Jumat, 04 Maret 2011

Lunch's chat

Jam makan siang merupakan salah satu saat yang paling saya tunggu-tunggu setiap hari. Selain saya hobi berwisata kuliner, makan siang adalah jam dimana saya bisa bertemu dengan teman-teman di luar satker, bahkan di luar kantor. It's always refreshing to have some girl's chat, right? Betul bahwa saudara-saudara saya kebanyakan perempuan, tetapi kan mereka tidak bisa saya  ajak  janjian  makan siang :)

Kemarin saya menghabiskan jam makan siang saya bersama sahabat SMU saya, Wina. Kami janjian di Daun Sirih, jl.Kebon Sirih Jakarta Pusat. It was so much fun. Wina memiliki kehidupan yang kurang lebih sama seperti saya. Maka tema percakapan pun tidak jauh dari suka duka working moms, kehidupan keluarga, perkembangan anak, dan semacamnya. It was sooo much fun. Sayang kami tidak sempat berfoto.

Dan hari ini saya makan siang bersama sahabat saya yang cantik, Ninda Mashita.

Cantik ya?

Kami makan siang di Jitlada, Grand Indonesia (seperti biasanya, makanannya enak!). Senangnya melihat Ninda meniti impiannya. Ya, saat ini Ninda aktif mengisi acara talkshow di beberapa stasiun TV. Meskipun begitu, yang saya salut dari Ninda adalah dia masih sama seperti ninda yang saya kenal 10 tahun yang lalu. Tidak sombong, sederhana, dan memegang prinsip-prinsip tradisional.

Meski dua sahabat saya itu memiliki latar belakang dunia yang amat berbeda, wina PNS di DKI Jakarta dan Ninda seorang entertainer, mereka memulai percakapan dengan pertanyaan perihal status bbm-ku :

'pacaran" is a long sweet dream, marriage is the alarm clock :)

That's what I mean with girl's talk. Urusan status pun dibahas. Hehe.

Talking about the status. Itu bukan original pendapat saya. Itu copas dari status seorang rekan di Fb. Saya copas karena menurut saya lucu sekaligus benar. Kalian yang menikah mungkin juga akan berpendapat yang sama dengan saya. Bukan berarti mengecilkan kerikil yang ada pada masa pacaran, tetapi ketika menikah, dimana ekspektasi akan hak dan kewajiban peran masing-masing dalam rumahtangga di definisikan oleh dua kepala, maka welcome to the real life. It's the end of fairy tale's.
Tidak ada pernikahan yang sempurna, dan tidak ada orang yang cocok 100%. Yang ada adalah kompromi. Saya rasa, saran kebanyakan orang tua benar adanya, bahwa kunci dari kebahagiaan pernikahan adalah toleransi. Jangan mau selalu menang sendiri :)

Anyway, sepertinya saya masih terpengaruh dengan obrolan ngalor ngidul ala cewek. Tulisan berjudul makan siang berakhir dengan pembahasan status. Sangat tidak penting. Tetapi ketidakpentingan seperti itulah yang membuatku bahagia sebagai wanita. Tidak perlu selalu memikirkan hal-hal yang penting :)

Happy weekend everybody!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar