Hari ini tanggal 17 and it's my salary day. Dimajukan seminggu lebih awal dari biasanya. Pikiran ge-erku menganggap seolah Alloh bermurah hati atas kondisi cashflow kami. Dan aku semakin ge-er saat mendapati sejumlah nominal yang tak biasa muncul sebagai penambahan. Alhamdulillah.
Bisa dibilang, beberapa bulan belakangan, kami sedang mengalami turbulensi dalam cashflow rumahtangga kami. Ternyata, keputusan untuk membeli rumah sekaligus melakukan renovasi betul-betul membuat kami memutar otak untuk tetap survive. Ya memang sih, kami termasuk kaum ogi alias ogah rugi. Meskipun dalam kondisi mepet, kami masih bersikeras untuk tidak mengutak-ngatik beberapa pos aktiva kami dan memaksakan diri untuk tetap menabung untuk Athazka. Sebagai gantinya, kami memilih untuk mengencangkan ikat pinggang.
Sebagai orang yang kerap dimintakan pendapatnya mengenai masalah cashflow (financial planner amatir), aku terkadang suka malu hati. Hihi, this is not supposed to happen. Dalam kehidupan yang wajar dan seimbang, jumlah kewajiban dibandingkan dengan income seharusnya masih bisa menyisakan savings kira-kira 10-20% dari total income.
Aku sendiri, saat memutuskan untuk membeli rumah, aku masih dalam proses menyelesaikan cicilan mobilku dan sudah kadung committed dengan 2 asuransi pendidikan (tenor 10 tahun), 1 asuransi hospitality savings (tenor 5 tahun) dan 1 tabungan rencana pendidikan (tenor 3 tahun). Semuanya untuk Athazka. Teori cash on hand pada waktu itu mendorongku dan suami untuk segera memarkirkan sejumlah uang untuk pendidikan Atha di masa depan.
Secara perhitungan kasar, aku sadar bahwa keputusan ini akan menimbulkan turbulensi .Tetapi sehubungan dengan masa cicilan mobilku yang sebentar lagi selesai, maka aku memberanikan diri untuk membeli rumah itu. Aku sudah jatuh cinta betul dengan lokasinya, suasananya, lingkungannya, even bentuknya. At the first time i saw the house, i know that it was what i am looking for. Dan sayangnya, rumah yang tersisa hanya 2 unit. Itu pun aku masih harus berlomba dengan para peminat lain dalam waiting list. Bagaimana bisa aku memutuskan untuk menunggu hingga cicilan mobil selesai. Tidak mau kehilangan rumah impian, aku langsung memutuskan untuk membayar downpayment dan mengurus KPR sesegera mungkin. Selang satu bulan, KPR-ku di approve dan resmi aku menempati prioritas pertama dalam daftar peminat.
Time flies, and now i am officially live in my dream home. I am very much happy i can't even describe. I stand in my own floor, i sleep in my own bed, i cook in my own kitchen, i take a shower in my own bathroom, i design the detail of its interior, i choose the colours of my curtain on the most favor, and lots of things more. I feels like a real queen. *lebay*
But now i am also dealing its challenge. Until my car's loan is fully completed, i will working hard on balancing my cashflow. No pain, no gain. I never think that i've made a wrong decision with buying a house. It's just about consequences. For the next several monts, i will stay away from discounts, the hardest part of all (what is the joy of going to a mall without participating their sale's season anyway?). I am not bankrupt, i just have to be a little bit wise to use my money. I just have to rearrange my priority which should be completed first. Once i through it, i think i willl start a 'new' me. No more madam overspent. Amin Ya Alloh.
Above all, I am deeply thankful to Alloh for His countless blessing. It is beyond my dream to live a life like what i have right now. It is really beyond what i could ever dream. Alhamdulillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar