Jumat, 30 Desember 2011

Menuju 2012

Beberapa jam lagi kita kan akan memasuki 2012. Well, seperti halnya orang lain dalam menyambut tahun baru, saya pun mulai mereview apa saja yang sudah saya lewati di tahun 2011. Kenapa perlu direview? supaya ketika membuat resolusi tahun 2012 saya tidak salah langkah.

2011 as a surprising year

Saya memberi tema tahun 2011 secara keseluruhan yaitu 'surprising'. Tahun 2011 memang penuh kejutan bagi saya. Resolusi saya sendiri di tahun 2011 lalu tidak lagi penuh target-target yang sophisticated. Kebanyakan malahan merupakan proyek 'beres-beres' dari apa yang telah tercapai di tahun 2010. Alhamdulillah, the ultimate goal as little family, which is owning a house and car is been accomplished in 2010. Tapi, konsekuensinya pasti masih berlanjut di tahun 2011. Punya rumah berarti juga mulai memikirkan untuk membeli perabotan dan segala printilannya kan? Dan ternyata, perintilannya itu banyak sekali bahkan never ending kalau tidak dibatasi dengan kesadaran akan kondisi keuangan. Tapi saya senang, sekarang rumah saya sekarang sudah mulai menyerupai 'rumah'. Ruang tamu kami tidak lagi beralaskan tikar lampit, tapi sofa sederhana yang nyaman. Ruang makan kami tidak lagi bernuansa lesehan, tapi sudah dilengkapi dengan meja makan. Taman di depan dan samping rumah saya tidak lagi ditumbuhi rumput liar yang tidak beraturan, tapi sudah mulai ditata dan ditanami tanaman hias yang lebih baik. Insya Alloh, kami sekarang sudah bisa menjamu tamu dengan lebih layak. Alhamdulillah. 

Oya, di tahun 2011 STNK mobil pertama atas nama saya keluar. Senang dan terharu. Meskipun ini bukan mobil pertama yang saya beli, tapi melihat nama saya yang tertera di stnk rasanya luar biasa (I used to see my mom and dad's name on it). Beruntungkah? Not really. Saya membeli mobil itu dengan cicilan 3 tahun. so, it's still 2 years to go. Semangaaattt...

Hal yang tidak disangka-sangka terjadi di tahun 2011 adalah 'hadiah' kursus dan liburan ke Eropa di bulan Oktober. Ketika saya bekerja, saya tidak pernah menghitung-hitung reward yang saya peroleh lalu dibanding-bandingkan dengan usaha saya. Bukan sok idealis, tetapi dapat menjadi seorang central banker bagi saya sudah melebihi daripada apa yang saya inginkan. I'm trying to do my best for this. Setelah 4 tahun bekerja, kantor saya menugaskan saya kursus ke eropa, tepat di kota impian saya, Paris.The best thing is,  suami saya bisa ikut menemani, dan akhirnya kami pun keliling eropa. The next best thing is tema kursusnya merupakan major kuliah saya, jadi selama kursus saya tidak merasa terbebani. The second best thing adalah support yang luar biasa dari orangtua dan mertua, fisik dan mental. Alhamdulillah..

Bagi saya, kejutan tadi sudah lebih dari cukup, Tapi Alloh masih punya kejutan lain untuk saya. Hari ini, on the last day on 2011, saya diusulkan untuk memperoleh the highest point on performance appraisal(setidaknya di satuan kerja saya). Terharu? sudah pasti. If you are a working mom, then you will understand what it mean to me. Saya bekerja dengan separuh baterai, karena separuhnya lagi saya optimalkan untuk keluarga saya. Saya tidak pernah berharap muluk karena toh bagi saya keluarga saya adalah stakeholder saya yang utama. Bayangkan tenaga separuh baterai itulah yang akhirnya dihargai dengan the highest point.  I don't mind if I finally got it 2 years later than my peer, it's just Finally! Sekarang grafik performance appraisal saya dan suami bisa linear dan positif. Kebetulan, suami saya tahun ini juga direkomendasikan untuk memperoleh point tertinggi dalam penilaian kinerja di kantornya. Bahagia ya. Mudah-mudahan bisa terus dipertahankan. Amin.

Athazka's milestone
2011 merupakan tahun dimana perkembangan Athazka mengalami peningkatan yang signifikan. It was when he celebrated his 2th Birthday with his family and friends. It's was when he entered his first step to school. It was when he won his first championship. It's definetely his year. Here are the hight light

Dari segi kognitif, Athazka sudah bisa :
-  Menghitung 1 s.d 10
- Mengenal warna : merah, kuning, hijau, biru, putih, hitam, pink, ungu, cokelat. Sudah tau fungsi lampu merah di jalan (merah tandanya berhenti, hijau jalan, kuning hati-hati).
- Mengenal orang-orang di sekelilingnya.
- Mengenal huruf-huruf hijaiyah
- Membaca doa sebelum makan dan sebelum tidur dengan fasih, dan do'a sesudah makan dan bangun tidur dengan terbata-bata.
- Bernyanyi, hampir semua lagu anak-anak. tapi favoritnya adalah lagu thomas and friends.
- Mengenal semua tokoh-tokoh dalam film kartun dan cerita dongeng. Film yang Atha tonton antara lain : Shaun the Sheep, Timmy Time, Dora the Explorer, Pororo, Si Bolang, Baby Einstein, Bobby Bola, Belajar bersama Diva (seri membaca huruf hijaiyah dan  berdo'a), dan tentu saja Thomas and Friends.
- Mengenal konsep apa dan mengapa. Disinilah yang paling menantang karena saya dan suami harus menggunakan standar yang sama dengan standar nilai-nilai yang diterapkan pada Atha karena Atha belum bisa mengenal konsep eksepsi.
- - Mengenal konsep kiri dan kanan

Dari sisi kemampuan adaptasi dan sosialisasi :
- Atha sudah bisa membaur dengan teman-temannya, di rumah, di sekolah, maupun di rumah saudara.
- Alhamdulillah tidak pernah melempar dan memukul temannya, tetapi jika dipukul balik membalas dengan lebih galak.
- Jika disapa 'asslamu'alaikum?' akan menjawab 'wa'alaikum salam' (dengan kemampuan verbal yang belum sempurna).
- Jika hendak menyuruh mengucapkan 'tolong' terlebih dahulu (meskipun sering lupa juga). Jika dimintakan tolong, akan menuruti perintah.
- Jika membuat kesalahan seperti menginjak kaki, menabrak, memecahkan gelas, akan mengucapkan "maaf ya" secara spontan.
- Jika diberi hadiah/oleh-oleh akan mengucapkan 'terima kasih' secara spontan. Jika memberi hadiah lalu diucapkan terima kasih, akan menjawab 'sama-sama' secara spontan.
- Saya baru saja mengganti pengasuhnya, dan tidak ada kesulitan yang berarti dalam adaptasi dengan pengasuh pengganti. He's fine.

Dari sisi perkembangan fisik/motorik :
- Berat badan hampir 16 kg
- Sudah bisa menggunakan sepeda roda dua (dengan bantuan ban kecil-kecil di roda belakang).
- Sudah bisa berjalan dan berlari dengan seimbang
- Sudah bisa makan sendiri
- Sudah bisa menggosok gigi sendiri (meskipun bagian atasnya terlewat)
- Sedang belajar mandi sendiri
- Sedang belajar buang air kecil dan membersihkannya sendiri
- Sudah bisa menempel kertas di buku warna
- Sedang belajar main puzzle dan lego
- dsb


Alhamdulillah, Athazka perkembangannya on track. Tapi bukan berarti sempurna ya. Tentu Athazka pun memiliki kelemahan, tetapi sebagai ibu yang positif, mengapa saya tidak memulai dari apa yang sudah Atha capai daripada yang belum? PR saya sebagai seorang Ibu tentu tidak akan pernah berhenti. And I'm looking forward to see his another milestone, and of course, its challange..

2011 akan segera berakhir. Tiba saatnya saya menapaki lembaran baru. Resolusi baru, tantangan baru, dan harapan baru. Saya tidak akan berhenti bermimpi. Tema besar hidup saya adalah bersyukur dan bersabar. Syukur bukan berarti menerima begitu saja apa yang sudah diberikan Alloh kepada saya, tetapi berusaha memahami tujuan Alloh memberikan karunia-Nya kepada saya. Syukur, adalah mengoptimalkan anugerah Alloh untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk menjadi manusia yang terbaik, sukses saja tidak cukup, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya? Mari kita konsepkan sebagai proposal resolusi di tahun 2012. Yang jelas saya ingin menggeser  pencapaian-pencapaian pribadi saya menjadi kontribusi yang lebih bernilai.

Sedangkan sabar, bukan berarti mengalah. Sabar adalah tekun, cermat dan berhati-hati dalam menghadapi permasalahan hidup. Saya harus bisa memilah-milah masalah mana yang perlu ditanggapi mana yang cukup mengetahui. Saya harus lebih bijaksana dalam memecahkan persoalan dan menjadi lebih toleran tanpa perlu mengorbankan value yang saya yakini. Bagaimana caranya? mari kita konsepkan lagi di proposal resolusi 2012.

Anyway, di penghujung tulisan ini, saya ingin mengucapkan Alhamdulillah for the surprising 2011, and welcome to 2012. Bismillahirrohmanirrohiim.

Rabu, 28 Desember 2011

My love journey

Hm.. saya tiba-tiba mood untuk nulis dengan tema cinta-cintaan setelah baca tulisannya teman saya, Anggi. Jadi merefleksi sama cerita saya sendiri. Tapi saya setuju, kalau cinta itu penuh drama, meski ga segitunya kayak sinetron itu tuh yang ada mata mendelik-delik segala. Yang jelas, cinta itu.. seperti sebuah petualangan. Seru, dan kalau finally ketemu sama "the one", Insya Alloh happy ending..

Sebelum pacaran sama a yosi, saya pernah pacaran dengan beberapa orang tapi ga pernah secomplicated ini. Dulu tuh, kalo putus gampang banget. Ga ada deh cerita saya nangis bombay gara-gara cowok. Kalau ga cocok, ya udah jalanin masing-masing. Kalau si cowok ga terima, itu urusan dia. Saya bisa dengan mudahnya masuk ke dalam kost trus nonton TV dengan perasaan datar sementara si cowok masih termenung sedih di halaman depan kost *tepok jidat*.

Nah, karma saya akhirnya kejadian juga pas pacaran sama a yosi. Dikit-dikit mellow. Putus-sambung, tapi dramatis banget. Air mata dimana-mana. Hadeuh. Capek banget. Kalau dipikir-pikir, kok mau-maunya ya saya mempertahankan hubungan yang penuh drama ini, padahal a yosi ini bukan superstar atau Pangeran William. He's just an ordinary man. Bahkan kalau mau jujur, masih banyak admirer yang lebih dari dia. Tapi memang ga bisa dipungkiri kalau chemistry antara saya dan a yosi itu 'klik' banget, meski kalau ditanya disebelah mananya? saya ga bisa jawab. We are totally different. Yang satu self centered, yang satu people person. Yang satu logis, yang satunya perasa. Yang satu hobi IT, yang satu gaptek berat. *ga usah dimention ya saya yang mana, udah ketauan sendiri deh pastinya*

Tapi bener deh, rasanya nyaman banget setiap di deket a yosi. I can see future in his eyes.  *yak, ini bagian pas soundtrack lagu the way you look at me Christian Baustista berkumandang* 

Then.. this complicated relation finally turn to marriage.  Kebayang ya, kalau berdua aja siklus up and down-nya sering, ini ditambah variabel lainnya. Horor. Months before marriage is nightmare. Bukan complicated lagi deh namanya, tapi benang kusut. Kita bahkan hanya punya waktu 1-2 bulan untuk mempersiapkan pernikahan gara-gara miskom. Rasanya kayak mission impossible. Orang lain tuh nyiapin pernikahan berbulan-bulan, bahkan years. Tapi saya ga patah semangat. At that time saya berdo'a jika memang a yosi jodoh saya, mohon dimudahkan. And the impossible thing become possible :

1. Keluarga setuju akad nikah dan resepsi dipisah dengan time lag satu bulan.
Akadnya sendiri lokasinya di Garut, which is kalau keukeuh tetap di Bogor sudah jelas kita ga bakal dapet gedung, (yak, jarak lamaran and akad cuma sebulan aja dong). Alhamdulillah di Garut banyak keluarga, jadi urusan administrasi KUA, dekor sama catering ada yang support. Kalau perias, saya satu paketkan dengan perias resepsi di Bogor. Fotografer juga saya paketkan dengan resepsi, impor dari Jakarta.  Cihuy kan.

Sementara keluarga ngurus persiapan, saya tunggang langgang cari seserahan. Seru banget kejar-kejaran sama waktu. Kalo dipikir-pikir kok kayak married by accident yang semuanya serba terburu-buru. Hahaha. Demi Alloh dan Alhamdulillah engga. Ini bener-bener pure 100% miskom. Kalo ga percaya, tanya deh sama perias saya (katanya kalo udah ga suci periasnya suka kesulitan pas dandanin karena ada aja yang salah/kurang pas) atau tamu/undangan yang datang waktu akad (kalo saya masih suci katanya riasan saya akan keliatan soft, shinning (tapi bukan mengilap) trus auranya keluar). Masih ga percaya juga? Hitung aja tanggal nikah saya (28 Juni 2008) sama lahirnya Athazka (24 April 2009). Bedanya berapa bulan tuh. Loh ini kok jadi ngomongin married by accident. Hahahaha..

Anyway, dengan persiapan sebulan itu ternyata hasilnya adalah : 9 dari skala 10!
Bahagia banget semuanya lancar pas saya dan a yosi resmi jadi suami istri.

Cerita di balik layar :
- Keluarga saya dan a yosi masih percaya tanggal-tanggalan. Jadi, tanggal pernikahan kita pun dihitung-hitung berdasarkan latar belakang saya dan a yosi oleh neneknya. Keluarlah dua tanggal. Satu tanggal 28 juni, satunya lagi kapan gitu, tapi yang jelas udah masuk tahun depannya (jauh bedanya). Ya kita milih tanggal 28 Juni lah, lebih cepat lebih baik kan.

- Dua minggu sebelum hari H, bapak saya masuk RS karena sakit, dan saya jadi bolak balik bogor-garut untuk ngecek kesehatan beliau. Tokoh utama gitu loh..

- Baru-baru ini saya baru tau kalau perias saya waktu akad itu bukan perias beneran, not even asisten perias (sebelumnya saya selalu mikir dia asisten perias). Ternyata teh Dessy itu penari, dan saya adalah pengantin pertama yang dia rias alias proyek uji coba. OMG! Untung hasilnya ga mengecewakan (kalau saya bilang bagus nanti saya dikira narsis muji-muji diri sendiri). Everybody loves it, include me. Sampe sekarang mertua saya selalu rekomendasiin sanggar rias saya setiap ada sodara/kerabat/tetangga yang butuh info perias *nah kalo ini saya GR beneran*

- Mempertimbangkan efisiensi waktu, saya memutuskan untuk tidak membuat gaun/kebaya pengantin saya sendiri. Waktu itu saya ga ribet mikir gimana-gimana. Saya ga keberatan sama sekali kalau kebaya akad saya itu sewaan yang udah pernah dipakai banyak orang. Ya kan bukan kebaya yang jadi syarat sahnya nikah. Tapi, ternyata sanggar rias saya baru selesai membuat baju akad baru untuk menambah koleksinya. Model, bahan, dan kombinasi warnanya kok 'saya banget'. Kebaya asimetris warna putih dengan aksen bunga kecil warna soft pink. Pas dicoba.. ukurannya sama persis ukuran saya. Sama sekali ga ada bagian yang dipermak. Si teteh yang bantuin saya pake baju aja sampe bingung, kok bisa pas banget. Seolah-olah itu dibuat untuk saya. Satu kata aja : Alhamdulillah..

