Waktu seminar parenting long wiken lalu pembicaranya berkata bahwa salah satu ciri-ciri keluarga muslim sejati adalah banyaknya buku di rumah itu. Kenapa? karena buku adalah jendela ilmu, jendela dunia.
Plak, rasanya seperti ditampar. Iya, meskipun saya gemar membaca, tapi saya jarang sekali mengoleksi buku. Biasanya cuma pinjam. Lagipula, kadar hobi membaca saya ini dibandingkan seluruh anggota keluarga saya, bisa dibilang paling minim. Abal-abal.
Maka, ketika ditanya ada berapakah koleksi buku di rumah saya? seratus, dua ratus? Saya hanya bisa diam. Lalu saya berpikir, ada benarnya juga pembicara ini. Bagaimanapun, agama dan ilmu pengetahuan adalah hal yang saling berkaitan. Bagaimana mau mendidik seorang muslim yang tangguh jika tidak berbekal dua hal tadi. Untuk membekali anak-anak saya dengan ilmu, sekolah saja tidak cukup. Ilmu juga berkaitan dengan wawasan, dan ini bisa diusahakan salah satunya dengan menyediakan media membaca yang cukup. Syukur jika anak-anak memiliki minat baca seperti keluarga saya.
Then, saya berdikusi dengan suami saya. Husband setuju untuk mulai menumbukan minat baca di keluarga kami sejak dini. Sebagai pilot project, kami membeli banyak buku-buku bagus untuk 'menu' mingguan. Hasilnya? Alhamdulillah! Selain menambah wawasan, buku juga bisa menjadi sarana terapi untuk mengurangi ketegangan-ketegangan kecil saya dan husband yang umumnya disebabkan kondisi emosi yang tidak stabil. In short, ada pelampiasan lah. Saya tidak menyangka suami saya juga hobi membaca.
Dengan keterbatasan waktu yang ada, kapankah waktu yang tepat untuk membaca? Pagi, saya sudah sibuk memasak, siang bekerja, dan malam memasak serta mendongeng. Lalu tiba-tiba muncul ide, bagaimana jika di KRL? waktu yang selama ini saya habiskan untuk browsing, chatting dan blogwalking dialihkan sedikit untuk membaca. It works. Jadi sejak minggu lalu, ritual kami sekarang setiap hari adalah naik KRL yang jadwalnya lebih pagi (otomatis lebih renggang sedikit jejalan manusianya) supaya bisa membaca buku sambil berdiri. Lumayan. Selain menghibur dan menambah wawasan, membaca buku juga mengurangi rasa jengkel karena lamanya perjalanan.
Dengan keterbatasan waktu yang ada, kapankah waktu yang tepat untuk membaca? Pagi, saya sudah sibuk memasak, siang bekerja, dan malam memasak serta mendongeng. Lalu tiba-tiba muncul ide, bagaimana jika di KRL? waktu yang selama ini saya habiskan untuk browsing, chatting dan blogwalking dialihkan sedikit untuk membaca. It works. Jadi sejak minggu lalu, ritual kami sekarang setiap hari adalah naik KRL yang jadwalnya lebih pagi (otomatis lebih renggang sedikit jejalan manusianya) supaya bisa membaca buku sambil berdiri. Lumayan. Selain menghibur dan menambah wawasan, membaca buku juga mengurangi rasa jengkel karena lamanya perjalanan.
Jadi apa saja 'menu' buku kami minggu ini? Ini dia..
Author : Hanum Salsabilla Rais&Rangga Almahendra
Author : BJ Habibie
(kami memilih yang english version untuk latihan bahasa inggris)
Author : sita karina
Author : Rei Kimura
Author : Dahlan Iskan
Sementara itu dulu buku yang kami miliki sebagai permulaan. Buku-buku yang ringan karena minat membaca kami juga tidak segitunya. Alhamdulillah, saya sudah menyelesaikan 4 dari 5 (kecuali buku Habibie dan Ainun), husband juga sama (saya memang tidak merekomendasikannya untuk membaca buku sita karina,hehe).
Ke depan, mudah-mudahan resolusi 'menu' buku mingguan kami bisa bertambah dan teralisasi secara konsisten. Bagaimanapun kami ingin Atha bisa mencintai buku, lebih dari orangtuanya.
Membacalah nak, karena buku adalah jendela dunia..
Membacalah nak, dan taklukan dunia dengan wawasanmu..
Oya, mungkin kapan-kapan saya akan tulis resensi dari buku-buku yang menarik yang saya baca disini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar