Rabu, 14 Desember 2011

Feeling Introvert

Menurut test mesin kecerdasan STIFIn, saya termasuk orang yang Feeling Introvert. Test mesin kecerdasan ini menggunakan 10 sidik jari, jadi diklaim cukup akurat. Menurut STIFIn, manusia memiliki mesin kecerdasan yang berbeda-beda, dan ini betul-betul given dari Sang Pencipta. Lebih jauh tentang tipe-tipe mesin kecerdasan bisa dilihat di web STIFIn. Saya sendiri Alhamdulillah berkesempatan finger test ketika mengikuti kursus SuksesMulia di Bandung pada tanggal 18 November kemarin.

Anyway, talking about Feeling Introvert, berdasarkan penjelasan STIFIn, mesin kecerdasan saya yang paling utama adalah perasaan saya. Kelebihan saya, bisa memahami orang lain dan pandai berempati. Kelemahan, mudah tersinggung. Ya iya lah, apa-apa pake perasaan.. 

Pantes ya saya paling ga bisa dikerasin atau dijahatin. Rasanya tuh sediiih banget. Apalagi kalo ga salah. Air mata nih gampang banget ngalirnya. Orang-orang Feeling biasanya sekali disakiti, traumatik. Dan ini kejadian sama saya. Saya sangat terbuka terhadap kesempatan kedua, but it's just for those who ask for apologizes. Itu pun jika ditanya ke hati nurani, goresannya pasti masih ada bekasnya.  Saya juga tidak bisa mengerti kenapa ada orang yang bisa menyelesaikan masalah dengan cara mengkambinghitamkan orang lain. I just don't get it..

Oh well, kami orang-orang Feeling memang terlalu perasa..

Eh tapi, kebanyakan pemimpin dunia yang hebat adalah orang Feeling. Iya lah, pemimpin yang baik adalah yang dapat merasakan penderitaan rakyat. Oya, salah satu tokoh Feeling favorit saya adalah B.J Habibie. Sudah baca kan bukunya? Siapa yang tahan untuk tidak menangis membacanya? Ketika sebuah tulisan dirangkai dari perasaan dan ditulis dengan hati, siapapun yang membaca akan tersentuh..

Test mesin kecerdasan ini menarik. Membuat saya lebih mengenali potensi dasar saya. Potensi dasar ini menyumbangkan 20% dari total 100% kesuksesan. Sisanya, 80%, merupakan porsi lingkungan. Saya jadi berminat untuk mengajak suami serta Atha untuk mengikuti finger test STIFIn ini. Saya ingin lebih memahami pola pikir suami saya.  Kalau Atha, saya tidak ingin salah mengarahkannya. Jika saya tau bakat potensi dasar Atha sejak awal, mudah-mudahan saya bisa mengembangkan Atha di bidang-bidang yang memang passionnya..

3 komentar:

  1. Aku prnah ikut test analisis sidik jari DMI. Kyknya gak jauh beda dgn test ini ya? Nanti anakku jg InsyaAllah (niatnya) mau tak ikutin test sidik jari buat mengarahkan preferensi minat & bakatnya :)

    BalasHapus
  2. wah, Aku jg pernah nih ditawarin test ini sm ibu kostku yg dokter, tp waktu itu belum jd2 nyoba,pdhl bagus ya kalo kita bener2 bisa menelusuri bakat dari analisis ini. pengen nyobain jg deh ke anakku. btw, thanks infonya mbak

    Nieke
    nieke.keritikentang.com

    BalasHapus
  3. Tes ini masih diperdebatkan secara akademik.
    Ia disebut pseudosains. Coba baca2 diskusi di inet mengenai tes ini. Banyak tuh.

    BalasHapus