Rabu, 30 Juni 2010

Atha's first photography session..

Just want to share Atha's some result of his first photography session..
I thinks he is talented.. ^^





















Great, isn't?

Oya, this picture was taken around a week ago in de Photographers studio, Jl.Pajajaran No.26- Bogor.
It's so recommended!

Cheers ^^

Selasa, 29 Juni 2010

Cup Cakes

Sebuah Cup Cakes telah bertengger manis di mejaku sekembalinya aku dari mushala tuk menunaikan shalat Ashar, without any notes. Thanks ya untuk pengirimnya, you're so nice. Mungkin dia mengenali aktivitasku saat after hours : menulis blog. Cocok sekali bila ditemani kudapan lezat. Nyam.. mari makan.. nyam..

Anyway, seminggu ini aku lebaran di kantor. Yay! Pekerjaan memang masih tetap ada, tetapi tidak terlalu bertumpuk. Aku jadi memiliki sedikit waktu untuk chat dan sms-an dengan teman-temanku. Hal yang amat jarang aku lakukan di hari yang sibuk. Besok mungkin aku akan membereskan kubikalku. Pak Esau, guru Bahasa Indonesia-ku sudah mulai mengkritik keabsurd-an kubikalku dengan gaya bak guru menangkap basah muridnya yang nakal. Hihi. Siap pak, besok dirapikan deh!

Aku tadi makan siang di Solaria, Semanggi. Sedikit mencuri waktu, memang. Tetapi legal kok, kan aku meminta izin resmi pada ketua tim-ku untuk makan siang di luar. Oya, aku tadi bernostalgia dengan sahabat baikku, Tessa. Last time we met yaitu pada saat tahun baru 2009. Yap, it's been 1,5 years. Tapi tessa sungguh tidak banyak berubah. Masih ramah, humble dan tentu saja manis. Sekarang dia bekerja sebagai PNS di Departemen Perindustrian. Waw, almost semua temanku menjadi PNS. Senangnya mendengar cerita tentang keberhasilan mereka. Setelah ini mungkin kami akan membentuk semacam arisan almamater supaya tetap keep in touch. Sungguh rasanya menyenangkan sekali loh. It's a mood booster.

Sekilas tentang Piala Dunia, jagoanku, Belanda dan Jerman lolos ke perdelapan final. Yeeeaaaaayy!! Aku senang sekali semalam menonton pertandingan Belanda vs Slovakia (btw, Slovakia ternyata pecahan Rep.Cekoslavia. Hihi. Akhirnya tahu juga). Tim Favorit Atha, Brasil juga lolos setelah menumbangkan Chile 3-0 dengan cemerlang. (Aku menganggap Atha pro Brasil setelah amat senang dibelikan kaos bola bertuliskan Brasil oleh aki ).

Wah, bingung nih.. Belanda akan bertemu dengan Brasil di perdelapan final. Piala Dunia kali ini betul-betul seru dan surprising. Sayangnya, aku menonton pertandingan itu sendirian karena aa tidak suka bola. Tapi tetap semangat. Go Orange!  

Senin, 28 Juni 2010

My 2nd Anniversary..

It's been 2 years, 0 months, 0 days, 7 hours, 47 minutes since we were pronounced as husband and wife..

Alhamdulillah..

Membuka-buka kembali wedding blog kami disini, seakan membuka kembali saat-saat mendebarkan itu. Aku kembali bernostalgia sembari mengamini setiap ucapan selamat dan do'a dari teman-teman.

Marriage.. is just like a never ending school. Ayahku dulu pernah mengatakan bahwa pernikahan bak gunung yang begitu indah dipandang dari kejauhan, tetapi saat kita masuk di dalamnya, maka untuk menikmati keindahan tadi, jalan yang penuh semak belukarlah yang harus kita lalui. Terkadang ada pula hewan buas yang harus dihindari. Tanpa komitment dan kesungguhan hati untuk memperoleh Ridha-Nya, omong kosong jika semua bisa dilalui dengan mudah.

I'm now understand what he's talking about.

It's no easy but everthing will work out fine if we let love lead the way ^^

Happy anniversary, aa. Let's step to another following years. Bismillahirrahmanirrahiim..

Jumat, 25 Juni 2010

For Better For Worse..

Nope, It doesn't have any correlation with marriage vow. My anniversary is still 3 days left..

It's related to word cup 2010! Ahay, Italia semalam menelan kekalahan melawan Slovakia (negara debutan dalam world cup kali ini yang letak persisnya saja aku tidak tahu dimana. Mungkin di sekitar Rusia. Salah satu negara pecahan Uni Soviet kah? Tetanggaan dengan Slovenia kah (Slovenia itu dimana?)? God, geografiku buruk sekali).

Dua hari yang lalu, Perancis pulang dengan menelan kekalahan terhadap Afsel. Aku sungguh surprised dengan Piala Dunia kali. Tim-tim tangguh malah pulang terlebih dahulu. Fyi, Italia dan Perancis adalah Juara dan runner up dalam Piala Dunia 2006 di Jerman.

That's why i say to Italy and France : For better for worse..

Oya, aku menjagokan Belanda si total football. Awas yah kalo kalah! Jagoan keduaku adalah Jerman. Mudah-mudahan Jerman menang melawan Inggris di perdelapan final (kenapa sih dua tim bagus ini harus bertemu secepat ini?). Meskipun tidak menjagokan, tapi aku juga sungguh berharap Spanyol juga masuk 16 besar. Nanti malam pertandingannya melawan Chile yang kemungkinan Juara grup H. Semoga menang yah!

Langsing

Postingan kali ini tidak bermaksud SARAF, teman-teman. Aku juga tidak terlalu setuju dengan penggambaran wanita cantik adalah yang tinggi, putih dan langsing. Believe me, setiap wanita itu cantik. But since we're not an angel, maka kelebihan dan kekurangan tentu juga melekat di setiap individu. Termasuk aku. Masalahnya sekarang hanya tinggal bagaimana kita mengolah gift yang dianugerahkan Tuhan. Tutuplah kekurangan kita dengan kelebihan kita. Selain itu, jujurlah pada diri sendiri untuk menerima kekurangan tadi and stop comparing. Bagiku, hidup dengan penuh syukur adalah kunci dari kebahagiaan.

Aku sendiri mengakui bahwa aku memiliki banyak sekali kelemahan. Aku termasuk orang yang cuek dalam penampilan. Aku moody dalam berdandan. Aku tidak terlalu pandai menata rumah (aku tidak memiliki selera interior design yang baik). Aku ceroboh. Aku pelupa. Aku canggung dalam memasak. Aku masih berjiwa happy puppy. Aku tidak bisa jauh dari 21. Aku sering terjerat diskon.

Dan penangkalku atas semua kekurangan itu baru satu : Aku mau belajar. Aku tidak keberatan untuk berubah selama itu mendatangkan kemaslahatan untukku.

Beruntung aku memiliki suami yang tidak pernah menuntut apa-apa dari sisi penampilan. Waktu berat badanku menggelembung hingga 17 kg, di matanya aku tetap wanita paling cantik di dunia. Saat wajahku kacau dan mataku menghitam karena lelah atau kurang tidur pun dia tetap mengatakan bahwa aku panda tercantik di dunia. Ok aa, thanks untuk gombalisasinya.

Berkat sikap aa itu, selama pernikahan, tidak pernah aku menjalani diet, satu kali pun. Sedari dulu aku memang paling susah berpantang terhadap makanan. Rasanya lebih baik olahraga mati-matian daripada dilarang makan ini dan itu.

Tapi Tuhan sungguh baik padaku. Dengan pola makan yang beringas seperti itu pun, you know, berat badanku justru susut sedikit demi sedikit. Ehm, saat ini, ehm, aku sudah kembali kepada berat badanku sewaktu awal pernikahan! Aku sebetulnya tidak terlalu memperhatikan saat rekan kerjaku satu per satu berkomentar perihal tubuhku yang semakin kurus, hingga tadi pagi aku mengenakan batik yang biasa aku pakai dan merasakan betapa baju itu sekarang longgar. Lalu aku cek dan ternyata benar, ukuranku sekarang jauh menyusut. Semua cincin, termasuk cincin kawin pun tidak cukup lagi.

Entah harus senang atau sedih. Yang jelas, tidak ada pengaruhnya untuk aa (katanya), tetapi justru berpengaruh pada budget rumahtanggaku. It's another expenses. Gosh, masalah perubahan size ini telah menjadikan expensesku untuk belanja pakaian menjadi meningkat sekali. Jika tidak salah, aku telah mengalami 4 kali perubahan size dalam setahun belakangan.

Tapi ada satu hal yang menarik, saat aku menjadi langsing (jangan membayangkan aku seperti Catherine Wilson. Langsing versiku adalah cukup memiliki lekukan yang ketika mengenakan gaun panjang/gamis, aku tidak tampak seperti karung goni. Tubuhku kan tidak terlalu tinggi), aa sepertinya terlihat lebih senang. Ah, jangan-jangan dia sama saja seperti pria pada umumnya. Aku pernah mengklarifikasi hal ini, aa hanya senyum-senyum. Dan berulang-ulang bilang bahwa dia mencintaiku apa adanya. Halah. I'm now thinking that he's just an ordinary man.

If he is an ordinary man, I have no problem. I feel fine with my body. And I feel fine also with my heart. Those two combined things will keep my marriage fine. Insya Allah.

