Senin, 12 Maret 2012

Jogja : never ending love

Saya masih dalam pengaruh sindrom pulang dari Jogja, jadi masih kebayang kota yang selalu bikin saya kangen. Slogan Jogja sendiri adalah "Never Ending Asia". It's true. Ciri khas kota ini masih ada, dan tetap sama seperti 11 tahun yang lalu saya pertama kali menginjakkan kaki saya disini : Hospitality.

Buat saya, Jogja is more than never ending asia. It's never ending love. Ya, saya selalu dan selalu jatuh cinta dengan kota ini, bahkan pada saat saya berpikir it's no more Jogja without my friends. Saya masih ingat betapa berat hati ini untuk dinas ke sana minggu lalu. Rasanya ingin skip cepat-cepat. Pertama, mayoritas teman-teman kerja di Jakarta (saya sudah tanya temen-temen di grup bbm FE UGM dan B5, mereka mayoritas kerja di jakarta dan sedang tidak ada tugas ke Jogja). Kedua, acara dinas kemarin itu sesungguhnya ditujukan kepada pegawai yang jabatannya 3 level di atas saya, dengan kata lain selisih usia saya dengan peserta lain kira-kira 20 tahun. Kira-kira, ngobrol apa ya saya dengan bapak/ibu pejabat itu? kalau saya salah ngomong atau tidak bisa jaga sikap gimana ya?

Tapi, ternyata kejadiannya sama sekali tidak seperti yang saya bayangkan. Bapak/Ibu pejabat itu baik-baik semua. Alhamdulillah saya tidak menemui kesulitan komunikasi yang berarti. Materinya cukup bisa saya ikuti. Dan, - ini yang paling matter- saya masih punya teman lama yang sebetulnya sudah jarang berkomunikasi, tapi dia antusias untuk menemani saya kemana-mana. Namanya mba Nisa. Kami 'hanya' kenal sebulan waktu sama-sama kursus toefl di LIA Jogja tahun 2006. Tapi berkat Fb saya punya bbm contactnya dan kami pun janjian ketemuan. Saya awalnya ragu, karena sudah lama sekali tidak bertemu, tapi mba Nisa malah seru, langsung meng-iyakan dan datang sore itu juga. So nice..

Berkat Mba Nisa, saya jadi bisa bernostalgia ke nasi goreng sapi kotabaru, Parsley Jalan kaliurang, Ayam Bakar Pak Thok, Gudeg Bu Hj.Achmad, dan Jalan-jalan ke FE UGM (termasuk ke Magister Sains-nya), dan Mesjid Kampus. Bisa dibilang semua wish list saya terpenuhi kemarin itu (kecuali rencana ketemu dosen untuk minta surat rekomendasi untuk apply scholarship. Tidak sempat karena jadwal kursus yang padat,  baru selesai jam 1/2 6 sore).

Ah senang. Word of thanks is never enough for her. Saya bahkan sampai menginap semalam di rumahnya pada hari terakhir. Makasih ya Mba.

Dan, seperti biasa, menjelang pulang ada terbesit rasa 'kehilangan' di hati saya. Iya, saya sepertinya jatuh cinta betul dengan Jogja sehingga rasanya ingin pensiun disini suatu hari nanti.  I mean it. Dari dulu sampai sekarang, bagi saya hanya ada 2 kota di Indonesia yang saya sangat pertimbangkan untuk saya tinggali : Bogor dan Jogja. Bogor adalah kota kelahiran saya, sedangkan Jogja adalah kota dimana my very important milestone is been made.

So Jogja,  when will I see you again?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar