. senaaannngg..

Hmm, karena sekarang Atha sudah besar (next month dia 3 tahun), maka si kasep akan diikutsertakan dalam planning liburan tahunan kali ini. Talking about vacation planning, saya sebetulnya orang yang spontan. Tapi pengalaman liburan ke eropa tahun lalu yang sungguh di luar rencana bikin saya kapok. Gimana engga, tabungan terkuras abis. Meskipun judulnya sekalian dinas, tetap aja nomboknya lumayan. Waktu di Paris sih happy-happy aja ya, gesek sana sini. Pas pulang itu loh.. hadeuh mau pingsan deh lihat billing tagihan kartu kredit..

So, kali ini liburannya harus terencana.

Setelah mereview kondisi keuangan dan menyelamatkan pos-pos penting rumahtangga saya, maka nominasi tempat liburan tahun ini adalah : Singapura, Bali, Hongkong, atau Sydney/Jepang. Hoho, keren ya cita-citanya. Yah, mumpung Garuda Indonesia lagi promo juga sih, makanya masuk budget. Coba aja, masak tiket Jkt-Amsterdam cuma 739 USD pp. Bandingin waktu saya naik Singapore Airline  (SQ) tahun lalu yang sampe 1560 USD pp. Lumayan banget kan. Apalagi kali ini mau bawa Atha segala. Kebetulan, saya sendiri cinta mati sama Garuda. Kata orang SQ keren, tapi buat saya tetap Garuda di dadaku. Hospitality value-nya ga di buat-buat. It's our value. It's in the blood. Loh ini kok malah review Garuda sih? (ngomong-ngomong, seragam pramugari Garuda yang baru lucu yaa. Encim gitu. Indonesia banget. Tapi roknya ga oke ah, ga suka ada belahannya, Jadi ga Indonesia lagi)

Cukup review Garudanya. Mari sekarang susun itenerarynya. Ah senang. Vacation, here we come!!

Rabu, 29 Februari 2012

Happy!

Habis teleponan setengah jam sama mamah iis..

Pertamanya mau laporin perkembangannya Atha,
Lanjut jadi curhat seputar masalah hidup (how to deal with difficult person),
Masuk sesi wejangan minum obat ini itu (karena suara saya sengau dan serak, mama iis jadi tau saya flu),
Tau-tau udah geser jadi konsultasi rencana pasang kitchen set,
Abis itu ngobrolin si Fitri (salary de-el-el),
Terus singgung rencana ke Tasik, geser topik ke rencana invest sawah di Garut, balik lagi ke rencana mau ke Tasik..

Hadeehh.. seru juga..
(Kalau lagi ke bogor, obrolannya bisa sampe whitney houston bahkan gunung sadahurip loh)

And hearing her laugh, it's just...one word : Happy!

Love you mom..

Jumat, 17 Februari 2012

TOEFL, finally!

Yak, dan akhirnya saya melangkahkan diri menuju scholarship itu. TOEFL. It is my first iBT TOEFL. Lebih sulit, more pressure, tapi saya menjalaninya tanpa beban. Kalau skornya cukup, langsung apply. Kalau kurang ya coba lagi. That's simple :)

A yosi and Athazka are my best supporter. Saya sebetulnya pun masih galau antara melanjutkan sekolah atau promosi (tahun ini saya Insya Alloh eligible) sambil membuat program anak kedua. Saya belum tahu yang mana yang akan saya pilih. Tapi yang jelas, whatever the decision, we will run it as a team. We will see the world together! 


Jumat, 10 Februari 2012

Home

Home is not just a place to stay.

It's a place where we can be ourself, and be loved for being ourself.
It's a place to grow. To keep the selfish away.

Home, is a place that we always miss even when we are in the comfortest place in the world.
No matter how terrible it is, it's still a place that we always want to be at.

Home is us. Yes, us. It's no more me and no more you. it's the better me and the better you collides.

