Kamis, 30 September 2010

Credit Card : The Do's and The Don'ts

Saat ini kartu kredit telah menjelma menjadi bagian dari lifestyle kaum urban. Kita tidak harus kaya atau berkelas untuk dapat mengajukan aplikasi kartu kredit, walaupun tentu tetap perlu memperhitungkan daya beli real kita saat ini. Berbagai pusat perbelanjaan berskala besar juga kerap menggandeng bank tertentu untuk memanjakan credit card holder-nya dengan berbagai penawaran menarik, entah itu berupa diskon atau cicilan 0%, misalnya Plaza Indonesia dengan BNI, Grand Indonesia dengan BCA, dsb. Sebagai ratu diskon, tentunya aku memiliki minat yang cukup besar terhadap hal-hal tersebut. Beruntung aku bekerja di lingkungan yang cukup membuka wawasanku tentang hal ini, sehingga meskipun aku memiliki 3 kartu kredit, sejauh ini belum ada masalah yang berarti.

Dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, saat ini pengajuan aplikasi kartu kredit dapat dikatakan lebih mudah, murah dan cepat. Beberapa bank bahkan berani untuk mempromosikan kartu kredit yang free annual fee seumur hidup. Wah..wah.. ada apakah gerangan? Anda yang awam dengan dunia perbankan mungkin tidak percaya, mana mungkin bank tidak memperoleh keuntungan?

Tentu ada, tetapi keuntungan tersebut mungkin saja tidak dibebankan langsung kepada konsumen. Perlu diketahui, pada bulan September 2010 ini, BI mengambil kebijakan untuk menaikkan Giro Wajib Minimum primer dari 5% menjadi 8% DPK (Dana Pihak Ketiga) dikarenakan ekses likuiditas perbankan yang masih dianggap cukup besar. Idealnya, ekses likuiditas tadi disalurkan kepada sektor riil, namun pada kenyataannya, kredit-kredit konsumtif (misalnya kartu kredit dan KPR) yang relatif low risk juga diminati bank untuk menyalurkan kelebihan likuiditasnya. Dengan terserapnya ekses likuiditas tadi kepada, misalnya, kartu kredit, maka bank tentu dapat memitigasi resiko denda yang dapat dikenakan BI kepada bank tersebut apabila dianggap melanggar ketentuan GWM. It's a benefit kan?

Selain itu, bank tentu juga memperoleh keuntungan dari berbagai merchant yang menjadi mitra kerjasamanya. Melalui newsletter bulanan yang dikirimkan bersamaan dengan billing statement, bank juga dapat melakukan promosi produk-produknya dengan biaya yang minim. Sungguh strategi pemasaran yang apik. It's also a bank benefit, right?

Keuntungan lain yang mungkin dapat diperoleh bank adalah dari tunggakan bunga nasabah yang telat membayar, membayar tidak penuh, atau menunggak. Perlu disadari bahwa bunga kartu kredit amatlah tinggi. Salah satu kartu kreditku misalnya, memasang bunga retail sebesar 2,95% sebulan atau setara 35,4% pertahun dan bunga tarik tunai sebesar 3,75% perbulan atau setara 45% setahun.  Jahatnya, bunga dalam kartu kredit itu akan berbunga kembali di bulan berikutnya jika kita kembali melakukan kelalaian yang sama: telat membayar, membayar tidak penuh, atau menunggak. Inilah yang sering membuat seseorang terlilit hutang kartu kredit sedemikian rupa.

So, jangan bersikap skeptis terhadap penawaran kartu kredit, meskipun jangan pula menyambutnya dengan berlebihan. Kartu kredit akan memberikan manfaat yang optimal jika kita menggunakannya secara bijak, dan sebaliknya, kartu kredit akan menjadi malapetaka apabila selalu mengikuti nafsu konsumtif.

Nah, kl dari sisi manfaat untuk konsumen, berdasarkan pengalamanku sebagai penggunanya, manfaat kartu kredit antara lain:

1. Memudahkan kita melakukan berbagai pembayaran dalam jumlah besar. Jadi tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah besar. Manfaat ini sama halnya dengan kartu debit.

2. Membantu miss match keuangan. Pada beberapa kasus, seringkali program cicilan 0% amat membantuku untuk membeli barang yang harganya cukup mahal tapi amat diperlukan. Mendisiplinkan diri juga supaya lebih comitted dengan keputusan. Artinya jika sudah memutuskan untuk membeli barang A dengan smart spending, it means aku harus mau menyisihkan uang setiap bulan untuk melunasi cicilan itu tanpa perlu mengganggu cashflow rutin.

3. Akumulasi poin kartu kredit dapat ditukar dengan berbagai hadiah menarik. Favoritku sendiri adalah voucher Pizza hut dan J.Co. Selain itu, pada jenis kartu kredit tertentu yang menjalin kerjasama dengan supermarket besar seperti Giant, hypermart dan Carrefour, akumulasi point tadi dapat berbentuk cash back yang dapat kembali digunakan untuk berbelanja. I really really love it!

4. Diskon di berbagai merchant pilihan. Terkadang diskonnya amat menggiurkan. *taring keluar*

5. Akses ke Executive lounge di hampir semua bandara di Indonesia. Pesawat delayed, datang terlalu pagi ke bandara? Don't worry be happy..

6. Hadiah langsung saat pengajuan aplikasi kartu kredit disetujui. Aku pernah memperoleh handphone, I-Pod, dan berbagai benda menarik lainnya.

Berikut ini adalah sedikit saran mengenai kartu kredit, the Do's and the Don'ts :

1. Sebelum mengajukan aplikasi, pahami betul kondisi keuangan kita. Jangan jadikan kartu kredit sebagai alat untuk meningkatkan standar hidup karena kartu kredit sebenarnya adalah "hutang", bukan sesuatu yang "cuma-cuma".
2. Pilihlah kartu kredit yang menawarkan banyak program dan fasilitas dan bebas biaya bulanan. Dapat juga mengajukan kartu kredit pada bank dimana kita telah terdaftar sebagai nasabahnya. Selain lebih cepat prosesnya, lebih mudah juga pembayaran tagihannya kelak.

3. Gunakan kartu kredit apabila betul-betul merasa perlu. Jangan sedikit-sedikit gesek. Nanti lama-lama kita akan tertimbun dalam tagihan kartu kredit yang printilan, namun banyak. Buatlah komitmen pada diri sendiri pada batas plafon tertentu untuk mensahkan penggunaan kartu kredit.

4. Apabila mengikuti program cicilan 0%, pilih jangka waktu yang membuat konsisi finansial kita nyaman. Jika mampu menyelesaikannya dalam waktu 6 bulan, untuk apa memperpanjang hingga 1 tahun,. Bagaimanapun, hidup tanpa hutang akan lebih nyaman bukan? - quotes from my husband-

5. Pastikan tanggal cetak tagihan dan tanggal jatuh tempo kartu kredit anda. Bila perlu, beri tanda di kalender sebagai pengingat. Jangan sampai telat membayar yang berakibat pada munculnya bunga.

6. Jangan pernah melakukan pembayaran yang tidak penuh Kekurangan satu sen saja akan berakibat pada munculnya bunga yang dikalikan seluruh total tagihan. Misalnya tagihan sebesar Rp1.543.250 dibayarkan sebesar Rp1.543.000. Bunga yang muncul akan dikalikan Rp.1.543.250, bukan Rp 250 seperti jumlah kekurangannya. Jadi, pastikan jumlah pembayaran anda sesuai jumlah tagihan.

7. Jangan pernah menunggak.

8. Jika melakukan pembayaran kartu kredit melalui ATM bersama, perhitungkan batas waktu kliring bank pada jadwal jatuh tempo kartu kredit anda. Jangan terlalu mepet waktunya. Salah perhitungan akan menyebabkan pembayaran menjadi lambat dan bunga akan segera berjalan.

9. Perhatikan batas plafon kartu kredit, transaksi yang overdraft akan dikenakan biaya. Perlu diketahui bahwa transaksi yang dilakukan dengan program cicilan 0% akan langsung mengurangi plafon kartu kredit sebesar transaksi yang bersangkutan. Istilahnya, akan ada sejumlah dana yang dibekukan dari plafon kartu kredit kita. Misalnya, transaksi cicilan 0% selama 6 bulan untuk barang senilai 6 juta, plafon 10 juta, maka dana yang tersisa yang masih dapat digunakan dari kartu kredit adalah 4 juta. Plafon tersebut akan bertambah secara bertahap sesuai jumlah angsuran. Jadi bila angsurannya 1 juta sebulan, maka pada bulan kedua plafon menjadi 5 juta, bulan ketiga menjadi 6 juta, dan selanjutnya hingga kembali menjadi 10 juta saat angsuran lunas.

10. Simpan semua bukti transaksi lalu cocokan dengan lembar tagihan. Yeah well, menurutku ini yang paling sulit. Tapi idealnya memang begitu.

Rasanya untuk seorang amatir, 10 saran sudah lebih dari cukup yah. Mudah-mudahan bermanfaat. Oya, satu hal lagi yang cukup penting, jika mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan dari penggunaan kartu kredit, segera hubungi customer care dari bank yang bersangkutan. Jangan lupa untuk tuliskan nama petugasnya, tanggal dan jam saat kita melakukan komplain. Apabila tidak memperoleh jawaban yang memuaskan, minta disambungkan dengan supervisornya. Terkadang, customer care tersebut seperti robot yang sulit sekali diajak berempati. Aku sendiri termasuk konsumen yang galak. Aku tidak suka diposisikan inferior. Maka ketika aku merasa hak-hakku sebagai konsumen tidak dipenuhi oleh bank, aku tidak ragu untuk membatalkan transaksiku, bahkan melakukan pengaduan ke media massa dengan berbekal nama petugas, jam dan tanggal yang aku catat tadi sebagai bukti.

Demikian sekilas pengalamanku tentang kartu kredit. Semoga bermanfaat..

Rabu, 29 September 2010

When September Ends

September segera mencapai penghujung. It's 29th already? Sungguh benar-benar tidak terasa..

Yes, I am entering a busy month in this September. Really feels like head over heels. I even forgot that it's my birthday month. Alhamdulillah I am 28 years now. Thanks for all those birthday wishes and cakes. Hope I can be a better person. Amin..

So, will you just ..wake me up when September Ends ? (Green Day)

Selasa, 21 September 2010

All the reasons..

I think I was overwhelmed by life..
I think I can't win the battle..
I think all my passion is already too much..


But when i'm arrived at home,
feel your hug..
feel your kiss..
feel your love..

I know that the battle is not yet over,
All my passion is still reachable,
And the dream is still waiting to be accomplished..
.
coz now i know
that i have all the reason to fight more..
to make you proud of me,
and to give you all the best..
just the best..

Thanks for coming in my life, Athazka.
It's all worthed because of you..

Rabu, 15 September 2010

My Another Wallet

Rehat sejenak dari kegiatan menyusun Program Kerja, Anggaran dan Realisasi Investasi (PKARI) tim-ku, siang tadi aku memutuskan untuk lunch di Chopstix Plaza Indonesia..

Bukan tanpa tujuan aku memutuskan ke PI, tetapi memang ada barang incaran yang memang ingin aku beli. It's a wallet. Umur ekonomis barang ini mendadak jadi pendek jika jatuh ke tanganku, entah mengapa ,*sigh*.

Aku bukan tipikal orang yang gonta-ganti dompet sebetulnya. I realize my clumsiness wouldn't support that. Satu dompet saja sering ketinggalan, apalagi jika ganti-ganti. Tetapi, sungguh, karena begitu seringnya dompetku meledak, aku sampai tidak hapal kali ke berapakah dompetku ini berganti, *sigh*.

Akhirnya, setelah sekian lama menggunakan dompet kado (yang timing pemberiannya selalu pas saat aku butuhkan), kali ini aku harus rela merogoh kocek sendiri untuk membeli barang ini. Sebetulnya suatu hari tante-ku, Bi Rina, pernah menghadiahiku sebuah dompet branded yang ekslusif, tetapi malang, karena aku terlalu hati-hati menyimpannya, akhirnya aku lupa meletakkannya dimana. Bi rina, maafkaaann.. 

Yeah well, setelah searching sana dan sini. Akhirnya pilihan jatuh pada dompet Fossil Vintage ini. Sederhana, meriah, dan yang terpenting : Memuat banyak saku untuk kartu debit, kartu kredit, beberapa member club, SIM A dan C, NPWP, dan kartu-kartu lainnya. Oh oke, mungkin aku kartu-kartu itu perlu aku tertibkan sedikit kali ini, I mean it.

Ya Alloh, semoga kali ini dompetku awet. Amin.


Dompet baru-ku tampak depan. So vintage, modern dan feminim. Like this!

Memuat banyak kartu, yeay!

Ada resleting tengah untuk koin, dan masih ada saku untuk kartu lagi. Horee..

Rabu, 08 September 2010

Tulisan di penghujung Ramadhan

Ramadhan sebentar lagi usai. Sebagai refleksi dari usaha mengkoreksi diri sendiri, kali ini aku ingin mengenai tema yang agak serius. Tentang aplikasi ibadah dalam kehidupan nyata.

Sewaktu mengikuti kursus islamic banking, aku pernah memperoleh beberapa materi mengenai prinsip-prinsip dasar dalam agama islam. Bahwa sejatinya islam terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak. Islam mengatur kehidupan manusia secara vertikal dan horizontal. Dan perlu diingat, bahwa kedua hal tadi harus terintegrasi. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya manifestasi islam yang nyata adalah akhlak.

Aku ingat pendapat dosenku, Bpk.T.Hani Handoko, saat memberikan kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia di Magister Sains UGM, bahwa ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya tidak dapat dijadikan parameter atau tolak ukur keimanan seseorang. Masyarakat Indonesia jika dilihat dari skala ibadah, nilainya amat tinggi.Dapat dikatakan sebagai bangsa yang religius. Tetapi kenapa korupsi masih merajalela? Itu salah satu contohnya..

Merefleksikan hal tersebut kepada skala yang lebih kecil, yaitu diri kita (seperti Aa Gym bilang, mulailah dari diri sendiri, dari hal yang terkecil, dan dari sekarang), mari kita berintrospeksi, apakah ibadah-ibadah kita dalam kerangka hubungan vertikal kita dengan Allah SWT telah betul-betul berhasil? Apakah kita termasuk  orang yang beribadah amat taat dan patuh namun hatinya penuh dengki? Apakah kita termasuk orang yang setiap harinya diisi dengan shalat dan mengaji, namun di lain sisi amat fasih dalam  menghina dan menjatuhkan orang lain? Shalat adalah obat penenang jiwa, Al-Qur'an adalah penenang hati. Jika setelah shalat dan mengaji, emosi masih mendominasi, apakah shalat itu dapat dikatakan berhasil? 

Aku tidak hendak menempatkan diriku sebagai orang yang sok tahu, apalagi sok suci. Sungguh. Sebetulnya malu hati menulis tema ini karena aku sadar betul bahwa tidak semua shalat dan tadarusku juga berhasil. Aku masih suka marah, aku terkadang bersikap frontal memperjuangkan sesuatu yang menurutku benar, aku mudah tersinggung oleh hal-hal yang sepele, dan yang paling buruk adalah aku tidak mudah melupakan perbuatan buruk orang lain yang pernah dilakukan kepadaku atau keluargaku.

Hingga saat ini aku masih belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Lebih sabar, lebih pemaaf, lebih konsisten dan konsekuen antara sikap dan perbuatan, serta lebih dewasa lagi dalam menyikapi segala hal.

Besok Ramadhan telah mencapai penghujung. Menggenapi serangkaian ibadah yang telah kujalankan selama Ramadhan, mohon keikhasannya untuk memaafkan segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah kulakukan yah. Mari mensucikan diri, mensucikan hati menyambut datangnya hari kemenangan. 

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin