Jumat, 30 Desember 2011

Menuju 2012

Beberapa jam lagi kita kan akan memasuki 2012. Well, seperti halnya orang lain dalam menyambut tahun baru, saya pun mulai mereview apa saja yang sudah saya lewati di tahun 2011. Kenapa perlu direview? supaya ketika membuat resolusi tahun 2012 saya tidak salah langkah.

2011 as a surprising year

Saya memberi tema tahun 2011 secara keseluruhan yaitu 'surprising'. Tahun 2011 memang penuh kejutan bagi saya. Resolusi saya sendiri di tahun 2011 lalu tidak lagi penuh target-target yang sophisticated. Kebanyakan malahan merupakan proyek 'beres-beres' dari apa yang telah tercapai di tahun 2010. Alhamdulillah, the ultimate goal as little family, which is owning a house and car is been accomplished in 2010. Tapi, konsekuensinya pasti masih berlanjut di tahun 2011. Punya rumah berarti juga mulai memikirkan untuk membeli perabotan dan segala printilannya kan? Dan ternyata, perintilannya itu banyak sekali bahkan never ending kalau tidak dibatasi dengan kesadaran akan kondisi keuangan. Tapi saya senang, sekarang rumah saya sekarang sudah mulai menyerupai 'rumah'. Ruang tamu kami tidak lagi beralaskan tikar lampit, tapi sofa sederhana yang nyaman. Ruang makan kami tidak lagi bernuansa lesehan, tapi sudah dilengkapi dengan meja makan. Taman di depan dan samping rumah saya tidak lagi ditumbuhi rumput liar yang tidak beraturan, tapi sudah mulai ditata dan ditanami tanaman hias yang lebih baik. Insya Alloh, kami sekarang sudah bisa menjamu tamu dengan lebih layak. Alhamdulillah. 

Oya, di tahun 2011 STNK mobil pertama atas nama saya keluar. Senang dan terharu. Meskipun ini bukan mobil pertama yang saya beli, tapi melihat nama saya yang tertera di stnk rasanya luar biasa (I used to see my mom and dad's name on it). Beruntungkah? Not really. Saya membeli mobil itu dengan cicilan 3 tahun. so, it's still 2 years to go. Semangaaattt...

Hal yang tidak disangka-sangka terjadi di tahun 2011 adalah 'hadiah' kursus dan liburan ke Eropa di bulan Oktober. Ketika saya bekerja, saya tidak pernah menghitung-hitung reward yang saya peroleh lalu dibanding-bandingkan dengan usaha saya. Bukan sok idealis, tetapi dapat menjadi seorang central banker bagi saya sudah melebihi daripada apa yang saya inginkan. I'm trying to do my best for this. Setelah 4 tahun bekerja, kantor saya menugaskan saya kursus ke eropa, tepat di kota impian saya, Paris.The best thing is,  suami saya bisa ikut menemani, dan akhirnya kami pun keliling eropa. The next best thing is tema kursusnya merupakan major kuliah saya, jadi selama kursus saya tidak merasa terbebani. The second best thing adalah support yang luar biasa dari orangtua dan mertua, fisik dan mental. Alhamdulillah..

Bagi saya, kejutan tadi sudah lebih dari cukup, Tapi Alloh masih punya kejutan lain untuk saya. Hari ini, on the last day on 2011, saya diusulkan untuk memperoleh the highest point on performance appraisal(setidaknya di satuan kerja saya). Terharu? sudah pasti. If you are a working mom, then you will understand what it mean to me. Saya bekerja dengan separuh baterai, karena separuhnya lagi saya optimalkan untuk keluarga saya. Saya tidak pernah berharap muluk karena toh bagi saya keluarga saya adalah stakeholder saya yang utama. Bayangkan tenaga separuh baterai itulah yang akhirnya dihargai dengan the highest point.  I don't mind if I finally got it 2 years later than my peer, it's just Finally! Sekarang grafik performance appraisal saya dan suami bisa linear dan positif. Kebetulan, suami saya tahun ini juga direkomendasikan untuk memperoleh point tertinggi dalam penilaian kinerja di kantornya. Bahagia ya. Mudah-mudahan bisa terus dipertahankan. Amin.

Athazka's milestone
2011 merupakan tahun dimana perkembangan Athazka mengalami peningkatan yang signifikan. It was when he celebrated his 2th Birthday with his family and friends. It's was when he entered his first step to school. It was when he won his first championship. It's definetely his year. Here are the hight light

Dari segi kognitif, Athazka sudah bisa :
-  Menghitung 1 s.d 10
- Mengenal warna : merah, kuning, hijau, biru, putih, hitam, pink, ungu, cokelat. Sudah tau fungsi lampu merah di jalan (merah tandanya berhenti, hijau jalan, kuning hati-hati).
- Mengenal orang-orang di sekelilingnya.
- Mengenal huruf-huruf hijaiyah
- Membaca doa sebelum makan dan sebelum tidur dengan fasih, dan do'a sesudah makan dan bangun tidur dengan terbata-bata.
- Bernyanyi, hampir semua lagu anak-anak. tapi favoritnya adalah lagu thomas and friends.
- Mengenal semua tokoh-tokoh dalam film kartun dan cerita dongeng. Film yang Atha tonton antara lain : Shaun the Sheep, Timmy Time, Dora the Explorer, Pororo, Si Bolang, Baby Einstein, Bobby Bola, Belajar bersama Diva (seri membaca huruf hijaiyah dan  berdo'a), dan tentu saja Thomas and Friends.
- Mengenal konsep apa dan mengapa. Disinilah yang paling menantang karena saya dan suami harus menggunakan standar yang sama dengan standar nilai-nilai yang diterapkan pada Atha karena Atha belum bisa mengenal konsep eksepsi.
- - Mengenal konsep kiri dan kanan

Dari sisi kemampuan adaptasi dan sosialisasi :
- Atha sudah bisa membaur dengan teman-temannya, di rumah, di sekolah, maupun di rumah saudara.
- Alhamdulillah tidak pernah melempar dan memukul temannya, tetapi jika dipukul balik membalas dengan lebih galak.
- Jika disapa 'asslamu'alaikum?' akan menjawab 'wa'alaikum salam' (dengan kemampuan verbal yang belum sempurna).
- Jika hendak menyuruh mengucapkan 'tolong' terlebih dahulu (meskipun sering lupa juga). Jika dimintakan tolong, akan menuruti perintah.
- Jika membuat kesalahan seperti menginjak kaki, menabrak, memecahkan gelas, akan mengucapkan "maaf ya" secara spontan.
- Jika diberi hadiah/oleh-oleh akan mengucapkan 'terima kasih' secara spontan. Jika memberi hadiah lalu diucapkan terima kasih, akan menjawab 'sama-sama' secara spontan.
- Saya baru saja mengganti pengasuhnya, dan tidak ada kesulitan yang berarti dalam adaptasi dengan pengasuh pengganti. He's fine.

Dari sisi perkembangan fisik/motorik :
- Berat badan hampir 16 kg
- Sudah bisa menggunakan sepeda roda dua (dengan bantuan ban kecil-kecil di roda belakang).
- Sudah bisa berjalan dan berlari dengan seimbang
- Sudah bisa makan sendiri
- Sudah bisa menggosok gigi sendiri (meskipun bagian atasnya terlewat)
- Sedang belajar mandi sendiri
- Sedang belajar buang air kecil dan membersihkannya sendiri
- Sudah bisa menempel kertas di buku warna
- Sedang belajar main puzzle dan lego
- dsb


Alhamdulillah, Athazka perkembangannya on track. Tapi bukan berarti sempurna ya. Tentu Athazka pun memiliki kelemahan, tetapi sebagai ibu yang positif, mengapa saya tidak memulai dari apa yang sudah Atha capai daripada yang belum? PR saya sebagai seorang Ibu tentu tidak akan pernah berhenti. And I'm looking forward to see his another milestone, and of course, its challange..

2011 akan segera berakhir. Tiba saatnya saya menapaki lembaran baru. Resolusi baru, tantangan baru, dan harapan baru. Saya tidak akan berhenti bermimpi. Tema besar hidup saya adalah bersyukur dan bersabar. Syukur bukan berarti menerima begitu saja apa yang sudah diberikan Alloh kepada saya, tetapi berusaha memahami tujuan Alloh memberikan karunia-Nya kepada saya. Syukur, adalah mengoptimalkan anugerah Alloh untuk bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk menjadi manusia yang terbaik, sukses saja tidak cukup, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya? Mari kita konsepkan sebagai proposal resolusi di tahun 2012. Yang jelas saya ingin menggeser  pencapaian-pencapaian pribadi saya menjadi kontribusi yang lebih bernilai.

Sedangkan sabar, bukan berarti mengalah. Sabar adalah tekun, cermat dan berhati-hati dalam menghadapi permasalahan hidup. Saya harus bisa memilah-milah masalah mana yang perlu ditanggapi mana yang cukup mengetahui. Saya harus lebih bijaksana dalam memecahkan persoalan dan menjadi lebih toleran tanpa perlu mengorbankan value yang saya yakini. Bagaimana caranya? mari kita konsepkan lagi di proposal resolusi 2012.

Anyway, di penghujung tulisan ini, saya ingin mengucapkan Alhamdulillah for the surprising 2011, and welcome to 2012. Bismillahirrohmanirrohiim.

Rabu, 28 Desember 2011

My love journey

Hm.. saya tiba-tiba mood untuk nulis dengan tema cinta-cintaan setelah baca tulisannya teman saya, Anggi. Jadi merefleksi sama cerita saya sendiri. Tapi saya setuju, kalau cinta itu penuh drama, meski ga segitunya kayak sinetron itu tuh yang ada mata mendelik-delik segala. Yang jelas, cinta itu.. seperti sebuah petualangan. Seru, dan kalau finally ketemu sama "the one", Insya Alloh happy ending..

Sebelum pacaran sama a yosi, saya pernah pacaran dengan beberapa orang tapi ga pernah secomplicated ini. Dulu tuh, kalo putus gampang banget. Ga ada deh cerita saya nangis bombay gara-gara cowok. Kalau ga cocok, ya udah jalanin masing-masing. Kalau si cowok ga terima, itu urusan dia. Saya bisa dengan mudahnya masuk ke dalam kost trus nonton TV dengan perasaan datar sementara si cowok masih termenung sedih di halaman depan kost *tepok jidat*.

Nah, karma saya akhirnya kejadian juga pas pacaran sama a yosi. Dikit-dikit mellow. Putus-sambung, tapi dramatis banget. Air mata dimana-mana. Hadeuh. Capek banget. Kalau dipikir-pikir, kok mau-maunya ya saya mempertahankan hubungan yang penuh drama ini, padahal a yosi ini bukan superstar atau Pangeran William. He's just an ordinary man. Bahkan kalau mau jujur, masih banyak admirer yang lebih dari dia. Tapi memang ga bisa dipungkiri kalau chemistry antara saya dan a yosi itu 'klik' banget, meski kalau ditanya disebelah mananya? saya ga bisa jawab. We are totally different. Yang satu self centered, yang satu people person. Yang satu logis, yang satunya perasa. Yang satu hobi IT, yang satu gaptek berat. *ga usah dimention ya saya yang mana, udah ketauan sendiri deh pastinya*

Tapi bener deh, rasanya nyaman banget setiap di deket a yosi. I can see future in his eyes.  *yak, ini bagian pas soundtrack lagu the way you look at me Christian Baustista berkumandang* 

Then.. this complicated relation finally turn to marriage.  Kebayang ya, kalau berdua aja siklus up and down-nya sering, ini ditambah variabel lainnya. Horor. Months before marriage is nightmare. Bukan complicated lagi deh namanya, tapi benang kusut. Kita bahkan hanya punya waktu 1-2 bulan untuk mempersiapkan pernikahan gara-gara miskom. Rasanya kayak mission impossible. Orang lain tuh nyiapin pernikahan berbulan-bulan, bahkan years. Tapi saya ga patah semangat. At that time saya berdo'a jika memang a yosi jodoh saya, mohon dimudahkan. And the impossible thing become possible :

1. Keluarga setuju akad nikah dan resepsi dipisah dengan time lag satu bulan.
Akadnya sendiri lokasinya di Garut, which is kalau keukeuh tetap di Bogor sudah jelas kita ga bakal dapet gedung, (yak, jarak lamaran and akad cuma sebulan aja dong). Alhamdulillah di Garut banyak keluarga, jadi urusan administrasi KUA, dekor sama catering ada yang support. Kalau perias, saya satu paketkan dengan perias resepsi di Bogor. Fotografer juga saya paketkan dengan resepsi, impor dari Jakarta.  Cihuy kan.

Sementara keluarga ngurus persiapan, saya tunggang langgang cari seserahan. Seru banget kejar-kejaran sama waktu. Kalo dipikir-pikir kok kayak married by accident yang semuanya serba terburu-buru. Hahaha. Demi Alloh dan Alhamdulillah engga. Ini bener-bener pure 100% miskom. Kalo ga percaya, tanya deh sama perias saya (katanya kalo udah ga suci periasnya suka kesulitan pas dandanin karena ada aja yang salah/kurang pas) atau tamu/undangan yang datang waktu akad (kalo saya masih suci katanya riasan saya akan keliatan soft, shinning (tapi bukan mengilap) trus auranya keluar). Masih ga percaya juga? Hitung aja tanggal nikah saya (28 Juni 2008) sama lahirnya Athazka (24 April 2009). Bedanya berapa bulan tuh. Loh ini kok jadi ngomongin married by accident. Hahahaha..

Anyway, dengan persiapan sebulan itu ternyata hasilnya adalah : 9 dari skala 10!
Bahagia banget semuanya lancar pas saya dan a yosi resmi jadi suami istri.

Cerita di balik layar :
- Keluarga saya dan a yosi masih percaya tanggal-tanggalan. Jadi, tanggal pernikahan kita pun dihitung-hitung berdasarkan latar belakang saya dan a yosi oleh neneknya. Keluarlah dua tanggal. Satu tanggal 28 juni, satunya lagi kapan gitu, tapi yang jelas udah masuk tahun depannya (jauh bedanya). Ya kita milih tanggal 28 Juni lah, lebih cepat lebih baik kan.

- Dua minggu sebelum hari H, bapak saya masuk RS karena sakit, dan saya jadi bolak balik bogor-garut untuk ngecek kesehatan beliau. Tokoh utama gitu loh..

- Baru-baru ini saya baru tau kalau perias saya waktu akad itu bukan perias beneran, not even asisten perias (sebelumnya saya selalu mikir dia asisten perias). Ternyata teh Dessy itu penari, dan saya adalah pengantin pertama yang dia rias alias proyek uji coba. OMG! Untung hasilnya ga mengecewakan (kalau saya bilang bagus nanti saya dikira narsis muji-muji diri sendiri). Everybody loves it, include me. Sampe sekarang mertua saya selalu rekomendasiin sanggar rias saya setiap ada sodara/kerabat/tetangga yang butuh info perias *nah kalo ini saya GR beneran*

- Mempertimbangkan efisiensi waktu, saya memutuskan untuk tidak membuat gaun/kebaya pengantin saya sendiri. Waktu itu saya ga ribet mikir gimana-gimana. Saya ga keberatan sama sekali kalau kebaya akad saya itu sewaan yang udah pernah dipakai banyak orang. Ya kan bukan kebaya yang jadi syarat sahnya nikah. Tapi, ternyata sanggar rias saya baru selesai membuat baju akad baru untuk menambah koleksinya. Model, bahan, dan kombinasi warnanya kok 'saya banget'. Kebaya asimetris warna putih dengan aksen bunga kecil warna soft pink. Pas dicoba.. ukurannya sama persis ukuran saya. Sama sekali ga ada bagian yang dipermak. Si teteh yang bantuin saya pake baju aja sampe bingung, kok bisa pas banget. Seolah-olah itu dibuat untuk saya. Satu kata aja : Alhamdulillah..

2. Keluarga setuju acara resepsi di Gedung Bupati Bogor, Komplek Pemda Cibinong.
Secara keluarga saya terlanjur membangun kerajaan di Depok dan keluarga a yosi bermarkas di Bogor, akhirnya kita pilih jalan tengahnya, yaitu di Cibinong. Yay, jadi deket rumah deh. Hoiya, urusan catering, perias, dekor, souvenir, undangan, and the bla and the blu-nya 100% by me. Serius lo? off course darling. Kan zaman sekarang udah ada banyak web yang isinya rekomendasi serba serbi pernikahan. Repot ga? Bohong banget kalo bilang engga. Pastinya jumpalitan lah. Tapi seneng, pas resepsi semuanya lancar (kecuali tamu yang membludak yang bikin saya ga sempat lap keringat, padahal kayaknya udah turun deras kayak air terjun saking kepanasan). Ratenya : 8 dari 10 lah. Worth enaugh.