I want to go home :)

Happy friday everyone. Enjor your weekend!

Jumat, 20 Januari 2012

Cinta untuk adik

Ini cerita tentang dilema seorang kakak yang ingin melihat adiknya bahagia.

Kakak sayang adik. Bagaimanapun juga, kita dilahirkan dari rahim yang sama. Dan darah yang mengalir di tubuh kita pun berasal dari laki-laki yang sama.

Apapun keinginanmu, meski tak sama dengan harapanku, selama itu membuatmu bahagia, kakak akan mendukung. Sungguh, tidak ada seorang kakak yang menginginkan adiknya menderita.

Tapi bisakah adik bersabar sebentar, berkontemplasi sejenak, dan menurunkan ego sedikit saja. Demi sosok perempuan separuh baya di kota sana yang saat ini tengah bersujud di sajadahnya. Beliau pun tengah berdo'a untuk kebahagiaanmu, kita, anak-anaknya.

Kakak sayang adik. Tapi melihat air matanya, hati kakak pun sakit. Kakak harus apa dik?

Jumat, 30 Desember 2011

Menuju 2012

Beberapa jam lagi kita kan akan memasuki 2012. Well, seperti halnya orang lain dalam menyambut tahun baru, saya pun mulai mereview apa saja yang sudah saya lewati di tahun 2011. Kenapa perlu direview? supaya ketika membuat resolusi tahun 2012 saya tidak salah langkah.

2011 as a surprising year

Saya memberi tema tahun 2011 secara keseluruhan yaitu 'surprising'. Tahun 2011 memang penuh kejutan bagi saya. Resolusi saya sendiri di tahun 2011 lalu tidak lagi penuh target-target yang sophisticated. Kebanyakan malahan merupakan proyek 'beres-beres' dari apa yang telah tercapai di tahun 2010. Alhamdulillah, the ultimate goal as little family, which is owning a house and car is been accomplished in 2010. Tapi, konsekuensinya pasti masih berlanjut di tahun 2011. Punya rumah berarti juga mulai memikirkan untuk membeli perabotan dan segala printilannya kan? Dan ternyata, perintilannya itu banyak sekali bahkan never ending kalau tidak dibatasi dengan kesadaran akan kondisi keuangan. Tapi saya senang, sekarang rumah saya sekarang sudah mulai menyerupai 'rumah'. Ruang tamu kami tidak lagi beralaskan tikar lampit, tapi sofa sederhana yang nyaman. Ruang makan kami tidak lagi bernuansa lesehan, tapi sudah dilengkapi dengan meja makan. Taman di depan dan samping rumah saya tidak lagi ditumbuhi rumput liar yang tidak beraturan, tapi sudah mulai ditata dan ditanami tanaman hias yang lebih baik. Insya Alloh, kami sekarang sudah bisa menjamu tamu dengan lebih layak. Alhamdulillah. 

Oya, di tahun 2011 STNK mobil pertama atas nama saya keluar. Senang dan terharu. Meskipun ini bukan mobil pertama yang saya beli, tapi melihat nama saya yang tertera di stnk rasanya luar biasa (I used to see my mom and dad's name on it). Beruntungkah? Not really. Saya membeli mobil itu dengan cicilan 3 tahun. so, it's still 2 years to go. Semangaaattt...

Hal yang tidak disangka-sangka terjadi di tahun 2011 adalah 'hadiah' kursus dan liburan ke Eropa di bulan Oktober. Ketika saya bekerja, saya tidak pernah menghitung-hitung reward yang saya peroleh lalu dibanding-bandingkan dengan usaha saya. Bukan sok idealis, tetapi dapat menjadi seorang central banker bagi saya sudah melebihi daripada apa yang saya inginkan. I'm trying to do my best for this. Setelah 4 tahun bekerja, kantor saya menugaskan saya kursus ke eropa, tepat di kota impian saya, Paris.The best thing is,  suami saya bisa ikut menemani, dan akhirnya kami pun keliling eropa. The next best thing is tema kursusnya merupakan major kuliah saya, jadi selama kursus saya tidak merasa terbebani. The second best thing adalah support yang luar biasa dari orangtua dan mertua, fisik dan mental. Alhamdulillah..

