Adil. Siapa yang tidak mau diperlakukan dengan adil? Saya sendiri termasuk orang yang sangat menghormati fairness. Dimanapun itu, tidak terkecuali di dalam keluarga (apalagi di lingkup yang lebih besar seperti organisasi).
Masalahnya, definisi adil itu berbeda-beda. Pada organisasi yang kaku dan feodal, adil adalah sama, equal treatment. Tetapi since manusia adalah makhluk yang unik, tidak ada satu pun manusia di dunia yang sama persis dari ujung kaki ke ujung rambut. Teori equality fairness sebagai wujud dari perlakuan yang adil tadi rasanya jadi kurang pas.
Saya sendiri dibesarkan di keluarga yang cukup fair. Bapak dan Ibu saya menetapkan standar nilai yang sama kepada semua anak-anaknya, tetapi approach mereka terhadap masing-masing anaknya dalam menetapkan standar nilai tadi, beda-beda. Teori equity fairness.
Bapak cenderung keras kepada kakak saya karena karakter kakak saya sendiri kuat. Tetapi kepada saya yang perasa, Bapak akan cenderung berhati-hati, every words that came from him were very proper. Kepada adik saya yang introvert, Bapak tidak banyak bicara, he'll just make sure that he always there for her. Kepada adik saya yang manja, Bapak akan berbicara dan masuk ke dunia kanak-kanak yang semua tentang-gue- itu penting.
I adore him so much. The way he treats us.
Dengan sikap yang beda-ebda itu, do he treats us unfair? off course not, at the end pesan yang disampaikan Bapak kepada anak-anaknya akan sama. The do's and the don'ts masih sama. Ketika kami melanggar aturan main Bapak, beliau akan marah, dengan rasa marah yang sama kepada semua anak-anaknya. Ketika kami berprestasi, beliau juga akan memberikan reward, tentu reward yang sama untuk prestasi yang sama.
Jadi adil tidak harus selalu berarti sama..
Dan membeda-bedakan, bukan berarti pilih kasih..
Yang jelas, reward dan punishment dalam penegakkan standar nilai yang harus sama. Saat melakukan hal yang baik atau berprestasi, kami diapresiasi. Namun jika kami salah tetaplah salah (jangan mentang-mentang saya perasa atau adik saya introvert terus berharap Bapak Ibu tidak pernah memarahi kami. Jangan mentang-mentang saya berprestasi lalu Bapak Ibu akan bersikap permisif dan melupakan semua kesalahan saya seperti tidak terjadi apa-apa. Kami tidak pernah mengenal yang namanya pembenaran, karena sama saja itu mementahkan nilai yang susah payah Bapak Ibu tanamkan pada anak-anaknya).
Itu baru adil..
Saya sendiri dibesarkan di keluarga yang cukup fair. Bapak dan Ibu saya menetapkan standar nilai yang sama kepada semua anak-anaknya, tetapi approach mereka terhadap masing-masing anaknya dalam menetapkan standar nilai tadi, beda-beda. Teori equity fairness.
Bapak cenderung keras kepada kakak saya karena karakter kakak saya sendiri kuat. Tetapi kepada saya yang perasa, Bapak akan cenderung berhati-hati, every words that came from him were very proper. Kepada adik saya yang introvert, Bapak tidak banyak bicara, he'll just make sure that he always there for her. Kepada adik saya yang manja, Bapak akan berbicara dan masuk ke dunia kanak-kanak yang semua tentang-gue- itu penting.
I adore him so much. The way he treats us.
Dengan sikap yang beda-ebda itu, do he treats us unfair? off course not, at the end pesan yang disampaikan Bapak kepada anak-anaknya akan sama. The do's and the don'ts masih sama. Ketika kami melanggar aturan main Bapak, beliau akan marah, dengan rasa marah yang sama kepada semua anak-anaknya. Ketika kami berprestasi, beliau juga akan memberikan reward, tentu reward yang sama untuk prestasi yang sama.
Jadi adil tidak harus selalu berarti sama..
Dan membeda-bedakan, bukan berarti pilih kasih..
Yang jelas, reward dan punishment dalam penegakkan standar nilai yang harus sama. Saat melakukan hal yang baik atau berprestasi, kami diapresiasi. Namun jika kami salah tetaplah salah (jangan mentang-mentang saya perasa atau adik saya introvert terus berharap Bapak Ibu tidak pernah memarahi kami. Jangan mentang-mentang saya berprestasi lalu Bapak Ibu akan bersikap permisif dan melupakan semua kesalahan saya seperti tidak terjadi apa-apa. Kami tidak pernah mengenal yang namanya pembenaran, karena sama saja itu mementahkan nilai yang susah payah Bapak Ibu tanamkan pada anak-anaknya).
Itu baru adil..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar