Senin, 24 Januari 2011

Nice words

Aku pernah berfikir, bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki seorang kekasih. Kekasih yang akan terus bersamanya, sehidup semati, dalam suka maupun duka tak akan terpisahkan. Sekarang, aku memilih amal sholeh sebagai kekasihku. Karena ternyata hanya amal sholeh-lah yang akan terus menemaniku, bersamaku, bahkan menemaniku dalam kuburku, kemudian amal sholehku pula lah yang menemaniku menghadap Allah.

Aku pernah berfikir, setiap manusia pastilah punya goresan masalah dengan manusia lain, sehingga wajar jika manusia memiliki musuh masing-masing. Kini aku memilih menjadikan setan sebagai musuh utamaku, sehingga aku lebih memilih melepaskan kebencian, dendam, rasa sakit hati, dan permusuhanku dengan manusia lain.

Aku pernah selalu kagum pada manusia yang cerdas, dan manusia yang berhasil dalam karir, atau kehidupan duniawinya. Sekarang aku mengganti kriteria kekagumanku ketika aku menyadari bahwa manusia hebat dimata Allah, adalah hanya manusia yg bertaqwa. Manusia yg sanggup taat kpd aturan main Allah dlm menjalankan hidup n kehidupannya.

Dulu aku akan marah dan merasa harga diriku dijatuhkan, ketika orang lain berlaku zhalim padaku, menggunjingkan aku, menyakiti aku dengan kalimat kalimat sindiran yg disengaja untuk menyakitiku. Sekarang aku memilih utk bersyukur dan berterima kasih, ketika meyakini bahwa akan ada transfer pahala dr mereka untukku jika aku mampu bersabar... Dan aku memilih tidak lagi harus khawatir, karena harga diri manusia hanyalah akan jatuh dimataNya, ketika dia rela menggadaikan dirinya untuk mengikuti hasutan setan.

Dulu aku yakin, dgn hanya khatam Al Qur'an berkali kali maka jiwaku akan tercerahkan. Kini aku memilih untuk mengerti dan memaknai artinya dengan menggunakan akalku, dengan mengaktifkan qolbuku dan mengamalkannya dalam keseharianku, maka pencerahan itu baru bisa aku dapatkan.

Ketika aku harus memilih...bantu aku Yaa Rabb, utk selalu memilih yg benar dimata Mu...

(taken from my bb message, thanks to Mr.Juliadi Vidyatama for sharing)

Rabu, 19 Januari 2011

Derita Roker

Akhir-akhir ini pelayanan jasa angkutan massal andalanku a.k.a kereta, mengalami semacam degradasi kualitas. Benar-benar menyebalkan, bahkan kadang membuat frustasi. Jadwal yang berubah-ubah, molor, batal dan yang paling sering adalah gangguan sinyal. Oh my, bertahun-tahun menjadi roker (Rombongan kereta) baru kali ini deritaku menyentuh hati yang terdalam.

Jika aku tidak salah ingat, dalam 6 bulan belakangan ini, aku terlambat handprint hingga melampaui batas toleransi flexy time sebanyak 2 kali (yang berakhir dengan menghadap bos dan meminta beliau menandatangani selembar formulir admistrasi yang menjadikan keterlambatanku menjadi legal), 1 kali tidak masuk kantor (Aku akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah saat kereta yang aku tumpangi tidak kunjung beranjak dari stasiun karena mengalami gangguan sinyal. Untuk kaum fakir cuti seperti aku, rasanya benar-benar mimpi buruk), serta keterlambatan lain yang meskipun tidak membuatku sampai melampaui flexy time ataupun bolos, tetapi tetap merugikanku karena membuatku lelah secara fisik dan mental. I am physically and emotionally exhausted!!!

Suatu hari aku bahkan pernah menyebut PT KAI mereka sebagai cobaan dunia. Berdiri di kereta selama berjam-jam, dan itu terjadi selama beberapa hari berturut-turut,  tentu membuatmu ingin melayangkan bogem pada penyedia jasa itu bukan? Pemikiran kritisku - yang kurang didukung oleh data empiris- rasanya ingin cepat-cepat menyimpulkan bahwa sudah waktunya transportasi kereta di privatisasi. Biarkan swasta yang mengelola. Mungkin dengan membabat jalur birokratis, respon pengelola kereta terhadap kebutuhan penggunanya akan lebih cepat dan tepat sasaran.

Sedikit pencerahan mengenai masalah kereta ini akhirnya aku dapatkan di Koran Tempo edisi hari ini. Ada aroma politik yang tercium dibalik keresahan pengguna sarana transportasi massal ini. Ternyata bukan perasaanku saja. Degradasi kualitas betul-betul terjadi. Pemerintah terkesan pilih kasih (aku berusaha untuk tidak menggunakan kata sengaja yang bernada menuduh) dalam merumuskan kebijakan penataan sarana tranportasi publik. Anggaran untuk pembangunan dan perawatan jalan tol dan jalan raya jauh lebih besar daripada kereta. Bahkan panjang rel kereta api di Indonesia saat ini telah berkurang +/- 1.000 meter dibandingkan dengan yang telah ditinggalkan oleh Belanda. Keterlaluan. Semakin modern, rel kereta api malah semakin pendek. Tidak ada pengembangan sama sekali. Bagaimana mau menjadi bangsa yang maju?

Di sisi lain, meski telah memperoleh gelontoran dana yang lebih besar daripada sektor perkeretaapian, toh jalan tol dan jalan raya besar di Jakarta dan sekitarnya, tetap tidak dapat menampung kemacetan lalu lintas. Oh Tuhan, ini benar-benar mimpi buruk jika setiap sore aku dihadapkan pada buah simalakama : kereta trouble atau macet berjam-jam?

Ini memang keluhan klasik, keluhan jamak hampir semua karyawan commuter di Jakarta. Tetapi mengingat perkembangan peradaban kini pun telah mulai beralih ke kota-kota satelit di sekitar jakarta, bukankah salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk peningkatan kualitas hidup kami adalah perbaikan sarana transportasi umum? Toh dari penghasilan yang kami peroleh setiap bulan, itu kami setorkan pajaknya dalam rangka partisipasi kami membangun negeri ini?

Satu hal lagi, the biggest lost dari masalah sarana transportasi umum adalah opportunity cost. It's time. Waktu. Dan siapapun mengerti bahwa waktu tidak dapat diputar kembali. Bayangkan betapa banyaknya waktu sia-sia yang terbuang di perjalanan sebagai ongkos dari semerawutan kebijakan dan pengelolaan sarana transportasi publik? Aku rasa, jika kita belum bisa menghargai waktu, maka kita belum dapat di sebut sebagai bangsa yang besar.

Ok aku rasa cukup sekian curhatnya. It's 4.30 pm. It's time for me to leave this office. Mudah-mudahan perjalanan sore ini lancar sehingga cukup sebagai pengobat perjalanan tadi pagi yang traumatik.

Bye everyone 

  

Rabu, 12 Januari 2011

When parents look at a son

When parents look at a son,
They see yesterday and all the joys he's created over the years..
They see today and all the dream he fulfills..
And they see tomorrow and the promise of what he will become..

(taken from somewhere)

Kamis, 06 Januari 2011

Yay!

Setelah sekian lama memendam hasrat belanja, akhirnya angin segar menghampiriku juga. Yes, I've got some gift vouchers of MAP (Mitra Adi Perkasa) which can be used in all over MAP's stores, for free. Yay!
I'm just soo happy..

I think I know where will I spend my lunch time tomorrow. Dududu..

Husband, thanks a lot!

Rabu, 05 Januari 2011

Sun sayang untuk Mamah dan Bapak

This is a letter from a daughter who miss her parents so much

Mamah, apa kabar? Icha harap mamah selalu dalam keadaan yang sehat yah. Bapak gimana, masih kesel gara-gara Indonesia kalah sama Malaysia di Final AFF kemarin? Jangan diambil hati dong pak, kita menang kok, cuma ga juara. Lagipula apa artinya kemenangan bila di dapat dengan curang.

Pasti seru ya nobar final AFF kemarin sama keluarga besar di Garut sana.

Mah, pak, Icha kangen. Kangen sekali. Kemarin Icha main ke Cibinong, ke rumah kita yang sudah jadi milik orang itu. Rumah kita hancur mah, dibangun ulang oleh pemilik barunya. Katanya, mau dibuat kontrakan 14 kamar.

Ga terasa ya, akhirnya mamah sama bapak udah ga tinggal disana lagi. Atha masih anggap aki aji dan mamah enin tinggal disana. Waktu Icha ajak kemarin itu, Atha panggil-panggil terus Aki.. aki.. sambil nunjuk ke arah rumah.

Sebetulnya, bukan masalah rumah aja yang bikin icha kehilangan. Ya memang disana begitu banyak kenangan pahit dan manis, tetapi yang paling membuat hati ini kangen adalah sosok mamah dan bapak. Sosok orangtua terbaik di dunia. Tempat Icha bisa menjadi kanak-kanak tanpa memandang usia, bahkan saat icha sudah menjadi ibu. 

Icha kangen Mamah.. Icha kangen Bapak. Tetapi life must go on. Keputusan mamah dan bapak untuk pulang kampung sangat Icha dukung 100% jika itu yang membuat mamah sama bapak bahagia. Sungguh mah, pak, sampe nadi icha berhenti berdenyut, ga ada hal lain yang icha inginkan selain melihat kalian bahagia. 

Janji yah mamah dan bapak akan selalu jaga kesehatan. Please.. please jangan sakit. Kalau bisa ditukar, biar Icha aja yang sakit. Mamah sama Bapak harus sehat terus. Ayo jogging yang rajin yah, kan di Garut pemandangannya bagus dan udaranya sejuk. Ga usah mikirin anak-anak di Depok ya mah, pa, Insya Alloh kami sekarang sudah lebih dewasa dan mandiri.

Sun sayang untuk mamah dan Bapak dari Atha dan Kayla.

Alloh, tolong jaga kedua orangtuaku. Tolong hapuskan peluh diwajahnya, tolong cegah airmatanya. Bahagiakan mereka ya Alloh, karena pengorbanan yang telah mereka lakukan untukku dan Saudara-saudaraku hanya dapat setara dengan kebahagiaan dari-Mu.

Peluk cium,
Icha
.

Senin, 03 Januari 2011

4 words for 2011

This 4 words are all my resolution in 2011.

1. Positive.
I will start to look everything on the bright side. More positive.

2. Humble.
I will try hard not to concern of my achievement and put a high exposure on it. Keep cool.

3. Energic.
Yes, 2011 is the time for do all the activity with fun! No more laziness. C'mon!

4. Thankful.
For better for worse, everything happens for a reason. So, I will always be Thankful to Alloh, from the smallest one to the biggest.

2011.. I'm coming. Bismillahirrahmanirrahiim..