Bagi saya, kejutan tadi sudah lebih dari cukup, Tapi Alloh masih punya kejutan lain untuk saya. Hari ini, on the last day on 2011, saya diusulkan untuk memperoleh the highest point on performance appraisal(setidaknya di satuan kerja saya). Terharu? sudah pasti. If you are a working mom, then you will understand what it mean to me. Saya bekerja dengan separuh baterai, karena separuhnya lagi saya optimalkan untuk keluarga saya. Saya tidak pernah berharap muluk karena toh bagi saya keluarga saya adalah stakeholder saya yang utama. Bayangkan tenaga separuh baterai itulah yang akhirnya dihargai dengan the highest point.  I don't mind if I finally got it 2 years later than my peer, it's just Finally! Sekarang grafik performance appraisal saya dan suami bisa linear dan positif. Kebetulan, suami saya tahun ini juga direkomendasikan untuk memperoleh point tertinggi dalam penilaian kinerja di kantornya. Bahagia ya. Mudah-mudahan bisa terus dipertahankan. Amin.

Athazka's milestone
2011 merupakan tahun dimana perkembangan Athazka mengalami peningkatan yang signifikan. It was when he celebrated his 2th Birthday with his family and friends. It's was when he entered his first step to school. It was when he won his first championship. It's definetely his year. Here are the hight light

Dari segi kognitif, Athazka sudah bisa :
-  Menghitung 1 s.d 10
- Mengenal warna : merah, kuning, hijau, biru, putih, hitam, pink, ungu, cokelat. Sudah tau fungsi lampu merah di jalan (merah tandanya berhenti, hijau jalan, kuning hati-hati).
- Mengenal orang-orang di sekelilingnya.
- Mengenal huruf-huruf hijaiyah
- Membaca doa sebelum makan dan sebelum tidur dengan fasih, dan do'a sesudah makan dan bangun tidur dengan terbata-bata.
- Bernyanyi, hampir semua lagu anak-anak. tapi favoritnya adalah lagu thomas and friends.
- Mengenal semua tokoh-tokoh dalam film kartun dan cerita dongeng. Film yang Atha tonton antara lain : Shaun the Sheep, Timmy Time, Dora the Explorer, Pororo, Si Bolang, Baby Einstein, Bobby Bola, Belajar bersama Diva (seri membaca huruf hijaiyah dan  berdo'a), dan tentu saja Thomas and Friends.
- Mengenal konsep apa dan mengapa. Disinilah yang paling menantang karena saya dan suami harus menggunakan standar yang sama dengan standar nilai-nilai yang diterapkan pada Atha karena Atha belum bisa mengenal konsep eksepsi.
- - Mengenal konsep kiri dan kanan

Dari sisi kemampuan adaptasi dan sosialisasi :
- Atha sudah bisa membaur dengan teman-temannya, di rumah, di sekolah, maupun di rumah saudara.
- Alhamdulillah tidak pernah melempar dan memukul temannya, tetapi jika dipukul balik membalas dengan lebih galak.
- Jika disapa 'asslamu'alaikum?' akan menjawab 'wa'alaikum salam' (dengan kemampuan verbal yang belum sempurna).
- Jika hendak menyuruh mengucapkan 'tolong' terlebih dahulu (meskipun sering lupa juga). Jika dimintakan tolong, akan menuruti perintah.
- Jika membuat kesalahan seperti menginjak kaki, menabrak, memecahkan gelas, akan mengucapkan "maaf ya" secara spontan.
- Jika diberi hadiah/oleh-oleh akan mengucapkan 'terima kasih' secara spontan. Jika memberi hadiah lalu diucapkan terima kasih, akan menjawab 'sama-sama' secara spontan.
- Saya baru saja mengganti pengasuhnya, dan tidak ada kesulitan yang berarti dalam adaptasi dengan pengasuh pengganti. He's fine.

Dari sisi perkembangan fisik/motorik :
- Berat badan hampir 16 kg
- Sudah bisa menggunakan sepeda roda dua (dengan bantuan ban kecil-kecil di roda belakang).
- Sudah bisa berjalan dan berlari dengan seimbang
- Sudah bisa makan sendiri
- Sudah bisa menggosok gigi sendiri (meskipun bagian atasnya terlewat)
- Sedang belajar mandi sendiri
- Sedang belajar buang air kecil dan membersihkannya sendiri
- Sudah bisa menempel kertas di buku warna
- Sedang belajar main puzzle dan lego
- dsb


Alhamdulillah, Athazka perkembangannya on track. Tapi bukan berarti sempurna ya. Tentu Athazka pun memiliki kelemahan, tetapi sebagai ibu yang positif, mengapa saya tidak memulai dari apa yang sudah Atha capai daripada yang belum? PR saya sebagai seorang Ibu tentu tidak akan pernah berhenti. And I'm looking forward to see his another milestone, and of course, its challange..

2011 akan segera berakhir. Tiba saatnya saya menapaki lembaran baru. Resolusi baru, tantangan baru, dan harapan baru. Saya tidak akan berhenti bermimpi. Tema besar hidup saya adalah bersyukur dan bersabar. Syukur bukan berarti menerima begitu saja apa yang sudah diberikan Alloh kepada saya, tetapi berusaha memahami tujuan Alloh memberikan karunia-Nya kepada saya. Syukur, adalah mengoptimalkan anugerah Alloh untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk menjadi manusia yang terbaik, sukses saja tidak cukup, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya? Mari kita konsepkan sebagai proposal resolusi di tahun 2012. Yang jelas saya ingin menggeser  pencapaian-pencapaian pribadi saya menjadi kontribusi yang lebih bernilai.

Sedangkan sabar, bukan berarti mengalah. Sabar adalah tekun, cermat dan berhati-hati dalam menghadapi permasalahan hidup. Saya harus bisa memilah-milah masalah mana yang perlu ditanggapi mana yang cukup mengetahui. Saya harus lebih bijaksana dalam memecahkan persoalan dan menjadi lebih toleran tanpa perlu mengorbankan value yang saya yakini. Bagaimana caranya? mari kita konsepkan lagi di proposal resolusi 2012.

Anyway, di penghujung tulisan ini, saya ingin mengucapkan Alhamdulillah for the surprising 2011, and welcome to 2012. Bismillahirrohmanirrohiim.

Rabu, 28 Desember 2011

My love journey

Hm.. saya tiba-tiba mood untuk nulis dengan tema cinta-cintaan setelah baca tulisannya teman saya, Anggi. Jadi merefleksi sama cerita saya sendiri. Tapi saya setuju, kalau cinta itu penuh drama, meski ga segitunya kayak sinetron itu tuh yang ada mata mendelik-delik segala. Yang jelas, cinta itu.. seperti sebuah petualangan. Seru, dan kalau finally ketemu sama "the one", Insya Alloh happy ending..

Sebelum pacaran sama a yosi, saya pernah pacaran dengan beberapa orang tapi ga pernah secomplicated ini. Dulu tuh, kalo putus gampang banget. Ga ada deh cerita saya nangis bombay gara-gara cowok. Kalau ga cocok, ya udah jalanin masing-masing. Kalau si cowok ga terima, itu urusan dia. Saya bisa dengan mudahnya masuk ke dalam kost trus nonton TV dengan perasaan datar sementara si cowok masih termenung sedih di halaman depan kost *tepok jidat*.

Nah, karma saya akhirnya kejadian juga pas pacaran sama a yosi. Dikit-dikit mellow. Putus-sambung, tapi dramatis banget. Air mata dimana-mana. Hadeuh. Capek banget. Kalau dipikir-pikir, kok mau-maunya ya saya mempertahankan hubungan yang penuh drama ini, padahal a yosi ini bukan superstar atau Pangeran William. He's just an ordinary man. Bahkan kalau mau jujur, masih banyak admirer yang lebih dari dia. Tapi memang ga bisa dipungkiri kalau chemistry antara saya dan a yosi itu 'klik' banget, meski kalau ditanya disebelah mananya? saya ga bisa jawab. We are totally different. Yang satu self centered, yang satu people person. Yang satu logis, yang satunya perasa. Yang satu hobi IT, yang satu gaptek berat. *ga usah dimention ya saya yang mana, udah ketauan sendiri deh pastinya*

Tapi bener deh, rasanya nyaman banget setiap di deket a yosi. I can see future in his eyes.  *yak, ini bagian pas soundtrack lagu the way you look at me Christian Baustista berkumandang* 

Then.. this complicated relation finally turn to marriage.  Kebayang ya, kalau berdua aja siklus up and down-nya sering, ini ditambah variabel lainnya. Horor. Months before marriage is nightmare. Bukan complicated lagi deh namanya, tapi benang kusut. Kita bahkan hanya punya waktu 1-2 bulan untuk mempersiapkan pernikahan gara-gara miskom. Rasanya kayak mission impossible. Orang lain tuh nyiapin pernikahan berbulan-bulan, bahkan years. Tapi saya ga patah semangat. At that time saya berdo'a jika memang a yosi jodoh saya, mohon dimudahkan. And the impossible thing become possible :

1. Keluarga setuju akad nikah dan resepsi dipisah dengan time lag satu bulan.
Akadnya sendiri lokasinya di Garut, which is kalau keukeuh tetap di Bogor sudah jelas kita ga bakal dapet gedung, (yak, jarak lamaran and akad cuma sebulan aja dong). Alhamdulillah di Garut banyak keluarga, jadi urusan administrasi KUA, dekor sama catering ada yang support. Kalau perias, saya satu paketkan dengan perias resepsi di Bogor. Fotografer juga saya paketkan dengan resepsi, impor dari Jakarta.  Cihuy kan.

Sementara keluarga ngurus persiapan, saya tunggang langgang cari seserahan. Seru banget kejar-kejaran sama waktu. Kalo dipikir-pikir kok kayak married by accident yang semuanya serba terburu-buru. Hahaha. Demi Alloh dan Alhamdulillah engga. Ini bener-bener pure 100% miskom. Kalo ga percaya, tanya deh sama perias saya (katanya kalo udah ga suci periasnya suka kesulitan pas dandanin karena ada aja yang salah/kurang pas) atau tamu/undangan yang datang waktu akad (kalo saya masih suci katanya riasan saya akan keliatan soft, shinning (tapi bukan mengilap) trus auranya keluar). Masih ga percaya juga? Hitung aja tanggal nikah saya (28 Juni 2008) sama lahirnya Athazka (24 April 2009). Bedanya berapa bulan tuh. Loh ini kok jadi ngomongin married by accident. Hahahaha..

Anyway, dengan persiapan sebulan itu ternyata hasilnya adalah : 9 dari skala 10!
Bahagia banget semuanya lancar pas saya dan a yosi resmi jadi suami istri.

Cerita di balik layar :
- Keluarga saya dan a yosi masih percaya tanggal-tanggalan. Jadi, tanggal pernikahan kita pun dihitung-hitung berdasarkan latar belakang saya dan a yosi oleh neneknya. Keluarlah dua tanggal. Satu tanggal 28 juni, satunya lagi kapan gitu, tapi yang jelas udah masuk tahun depannya (jauh bedanya). Ya kita milih tanggal 28 Juni lah, lebih cepat lebih baik kan.

- Dua minggu sebelum hari H, bapak saya masuk RS karena sakit, dan saya jadi bolak balik bogor-garut untuk ngecek kesehatan beliau. Tokoh utama gitu loh..

- Baru-baru ini saya baru tau kalau perias saya waktu akad itu bukan perias beneran, not even asisten perias (sebelumnya saya selalu mikir dia asisten perias). Ternyata teh Dessy itu penari, dan saya adalah pengantin pertama yang dia rias alias proyek uji coba. OMG! Untung hasilnya ga mengecewakan (kalau saya bilang bagus nanti saya dikira narsis muji-muji diri sendiri). Everybody loves it, include me. Sampe sekarang mertua saya selalu rekomendasiin sanggar rias saya setiap ada sodara/kerabat/tetangga yang butuh info perias *nah kalo ini saya GR beneran*

- Mempertimbangkan efisiensi waktu, saya memutuskan untuk tidak membuat gaun/kebaya pengantin saya sendiri. Waktu itu saya ga ribet mikir gimana-gimana. Saya ga keberatan sama sekali kalau kebaya akad saya itu sewaan yang udah pernah dipakai banyak orang. Ya kan bukan kebaya yang jadi syarat sahnya nikah. Tapi, ternyata sanggar rias saya baru selesai membuat baju akad baru untuk menambah koleksinya. Model, bahan, dan kombinasi warnanya kok 'saya banget'. Kebaya asimetris warna putih dengan aksen bunga kecil warna soft pink. Pas dicoba.. ukurannya sama persis ukuran saya. Sama sekali ga ada bagian yang dipermak. Si teteh yang bantuin saya pake baju aja sampe bingung, kok bisa pas banget. Seolah-olah itu dibuat untuk saya. Satu kata aja : Alhamdulillah..

2. Keluarga setuju acara resepsi di Gedung Bupati Bogor, Komplek Pemda Cibinong.
Secara keluarga saya terlanjur membangun kerajaan di Depok dan keluarga a yosi bermarkas di Bogor, akhirnya kita pilih jalan tengahnya, yaitu di Cibinong. Yay, jadi deket rumah deh. Hoiya, urusan catering, perias, dekor, souvenir, undangan, and the bla and the blu-nya 100% by me. Serius lo? off course darling. Kan zaman sekarang udah ada banyak web yang isinya rekomendasi serba serbi pernikahan. Repot ga? Bohong banget kalo bilang engga. Pastinya jumpalitan lah. Tapi seneng, pas resepsi semuanya lancar (kecuali tamu yang membludak yang bikin saya ga sempat lap keringat, padahal kayaknya udah turun deras kayak air terjun saking kepanasan). Ratenya : 8 dari 10 lah. Worth enaugh.

Cerita di balik layar :
-   1,5 bulan sebelum resepsi, saya dikabari bahwa gedung untuk resepsi double booked. Pengelola gedung, Si capeng dan ortunya datang ke rumah saya sambil nangis-nangis minta saya mau mundurin tanggal. Bapak sih terserah saya. Ya Alloh betenya ga bisa digambarin lagi deh. Saya kan udah booked perias, catering, dekor, fotografer dan upacara adat untuk tanggal itu. Tapi ngeliat si capeng itu saya lebih kasian. Saya kan cuma resepsi, sedangkan dia akad dan resepsi. Jadi ya udah lah, saya ngalah. Yap ngalah, dengan konsekuensi saya harus kembali menghungungi percetakan untuk hold undangan saya naik cetak hari itu juga dan buru-buru ke tebet untuk merevisi tanggal undangan (ini yang paling deg-degan karena deadline cetak beberapa jam lagi), terus menghubungi semua vendor untuk ganti tanggal. Pasrah deh kalo kena pinalty atau ga dapet vendor seperti yang direncanain semula. Tapi Alloh Maha Baik, pas saya mundurin tanggal, semua vendor saya bisa dan rela ga kenain pinalti! Bahkan perias saya yang super sibuk itu pun ditanggal yang saya mundurin pas banget masih kosong. Kakak saya dulu pesan perias ini 6 bulan sebelum pernikahan and ga dapet dong. Emang ya, rejeki ga kemana..

- Meskipun kondang, perias saya ngaretnya juara. Acara mulai jam 12 siang, jam 11 siang dia baru datang. Padahal yang dirias bukan cuma pengantin, tapi keluarga dan pagar ayu juga. Bete to the max pokonya. Udah gitu tante Rina pas ngerias kayaknya salah melulu, ada aja yang ga pas. Ya eye shadownya lah, ya alisnya lah, dan terakhir bulu mata. Hadeuh Ketauan deh udah ga 100% seperti waktu akad lagi. Yah kan udah sebulan nikah ya. Tapi saya belum honeymoon loh tante, jadi masih kinclong clong deh hasil riasannya.

- Gara-gara tante Rina telat, acara jadi ngaret. Dan tamu-tamu udah membludak banget. Pas jam makan siang pula. Bener-bener terteror deh pas masuk ruangan, sekelilingnya tamu-tamu yang udah pada laper, dan masih ada upaara adat pulak. Ih rasanya pengen saya forward deh rangkaiannya itu. Alhasil, pas udah tiba giliran salaman, pagar ayu dan pagar bagus bubar jalan. Ga bisa lagi nahan lajunya orang-orang.  Kabayang kan bagaimana kabar kami yang dipanggung?

Kalau mau lengkap lihat foto-foto nikahan ada di facebook saya atau husband, atau mampir ke wedding web kami.


Ga terasa, 3,5 tahun sudah semuanya berlalu. How our marriage now? Alhamdulillah happy. Happy disini bukan berarti senang-senang-dan senang. Of course not. To see the rainbow you must enjoy the rain. Iya, pernikahan itu seperti pelangi. Indah dan warna warni. Tapi semuanya ga bisa dinikmati kalau kita ga pernah menitikkan air mata, entah itu air mata sedih, kecewa, bahagia, atau haru. Apalagi kalau udah punya anak. Saya sendiri, semenjak Athazka lahir, rasanya pelangi saya bukan lagi mejikuhibiniu. He's more that that. He makes our life start to makes sense. Semuanya jadi jelas tujuannya.

Looking back to our journey, kesan saya setelah menikah ini cuma satu : tambah dewasa. Kalo keingetan drama-drama waktu pacaran dulu rasanya malu banget. Feel dumb. Kok bisa sih mikirnya begitu. Ternyata orangtua itu bener ya. Oh kalo dinasehatin begini maksudnya itu toh, oh kalo begini nanti begitu ya. Wah, bener-bener deh, semua harus dialamin sendiri. Apalagi pas punya Atha, I know how's my mom and my mom in law feels now.

Demikian secuplik cerita cinta saya. Sekedar sharing aja. Maaf kalo agak dangdut yaa..

PS : husband, I love you more than yesterday, but less than tomorrow.

Rabu, 14 Desember 2011

Feeling Introvert

Menurut test mesin kecerdasan STIFIn, saya termasuk orang yang Feeling Introvert. Test mesin kecerdasan ini menggunakan 10 sidik jari, jadi diklaim cukup akurat. Menurut STIFIn, manusia memiliki mesin kecerdasan yang berbeda-beda, dan ini betul-betul given dari Sang Pencipta. Lebih jauh tentang tipe-tipe mesin kecerdasan bisa dilihat di web STIFIn. Saya sendiri Alhamdulillah berkesempatan finger test ketika mengikuti kursus SuksesMulia di Bandung pada tanggal 18 November kemarin.

Anyway, talking about Feeling Introvert, berdasarkan penjelasan STIFIn, mesin kecerdasan saya yang paling utama adalah perasaan saya. Kelebihan saya, bisa memahami orang lain dan pandai berempati. Kelemahan, mudah tersinggung. Ya iya lah, apa-apa pake perasaan.. 