Cerita di balik layar :
-   1,5 bulan sebelum resepsi, saya dikabari bahwa gedung untuk resepsi double booked. Pengelola gedung, Si capeng dan ortunya datang ke rumah saya sambil nangis-nangis minta saya mau mundurin tanggal. Bapak sih terserah saya. Ya Alloh betenya ga bisa digambarin lagi deh. Saya kan udah booked perias, catering, dekor, fotografer dan upacara adat untuk tanggal itu. Tapi ngeliat si capeng itu saya lebih kasian. Saya kan cuma resepsi, sedangkan dia akad dan resepsi. Jadi ya udah lah, saya ngalah. Yap ngalah, dengan konsekuensi saya harus kembali menghungungi percetakan untuk hold undangan saya naik cetak hari itu juga dan buru-buru ke tebet untuk merevisi tanggal undangan (ini yang paling deg-degan karena deadline cetak beberapa jam lagi), terus menghubungi semua vendor untuk ganti tanggal. Pasrah deh kalo kena pinalty atau ga dapet vendor seperti yang direncanain semula. Tapi Alloh Maha Baik, pas saya mundurin tanggal, semua vendor saya bisa dan rela ga kenain pinalti! Bahkan perias saya yang super sibuk itu pun ditanggal yang saya mundurin pas banget masih kosong. Kakak saya dulu pesan perias ini 6 bulan sebelum pernikahan and ga dapet dong. Emang ya, rejeki ga kemana..

- Meskipun kondang, perias saya ngaretnya juara. Acara mulai jam 12 siang, jam 11 siang dia baru datang. Padahal yang dirias bukan cuma pengantin, tapi keluarga dan pagar ayu juga. Bete to the max pokonya. Udah gitu tante Rina pas ngerias kayaknya salah melulu, ada aja yang ga pas. Ya eye shadownya lah, ya alisnya lah, dan terakhir bulu mata. Hadeuh Ketauan deh udah ga 100% seperti waktu akad lagi. Yah kan udah sebulan nikah ya. Tapi saya belum honeymoon loh tante, jadi masih kinclong clong deh hasil riasannya.

- Gara-gara tante Rina telat, acara jadi ngaret. Dan tamu-tamu udah membludak banget. Pas jam makan siang pula. Bener-bener terteror deh pas masuk ruangan, sekelilingnya tamu-tamu yang udah pada laper, dan masih ada upaara adat pulak. Ih rasanya pengen saya forward deh rangkaiannya itu. Alhasil, pas udah tiba giliran salaman, pagar ayu dan pagar bagus bubar jalan. Ga bisa lagi nahan lajunya orang-orang.  Kabayang kan bagaimana kabar kami yang dipanggung?

Kalau mau lengkap lihat foto-foto nikahan ada di facebook saya atau husband, atau mampir ke wedding web kami.


Ga terasa, 3,5 tahun sudah semuanya berlalu. How our marriage now? Alhamdulillah happy. Happy disini bukan berarti senang-senang-dan senang. Of course not. To see the rainbow you must enjoy the rain. Iya, pernikahan itu seperti pelangi. Indah dan warna warni. Tapi semuanya ga bisa dinikmati kalau kita ga pernah menitikkan air mata, entah itu air mata sedih, kecewa, bahagia, atau haru. Apalagi kalau udah punya anak. Saya sendiri, semenjak Athazka lahir, rasanya pelangi saya bukan lagi mejikuhibiniu. He's more that that. He makes our life start to makes sense. Semuanya jadi jelas tujuannya.

Looking back to our journey, kesan saya setelah menikah ini cuma satu : tambah dewasa. Kalo keingetan drama-drama waktu pacaran dulu rasanya malu banget. Feel dumb. Kok bisa sih mikirnya begitu. Ternyata orangtua itu bener ya. Oh kalo dinasehatin begini maksudnya itu toh, oh kalo begini nanti begitu ya. Wah, bener-bener deh, semua harus dialamin sendiri. Apalagi pas punya Atha, I know how's my mom and my mom in law feels now.

Demikian secuplik cerita cinta saya. Sekedar sharing aja. Maaf kalo agak dangdut yaa..

PS : husband, I love you more than yesterday, but less than tomorrow.

Selasa, 20 Desember 2011

Juara 1..

Lomba menangkap ikan mas..

Ini kemenangan Atha yang pertama. Congratulation dear!


Who can resist this kid smile and laugh?

Rabu, 14 Desember 2011

Feeling Introvert

Menurut test mesin kecerdasan STIFIn, saya termasuk orang yang Feeling Introvert. Test mesin kecerdasan ini menggunakan 10 sidik jari, jadi diklaim cukup akurat. Menurut STIFIn, manusia memiliki mesin kecerdasan yang berbeda-beda, dan ini betul-betul given dari Sang Pencipta. Lebih jauh tentang tipe-tipe mesin kecerdasan bisa dilihat di web STIFIn. Saya sendiri Alhamdulillah berkesempatan finger test ketika mengikuti kursus SuksesMulia di Bandung pada tanggal 18 November kemarin.

Anyway, talking about Feeling Introvert, berdasarkan penjelasan STIFIn, mesin kecerdasan saya yang paling utama adalah perasaan saya. Kelebihan saya, bisa memahami orang lain dan pandai berempati. Kelemahan, mudah tersinggung. Ya iya lah, apa-apa pake perasaan.. 

Pantes ya saya paling ga bisa dikerasin atau dijahatin. Rasanya tuh sediiih banget. Apalagi kalo ga salah. Air mata nih gampang banget ngalirnya. Orang-orang Feeling biasanya sekali disakiti, traumatik. Dan ini kejadian sama saya. Saya sangat terbuka terhadap kesempatan kedua, but it's just for those who ask for apologizes. Itu pun jika ditanya ke hati nurani, goresannya pasti masih ada bekasnya.  Saya juga tidak bisa mengerti kenapa ada orang yang bisa menyelesaikan masalah dengan cara mengkambinghitamkan orang lain. I just don't get it..