2. Keluarga setuju acara resepsi di Gedung Bupati Bogor, Komplek Pemda Cibinong.
Secara keluarga saya terlanjur membangun kerajaan di Depok dan keluarga a yosi bermarkas di Bogor, akhirnya kita pilih jalan tengahnya, yaitu di Cibinong. Yay, jadi deket rumah deh. Hoiya, urusan catering, perias, dekor, souvenir, undangan, and the bla and the blu-nya 100% by me. Serius lo? off course darling. Kan zaman sekarang udah ada banyak web yang isinya rekomendasi serba serbi pernikahan. Repot ga? Bohong banget kalo bilang engga. Pastinya jumpalitan lah. Tapi seneng, pas resepsi semuanya lancar (kecuali tamu yang membludak yang bikin saya ga sempat lap keringat, padahal kayaknya udah turun deras kayak air terjun saking kepanasan). Ratenya : 8 dari 10 lah. Worth enaugh.

Cerita di balik layar :
-   1,5 bulan sebelum resepsi, saya dikabari bahwa gedung untuk resepsi double booked. Pengelola gedung, Si capeng dan ortunya datang ke rumah saya sambil nangis-nangis minta saya mau mundurin tanggal. Bapak sih terserah saya. Ya Alloh betenya ga bisa digambarin lagi deh. Saya kan udah booked perias, catering, dekor, fotografer dan upacara adat untuk tanggal itu. Tapi ngeliat si capeng itu saya lebih kasian. Saya kan cuma resepsi, sedangkan dia akad dan resepsi. Jadi ya udah lah, saya ngalah. Yap ngalah, dengan konsekuensi saya harus kembali menghungungi percetakan untuk hold undangan saya naik cetak hari itu juga dan buru-buru ke tebet untuk merevisi tanggal undangan (ini yang paling deg-degan karena deadline cetak beberapa jam lagi), terus menghubungi semua vendor untuk ganti tanggal. Pasrah deh kalo kena pinalty atau ga dapet vendor seperti yang direncanain semula. Tapi Alloh Maha Baik, pas saya mundurin tanggal, semua vendor saya bisa dan rela ga kenain pinalti! Bahkan perias saya yang super sibuk itu pun ditanggal yang saya mundurin pas banget masih kosong. Kakak saya dulu pesan perias ini 6 bulan sebelum pernikahan and ga dapet dong. Emang ya, rejeki ga kemana..

- Meskipun kondang, perias saya ngaretnya juara. Acara mulai jam 12 siang, jam 11 siang dia baru datang. Padahal yang dirias bukan cuma pengantin, tapi keluarga dan pagar ayu juga. Bete to the max pokonya. Udah gitu tante Rina pas ngerias kayaknya salah melulu, ada aja yang ga pas. Ya eye shadownya lah, ya alisnya lah, dan terakhir bulu mata. Hadeuh Ketauan deh udah ga 100% seperti waktu akad lagi. Yah kan udah sebulan nikah ya. Tapi saya belum honeymoon loh tante, jadi masih kinclong clong deh hasil riasannya.

- Gara-gara tante Rina telat, acara jadi ngaret. Dan tamu-tamu udah membludak banget. Pas jam makan siang pula. Bener-bener terteror deh pas masuk ruangan, sekelilingnya tamu-tamu yang udah pada laper, dan masih ada upaara adat pulak. Ih rasanya pengen saya forward deh rangkaiannya itu. Alhasil, pas udah tiba giliran salaman, pagar ayu dan pagar bagus bubar jalan. Ga bisa lagi nahan lajunya orang-orang.  Kabayang kan bagaimana kabar kami yang dipanggung?

Kalau mau lengkap lihat foto-foto nikahan ada di facebook saya atau husband, atau mampir ke wedding web kami.


Ga terasa, 3,5 tahun sudah semuanya berlalu. How our marriage now? Alhamdulillah happy. Happy disini bukan berarti senang-senang-dan senang. Of course not. To see the rainbow you must enjoy the rain. Iya, pernikahan itu seperti pelangi. Indah dan warna warni. Tapi semuanya ga bisa dinikmati kalau kita ga pernah menitikkan air mata, entah itu air mata sedih, kecewa, bahagia, atau haru. Apalagi kalau udah punya anak. Saya sendiri, semenjak Athazka lahir, rasanya pelangi saya bukan lagi mejikuhibiniu. He's more that that. He makes our life start to makes sense. Semuanya jadi jelas tujuannya.

Looking back to our journey, kesan saya setelah menikah ini cuma satu : tambah dewasa. Kalo keingetan drama-drama waktu pacaran dulu rasanya malu banget. Feel dumb. Kok bisa sih mikirnya begitu. Ternyata orangtua itu bener ya. Oh kalo dinasehatin begini maksudnya itu toh, oh kalo begini nanti begitu ya. Wah, bener-bener deh, semua harus dialamin sendiri. Apalagi pas punya Atha, I know how's my mom and my mom in law feels now.

Demikian secuplik cerita cinta saya. Sekedar sharing aja. Maaf kalo agak dangdut yaa..

PS : husband, I love you more than yesterday, but less than tomorrow.

Selasa, 20 Desember 2011

Juara 1..

Lomba menangkap ikan mas..

Ini kemenangan Atha yang pertama. Congratulation dear!


Who can resist this kid smile and laugh?

Rabu, 14 Desember 2011

Feeling Introvert

Menurut test mesin kecerdasan STIFIn, saya termasuk orang yang Feeling Introvert. Test mesin kecerdasan ini menggunakan 10 sidik jari, jadi diklaim cukup akurat. Menurut STIFIn, manusia memiliki mesin kecerdasan yang berbeda-beda, dan ini betul-betul given dari Sang Pencipta. Lebih jauh tentang tipe-tipe mesin kecerdasan bisa dilihat di web STIFIn. Saya sendiri Alhamdulillah berkesempatan finger test ketika mengikuti kursus SuksesMulia di Bandung pada tanggal 18 November kemarin.

Anyway, talking about Feeling Introvert, berdasarkan penjelasan STIFIn, mesin kecerdasan saya yang paling utama adalah perasaan saya. Kelebihan saya, bisa memahami orang lain dan pandai berempati. Kelemahan, mudah tersinggung. Ya iya lah, apa-apa pake perasaan.. 

Pantes ya saya paling ga bisa dikerasin atau dijahatin. Rasanya tuh sediiih banget. Apalagi kalo ga salah. Air mata nih gampang banget ngalirnya. Orang-orang Feeling biasanya sekali disakiti, traumatik. Dan ini kejadian sama saya. Saya sangat terbuka terhadap kesempatan kedua, but it's just for those who ask for apologizes. Itu pun jika ditanya ke hati nurani, goresannya pasti masih ada bekasnya.  Saya juga tidak bisa mengerti kenapa ada orang yang bisa menyelesaikan masalah dengan cara mengkambinghitamkan orang lain. I just don't get it..

Oh well, kami orang-orang Feeling memang terlalu perasa..

Eh tapi, kebanyakan pemimpin dunia yang hebat adalah orang Feeling. Iya lah, pemimpin yang baik adalah yang dapat merasakan penderitaan rakyat. Oya, salah satu tokoh Feeling favorit saya adalah B.J Habibie. Sudah baca kan bukunya? Siapa yang tahan untuk tidak menangis membacanya? Ketika sebuah tulisan dirangkai dari perasaan dan ditulis dengan hati, siapapun yang membaca akan tersentuh..

Test mesin kecerdasan ini menarik. Membuat saya lebih mengenali potensi dasar saya. Potensi dasar ini menyumbangkan 20% dari total 100% kesuksesan. Sisanya, 80%, merupakan porsi lingkungan. Saya jadi berminat untuk mengajak suami serta Atha untuk mengikuti finger test STIFIn ini. Saya ingin lebih memahami pola pikir suami saya.  Kalau Atha, saya tidak ingin salah mengarahkannya. Jika saya tau bakat potensi dasar Atha sejak awal, mudah-mudahan saya bisa mengembangkan Atha di bidang-bidang yang memang passionnya..

Rabu, 07 Desember 2011

Sedih


Boleh kan ya merasa sedih atau kecewa? I'm trying hard not to feel it, to ignore it, but the more i try, the more i get hurt..

I am fine, really. I'm just not happy..

Hope this will ends soon. There are so many dreams are waiting to be pursued. I'll be ok. I just need time.. 

#ini ga ada kaitannya sama kerjaan atau my marriage life#