Pantes ya saya paling ga bisa dikerasin atau dijahatin. Rasanya tuh sediiih banget. Apalagi kalo ga salah. Air mata nih gampang banget ngalirnya. Orang-orang Feeling biasanya sekali disakiti, traumatik. Dan ini kejadian sama saya. Saya sangat terbuka terhadap kesempatan kedua, but it's just for those who ask for apologizes. Itu pun jika ditanya ke hati nurani, goresannya pasti masih ada bekasnya.  Saya juga tidak bisa mengerti kenapa ada orang yang bisa menyelesaikan masalah dengan cara mengkambinghitamkan orang lain. I just don't get it..

Oh well, kami orang-orang Feeling memang terlalu perasa..

Eh tapi, kebanyakan pemimpin dunia yang hebat adalah orang Feeling. Iya lah, pemimpin yang baik adalah yang dapat merasakan penderitaan rakyat. Oya, salah satu tokoh Feeling favorit saya adalah B.J Habibie. Sudah baca kan bukunya? Siapa yang tahan untuk tidak menangis membacanya? Ketika sebuah tulisan dirangkai dari perasaan dan ditulis dengan hati, siapapun yang membaca akan tersentuh..

Test mesin kecerdasan ini menarik. Membuat saya lebih mengenali potensi dasar saya. Potensi dasar ini menyumbangkan 20% dari total 100% kesuksesan. Sisanya, 80%, merupakan porsi lingkungan. Saya jadi berminat untuk mengajak suami serta Atha untuk mengikuti finger test STIFIn ini. Saya ingin lebih memahami pola pikir suami saya.  Kalau Atha, saya tidak ingin salah mengarahkannya. Jika saya tau bakat potensi dasar Atha sejak awal, mudah-mudahan saya bisa mengembangkan Atha di bidang-bidang yang memang passionnya..

Jumat, 25 November 2011

Athazka at the present

Rasanya sudah lama ya saya tidak mengupdate kabar Athazka di blog ini. Alhamdulillah perkembangan Athazka on track, agak kuat di permainan logika dan kata-kata, tapi masih lemah di kontrol emosi alias masih suka bad mood. 

Above all, I'm just so thankful to have this kid in my life. Saya senang karena setiap pulang kantor selalu ada yang menunggu di rumah dengan penuh harap, saya senang meski pas sampai rumah selalu dibuntuti kemana-mana (even ke kamar mandi), saya senang meski dalam kantuk tetap harus mendongeng sebagai pengantar tidur bocah lucu ini (yang kadang suka protes kalau dongeng saya ga nyambung atau ga logis menurut dia), saya senang karena sekarang saya semakin yakin dan semangat untuk selalu menjadi orang yang lebih baik setiap harinya (because I know that now I have the smartest follower and auditor)..

You really change me, son. I love you so..


Athazka sekarang..

Be a good son, Athazka and good things will come to you..

PS : Hari ini Athazka juara 1 lomba menangkap ikan di sekolahnya. Selamat ya sayang.. 

Jumat, 04 November 2011

A Walk To Remember

I love this story..
I read the book, watched the movie, enjoy the music and song..

But that is not what i'm going to tell about. It's a similar story, starring by this couple..

Let's call them Pasangan Narsis..

This couple, firstly met in 2000, but accidentally in love 6 years after. Finally they married in 2008 and since that moment, the strory of  their "walk to remember" started. The wife is a perfectionist and later found that her husband is best described as her opposites. Marriage is not always work as they wish. Rainy often comes, sometimes with thunder. But no matter how, the rainbow always heal the pain. It is sometimes pain when a great romance turn to become daily activities. It is frustating, yet memorable. They fight each day from the simplest to the bigest, but stick together happily. Maybe that what we believe as faith..