Oh well, kami orang-orang Feeling memang terlalu perasa..

Eh tapi, kebanyakan pemimpin dunia yang hebat adalah orang Feeling. Iya lah, pemimpin yang baik adalah yang dapat merasakan penderitaan rakyat. Oya, salah satu tokoh Feeling favorit saya adalah B.J Habibie. Sudah baca kan bukunya? Siapa yang tahan untuk tidak menangis membacanya? Ketika sebuah tulisan dirangkai dari perasaan dan ditulis dengan hati, siapapun yang membaca akan tersentuh..

Test mesin kecerdasan ini menarik. Membuat saya lebih mengenali potensi dasar saya. Potensi dasar ini menyumbangkan 20% dari total 100% kesuksesan. Sisanya, 80%, merupakan porsi lingkungan. Saya jadi berminat untuk mengajak suami serta Atha untuk mengikuti finger test STIFIn ini. Saya ingin lebih memahami pola pikir suami saya.  Kalau Atha, saya tidak ingin salah mengarahkannya. Jika saya tau bakat potensi dasar Atha sejak awal, mudah-mudahan saya bisa mengembangkan Atha di bidang-bidang yang memang passionnya..

Rabu, 07 Desember 2011

Sedih


Boleh kan ya merasa sedih atau kecewa? I'm trying hard not to feel it, to ignore it, but the more i try, the more i get hurt..

I am fine, really. I'm just not happy..

Hope this will ends soon. There are so many dreams are waiting to be pursued. I'll be ok. I just need time.. 

#ini ga ada kaitannya sama kerjaan atau my marriage life#

Jumat, 25 November 2011

Athazka at the present

Rasanya sudah lama ya saya tidak mengupdate kabar Athazka di blog ini. Alhamdulillah perkembangan Athazka on track, agak kuat di permainan logika dan kata-kata, tapi masih lemah di kontrol emosi alias masih suka bad mood. 

Above all, I'm just so thankful to have this kid in my life. Saya senang karena setiap pulang kantor selalu ada yang menunggu di rumah dengan penuh harap, saya senang meski pas sampai rumah selalu dibuntuti kemana-mana (even ke kamar mandi), saya senang meski dalam kantuk tetap harus mendongeng sebagai pengantar tidur bocah lucu ini (yang kadang suka protes kalau dongeng saya ga nyambung atau ga logis menurut dia), saya senang karena sekarang saya semakin yakin dan semangat untuk selalu menjadi orang yang lebih baik setiap harinya (because I know that now I have the smartest follower and auditor)..

You really change me, son. I love you so..


Athazka sekarang..

Be a good son, Athazka and good things will come to you..

PS : Hari ini Athazka juara 1 lomba menangkap ikan di sekolahnya. Selamat ya sayang.. 

Selasa, 22 November 2011

Europe Trip : Rome (Finish)

ROME (29 s.d 30 Oktober 2011)

Horray.. sampai juga ke jadwal menuju Roma, Italia. Excited tapi ada sedihnya juga, karena saya sudah kerasan di Paris (halah). Ga terasa sudah 8 hari saya di Eropa.

Kursus terakhir di Paris selesai tanggal 28 Oktober 2011 jam 14.30 waktu setempat. Saya langsung ke hotel menyelesaikan pembayaran sambil check out. Husband sendiri sudah berangkat shalat Jum'at di Mesjid Agung Paris. Saya sebenarnya ingin banget ikut nemenin, ingin merasakan atmosfer sholat di kota yang sekuler ini. Tapi apa daya, pas masuk waktu dzuhur kursusnya belum selesai.

Oya, shalat Jum'at disini lama loh, 2 jam (mulai 13.30 selesai 15.30). Saya sampe bingung mau ngapain ya di hotel ini nungguin husband (kita udah sepakat bahwa kalau ada salah satu pihak yang sampe di hotel duluan, ga boleh kemana-mana karena kamar udah di chek out and luggage dititip di lobi hotel). Akhirnya saya internetan (dengan frustasi, karena keyboard mereka beda sama kita). Ga lama kemudian husband datang and kita say good bye deh sama Paris.. hiks, really gonna miss you..

Karena beratnya luggage (yang udah penuh sama oleh-oleh sampai hampir meledak), kita putuskan naik taksi. Taksi di Paris fancy banget. Hampir semua mobil mewah jadi taksi (BMW, Mercy, Audi, you name it) tapi kerennya, semua pake argo yang sama. Jadi mau naik taksi mercy atau fiat, tarifnya sama. Asik, kesempatan nyoba mobil mewah nih. Selama ini kan saya selalu naik metro atau jalan kaki. Nah, pas naik taksi saya baru ngeh kalau ternyata jalan raya di Paris itu seperti ini..

Jalan raya sama pelataran mall sama bersihnya..


Sempet lewat Eglise de la Madeleine

Saya naik kereta ke Roma dari stasiun Paris Bercy. Dari hotel sekitar 20 menit. Rutenya menyusuri Seine. Sampai di Paris Bercy, sempat celingukan ga karuan karena ternyata stasiunnya kecil dan ga terlalu bersih. Banyak banget orang lalu lalang, tapi minim informasi. Setelah berhasil nuker tiket online, saya masuk ruang tunggu di lantai 2 (padahal peron di lantai 1, aneh ya). Alhamdulillah pas lagi nunggu itu ketemu sama seorang madam perancis yang baiiiik banget. Dia dulunya kerja di PBB, jadi bahasa inggrisnya oke. Ternyata kita sama-sama mau ke Roma. Waah.. kebetulan banget. Si madam ternyata orang yang sangat well prepare dan keibuan. Saya langsung ditutor tentang sikon di Roma dan peta-petanya. Beliau pokoknya mau mastiin kalau saya ga akan nyasar. Baik banget deh. Oya, dari beliau inilah saya akhirnya ngerti kenapa stasiun rame banget. Ternyata orang-orang eropa pada mau celebrating haloween. Jadi, dari sabtu sampai selasa itu libur. Panteeessss...

Hokeh, sampailah kita ke waktunya boarding masuk kereta. Oya, saya naik Rail Italia. Kesan pertama waktu liat keretanya : ya ampun, serius nih yang ini? hahaha. Ternyata, keretanya sangat-sangat under expectation. Saya mikirnya semacam Thalys (yang saya pakai dari Amterdam ke Brussels), ternyata.. hmm.. kayaknya kalau dibandingin sama kereta Argo kita, masih bagusan Argo deh.

Oya, jarak perjalanan Paris-Rome sekitar 15 jam. Jadwalnya berangkat jam 19.00 sampai roma jam 10.15. Kereta kita sendiri sering disebut sleeper, karena memang didesain seperti kamar-kamar dalam gerbong. Jadi selama perjalanan menuju rome itu, penumpang bisa tidur selonjoran. Tapi jangan bayangin kemewahan ya. Boro-boro deh. Satu kamar itu ber-6 orang, dan ga ada bagasi. Alhasil tempatnya jadi sempit banget. The bright side-nya (teteup ya ada bright side, so Indonesians *grin*), saya dan suami dapet tempat tidur yang lower alias di bawah. Jadi ga perlu naik-naik tangga segala untuk, misalnya, ke toilet atau sekedar jalan-jalan. Saya sharing kamar ini dengan 2 couple yang mau haloweenan di Rome, satu asal Perancis, satunya asal Australia. Kita semua keketawaan karena ga ada satu pun dari enam orang ini yang pernah naik kereta ini, dan kita sepakat bahwa it's just so underexpectation. Meski begitu, 6 penumpang yang rada kecewa ini tetep pada tidur nyenyak tuh selama perjalanan. Hahaha.

Kamar-kamar dalam gerbong.

Ini dia kamar kita.
Itu satu sisi dari 3 tempat tidur dalam 1 kamar. Yap, sandaran kursi bawah itu bisa diangkat and jadi deh tempat tidur di tengah.

kebayang ga sih  kalau dapet tempat tidur paling atas. Sempit dan repot ga sih?

Setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya sampai juga di stasiun Termini. Ngaret sejam dari jadwal, tapi semua penumpang pada maklum. Di eropa sana, 'Italian time' udah jadi semacam jargon 'jam karet' di Indonesia. Oya, stasiun Stasiun Termini tu ternyata, mirip-mirip aja sih sama stasiun Gambir, cuma dalam versi yang kira-kira 2 level lebih baik lah (masih mungkin banget kalau mau dikejar). Kenapa saya bandinginnya sama Gambir? karena kalau dibanding sama Amsterdam Centraal atau Brussel Midi agak jauh bedanya :)

Subway di Roma cuma ada 2 line, A (line merah) dan B (line Biru). Kondisinya juga ga se-oke Paris. Tapi harganya juga jauh sih. Kalau di Paris kita bayar 1,7 Euro sekali jalan naik subway, ini cuma 1 Euro dan bisa dipake  untuk naik semua Public transportation di Roma (subway, bus, dll) selama 75 menit.  Pas liat line metro yang cuma 2 itu, I thought it will be much easier to understand rome. Ternyata engga, dan malahan keberuntungan kita sepertinya udah rontok semenjak naik kereta yang underexpectation. We had a serious language problem with italianos *big grin*. Jadilah tema Roma kita kali ini adalah nyasar. Bener ya hidup itu up and down. Hahahaha..

Anyway, setelah susah payah, akhirnya saya dan husband berhasil menemukan rute terdekat menuju hotel. Oya, kami menginap di Sheraton Roma. Sengaja hotel bintang 5-nya ditaruh di akhir itenerary karena at that time saya perkirakan kondisi fisik udah capek banget dan pasti pingin menghabiskan malam terakhir di eropa dengan sempurna. Menuju sheraton sendiri agak ribet karena letaknya agak di pinggir roma. Kita naik metro dari termini dan turun di Eur Magliana. Apesnya, pake acara naik turun tangga subway! Padahal kan luggage berat banget nget nget (waktu di Paris aja kita bela-belain naik taksi). Beneran deh, saat itu kita ngerasa kalo Dewi Fortuna lagi bete sama kita..
Metro di Italia, penuh coretan. hiks.

Dengan penuh peluh (suhu italia tu hangat untuk ukuran eropa, kayak bandung gitu), sampailah saya di hotel. Setelah dari tadi merasa keberuntungan kita hilang, tau-tau pas check in, kita dapet surprise : kamar di upgrade! horay..horay..! hilang deh kebete-an gara-gara nyasar dan geret-geret luggage yang berat. Yap, we are easy to pleased people :)
 

Di upgrade ke starwood preffered guest room :)


Nyaman banget.. Alhamdulillah..

Sampai hotel, cepet-cepet bebersih (buang sial yang masih kesisa dari kereta, hehehe), trus naik bus hotel menuju kota. kira-kira 20 menit-an lah. Targetnya mau ke Colosseum, Vatikan sama makan pizza. That's it. Kita berangkat jam 14.00 dari hotel and rencana balik dari kota jam 20.30.

Ini dia suasana kota Roma dari kursi depan bus..


 
Jalanan di roma lebaaar..

Modal wajib di roma : Peta!

Serunya di Roma, cuacanya ga dingin seperti Paris apalagi Amterdam, wardrobe pun jadi lebih simpel (bye bye coat, glove, and boots)  Suasananya juga enak banget, lebih berasa 'masa kini' dibanding negara-negara sebelumnya. Di Roma ini pengunjungnya banyaaakk banget. Jadi inget cerita madam perancis tempo hari, kalau roma itu adalah salah satu tempat suci umat kristiani. Ga heran banyak wisatawan rohani juga disini. Mungkin kalau mau dibandingin, seperti Mekkah pas ibadah umroh ya. Penuh kan..

Sampai kota, mulai deh saya dan husband menjelajah ngutak ngatik Peta menuju Colosseum. Jalan kaki aja karena kita niat banget sekalian cari restoran Pizza. Alhamdulillah ketemu satu resto yang feelnya 'italia' banget. Langsung deh melipir, pesen pizza. Pas pesen menu itu, pelayannya liat saya pake kerudung dan dia langsung pilihin menu yang halal. Terharuuu banget deh rasanya. Bahasa di menu itu semuanya italia, potensial banget saya salah menu kan. Oya, selama di roma ini memang jarang banget saya melihat perempuan yang kerudungan, jadi sekalinya ada, tatapan orang-orang langsung aneh. Kerasa banget. Tapi instead of merasa terintimidasi, saya malah merasa amat tertolong dengan kerudung saya. It explain my identity, dan ini terbukti pas di Restoran Pizza itu. Alhamdulillah..

Modal jalan kaki

Bangunan tua seperti ini banyak di Roma..


Pizza yang asli..

Rasanya ga ada duanya. Serius enak banget nget nget.. (faktor laper juga)

Restorannya Italia banget :)

Setelah kenyang makan, kita lanjut lagi ke Colosseum. Setelah 15 menitan jalan kaki, akhirnya ketemu juga deh komplek bangunan kuno yang diujungnya ada Colosseum. Namanya Piazza del campidoglia a Roma. Bangunan ini umurnya jauh lebih tua dari bangunan-bangunan yang ada di Paris. Mungkin salah satu situs peninggalan peradaban manusia yang tertua. Saya aja merinding loh melihatnya.  Keingetan film-film Helen of Troy, atau Gladiator deh..


Naik tangga menuju Piazza del Campidoglio a Roma


Replica of the equestrian statue of Marcus Aurelius 

Peninggalan zaman romawi kuno.

Bikin merinding. Saya generasi ke berapa dari pendiri bangunan ini coba?

Dulunya ini desa, sekarang tinggal puing-puing pondasinya

Arch of Constantine dari samping 

Inget film Xena and Hercules :)


Sampai juga Colosseum..

Pas sampai Colosseum, antriannya udah menggila. Saya akhirnya putuskan untuk ga ikut tur ke dalam karena masih mau ke Vatikan. Akhirnya kita tanya sana sini rute terdekat ke Vatikan. Hmm.. kita mulai frustasi lagi karena Pedangang suvenir, pengunjung sama penduduk lokal ngasih petunjuk yang beda-beda. Kita ga bisa bedain mana sih yang sebenarnya ga ngerti bahasa inggris, semuanya sama ngomongnya terbata-bata. Alhasil, kita sempet kebawa beberapa rute bus dan berakhir nyasar. Udah deh kita putuskan untuk mandiri aja. Semakin banyak tanya, potensi nyasar semakin gede. Akhirnya kita buka peta lagi dan naik metro dari stasiun Colloseo. Alhamdulillah naluri commuter kita berhasil. Nyampe juga deh ke Vatikan. Tapiiii... pas mau masuk, ada rombongan -entah siapa- yang sepertinya orang penting banget, jadi pengunjung biasa ga boleh masuk selama mereka masuk. Padahal kita kesana udah sore banget. Masa disaranin balik lagi besok pagi? hiks, sepertinya ga mungkin. Flight kita kan jam 11 siang.. *nangis berkaca-kaca di pintu masuk Vatikan*


Sudah sampe di area Vatikan, tapi ga bisa masuk..


Boro-boro bisa masuk, yang di dalam aja disuruh keluar..

Sepanjang jalan pulang dari Vatikan, husband ga henti-hentinya menghibur saya yang masih mendung berkaca-kaca. Ditawarin berkali-kali untuk shopping biasanya mempan, kali ini engga. Tapi mau gimana lagi ya. Akhirnya saya balik lagi ke colloseum, pengen liat kalau malam suasanya gimana, terus cari makan deh. Karena rute kita lewat Termini, akhirnya cari makan di sekitaran situ aja. Alhamdulillah banyak banget restoran halal di sana.

Ternyata begini Colosseum kalau malam..


Sempet lewat Monument to Vittorio Emanuela II


Restoran Halal di sekitar Termini..

Eskrim walls disana namanya Algida (Di Perancis namanya Miko, di Belanda namanya Olla)

Sempet nyicip Cappucinno..

Ah, akhirnya petualangan saya di Eropa berakhir juga. Saya pulang dari Fiumincio Leonardo Da Vinci Airport, Roma. Airportnya biasa banget, tapi Soetta masih kalah jauh sih. Plusnya, di Fiumincio banyak butik keren dari brand yang keren juga (D&G, LV, and others italians excusive brand). Minusnya : antrinya gila-gilaan and minim informasi. Sebagai ilustrasi, saya beranngkat dari hotel jam 7, sampe bandara jam 7.30, boarding jam 10.30, itu aja hampir ketinggalan pesawat. Bener-bener deh. Banyak banget pengunjung. Mungkin kalau check out dari mekkah aps umroh kayak gini juga kali ya..

Anyway, meski sedikit kurang puas (karena gagal masuk vatikan), saya senang sempat berkeliling di Roma. Saya cocok dengan udara dan makanan di Roma. Next time kalau dapet rejeki ke Italia lagi, mau ke Milan and Venezia ah. I do really fall in love with Italy..

Conclusion
Dari 4 Negara yang saya kunjungi, kalau untuk visit, urutannya adalah : Paris, Rome, Brussels, Amsterdam. Tapi kalau untuk stay/sekolah, urutannya jadi dibalik : Amsterdam, Brussels, Rome dan Paris.

Itu menurut saya loh..

*Fin*

Senin, 14 November 2011

Europe Trip : Paris (Part III)

Masih sambungan posting tentang Paris..

Day 5 (27 oktober 2011)
Kursus selesai jam 17.00, saya langsung ke hotel. Husband udah rapih, ganteng, nunggu di lobi. Saya sholat ashar sebentar lalu berangkat ke Pont Neuf untuk naik seine Cruise. Kita ga naik dari Eiffel karena pas walking tour kemarin husband dapet diskon gede banget untuk naik Seine Cruise yang berangkat dari Pont Neuf. Lumayan loh, 9 euro aja berdua. Waktu Canal cruise di Amsterdam aja biayanya 10 euro seorang. Pont Neuf sendiri letaknya deket dengan Louvre. Pemandangannya..awesome..

Waktu masih kuliah dulu, saya pernah nonton film "Before Sunset" yang settingnya Paris. Isinya cuma percakapan antara dua orang di sepanjang taman dan berakhir dengan mereka naik perahu di Seine. Saya menebak sepertinya, di Pont Neuf-lah settingan film itu. Dulu saya bermimpi dan bertekad kalau suatu hari nanti saya akan melakoni adegan di film itu sama orang yang saya sayangi. Ga pernah nyangka, bertahun-tahun kemudian semuanya jadi kenyataan. It's me, my husband, and sunset in seine. Perfect..

Kesampean juga bikin film before sunset versi sendiri :)

Pepohonan di sisi Seine..


Pemandangan sore di Seine

Melintasi Eiffel..


Menjelang senja, mulai romantis.. (langit masih biru menuju gelap)


Notre Dame yang megah..


Mulai gelaapp.. city viewnya ganti suasana..


Ini dia dermaga Pont Neuf

Bagi saya, semua itenerary sewaktu di Paris menakjubkan semua, tapi Seine cruise lah yang paling membekas. I really love it. Perubahan suasana dari sore ke malam itu bener-bener membuat mata saya refreshing. Oya, setelah selesai naik Seine cruise, saya dan suami sempatkan mengobrol di jembatan di atas Seine.. nothing to do, just talk heart to heart sambil menikmati pemandangan yang menangkan hati dan pikiran banget..
Pemandangan dari jembatan Pont Neuf..


Kalau suasananya kayak gini, ngobrol heart to heart enak banget..

Selesai Seine cruise kira-kira jam 1/2 8. Nah, sebelumnya itu kita sempet ngeliat Eiffel sparkling. Lucu banget. Saya sama husband tatap-tatapan trus tanpa berdebat (tumben) langsung sepakat mau lanjut tour Paris at night ke Eiffel. Tapi karena suasana malem itu windy, ya kita naik metro andalan deh. Ga terlalu jauh sih, cuma kalau jalan lumayan gempor kayaknya.

And this is what we got from Eiffel at night..

Eiffel at night..
Sparkling (keliatan ga lampu putih-putihnya?)


Dari Trocadero, gaya mangku Eiffel arahan husband

Ternyata sparkling Eiffel ini adalah show yang dipertunjukkan pada 5 menit pertama setiap jam-nya. Dan banyak banget wisatawan yang datang khusus untuk nonton sparkling Eiffel. Saya kesana jam 8 kurang, nah pas jam 8 itulah Eiffelnya sparkling lagi. Orang-orang di sekitar Trocadero langsung pada tepuk tangan. seru banget. Saya sama husband tadinya pingin naik Eiffel lagi, cuma cuaca mulai gerimis. Akhirnya kita duduk di Trocadero cukup lama cuma buat mandangin Eiffel malam hari. Ga kerasa air mata saya ngalir, semuanya indah banget. Ga henti-hentinya saya bersyukur. Ini semua kayak mimpi.. Alhamdulillah..

Hmm, karena kecewa ga sempet naik Eiffel at night, atasan saya yang kebetulan sempet akhirnya berbagi fotonya sama saya. Ini dia..


City view dari Eiffel at night..


Another side..
Seine di malam hari


Owesome..

Ah senang, malam terakhir di Paris berakhir sempurna. Tinggal siapkan fisik untuk jalan-jalan ke Roma besok..

Kesimpulan saya tentang Paris : Really romantic city to visit. Setiap sudut begitu indah, romansa klasiknya dapet banget, bangunan bersejarahnya keren, transportasi publiknya mengagumkan. Bener-bener kota yang wajib dikunjungi, minimal once in a lifetime. Soal kendala bahasa yang sering diidentikkan dengan parisians, saya rasa hukumnya subjektif ya. Alhamdulilah, saya ga menemui kendala sama sekali dengan orang-orang disana. Ya memang sih mereka ga terlalu warm dan sangat individualisitis (mereka bahkan ga sempet saling merhatiin penampilan orang satu sama lainnya, apalagi sampe ngurusin), tapi selama kita berlaku santun, parisians are very helpful. Inget ya,kuncinya ada pada sopan santun. Kalau kita bertanya dengan sopan dan berlaku santun, mereka pasti akan jawab, even dengan bahasa inggris mereka mau kok. Yah kan dari sejarahnya juga kan parisians itu bangsawan banget..

Oya, Parisians udah terbiasa dengan heterogenitas masyarakat, jadi ga usah khawatir untuk menunjukan identitas kita, meskipun kita minoritas banget disana (misalnya kalau mau pake kerudung/jilbab), toh ga akan dipandang aneh. Cool ya?