Rabu, 23 Juni 2010

Parsley dan coffeemix

Media heboh memberitakan tentang Piala Dunia 2010 dan -tentu saja- kasus Video Mesum (visum) Ariel-Luna-Tari. Tema yang kedua itu betul-betul membosankan. God, seandainya berita ini dilaunching sekitar 4 tahun yang lalu, tentu aku akan membahasnya dengan partner gosip te-oke di dunia : Rakyat B5.

Secangkir coffeemix, sepotong roti parsley dan harian kompas tentu akan menambah nikmatnya obrolan ngalor ngidul kami di atas seonggok kursi bambu yang reyot sambil bergentayangan mencari channel infotainment yang agak mendingan dan lumayan.

Harus aku akui, rakyat B5 memiliki pemikiran yang kritis dalam menanggapi berita-berita di koran dan infotainment. Kami terbiasa berdiskusi dari hal yang lumayan serius seperti pergerakan harga dollar, opera sabun politik, piala dunia hingga berita tidak penting semacam kasus Ngariel cs itu. Jadi, bisa saja kami berdikusi dengan sengit perihal opera sabun politik yang menjadi headline di koran, lalu tiba-tiba ngerumpiin infotainment yang sekiranya membawakan berita yang betul-betul penting, atau betul-betul tidak penting.

Terlepas dari itu semua, aku sebetulnya kasihan dengan Ngariel cs itu. Rasanya sanksi sosial yang bertubi-tubi seperti ini sudah cukup menjadi pelajaran untuk mereka. Tetapi Polri mungkin memiliki pemikiran yang lain. Well, aku memang tidak setuju dengan tindakan mereka yang asusila. Casual sex, dari sudut pandang manapun menurutku bukanlah gaya hidup yang pantas ditiru. Tetapi aku lebih membenci orang yang menyebarkan visum itu. Alih-alih balas dendam terhadap ngariel atau apa pun motifnya, tidak sadarkah dia bahwa multiplier effect dari perbuatannya itu lebih besar daripada nama besar seorang Ngariel. Aku sungguh miris dan prihatin dengan merebaknya visum itu di kalangan ABG yang belum cukup umur. Sebelum peristiwa ini terjadi, berdasarkan survey sebuah lembaga penelitian, 60% siswa SMP pernah melakukan hubungan sex. Bayangkan! Sungguh, Polri harus menangkap pelaku penyebaran visum itu. Dia merusak moral generasi penerus bangsa ini.

Dan rasa-rasanya, pemerintah juga harus mulai membentuk jaringan pengaman yang kuat untuk menangkal peredaran semua visum. Aneh, untuk negara yang mayoritas muslim, untuk negara yang kontrol sosialnya masih berfungsi baik (at least di beberapa daerah), Indonesia menempati urutan kedua untuk kategori negara dengan akses visum termudah di dunia. Nope, itu bukan prestasi. Itu memalukan.

Ngomong-ngomong, Perancis betul-betul mengecewakan di Piala Dunia 2010. Bahkan tidak lolos di babak penyisihan Grup A. Semalam aku frustasi menonton pertandingannya melawan Afsel. Huff.

Save The Last Dance For Me

This is my another favourite song. Tapi kali ini tidak sampai menelan korban rakyat B5. Fase aku terjangkit lagu ini kebetulan ketika aku sedang dalam proses persiapan untuk melanjutkan studiku di Magister Sains UGM yang amat sibuk, jadi mereka selamat.

Yap, once upon a time, aku pernah mencicipi bangku pasca sarjana. Dan up until now, aku masih merindukan masa-masa sekolah itu. Ironis, aku memulai langkah masterku lebih awal, tetapi malah aa yang lulus duluan. Tapi kan, hidup itu pilihan ya? Mudah-mudahan keputusanku untuk bergabung di instansi ini adalah yang terbaik. Inysa Allah, aku akan kembali meniti cita-citaku sesegera mungkin.

Back to the song. Me like it a lot! ritmenya riang, liriknya bagus, dan suara mas Michael Buble keren. At the moment i'm writting this, i'm listening to that song. Bayanganku langsung teringat akan suasana Jogja 4 tahun yang lalu. Kuliah dan Long Distance Relationship (LDR).

Meski bukan tergolong orang yang percaya akan LDR, toh akhirnya aku mengalaminya juga di awal-awal hubunganku dengan aa. Thanks God, it was just 6 months. Menurutku, agak sulit memahami karakter pasangan kita dengan kondisi jarak yang jauh. Betul-betul harus saling percaya dan pengertian. Sayangnya, sumbuku terlalu pendek untuk menjalani LDR ditengah-tengah kesibukanku yang padat. LDR bagiku hanya semacam..hmm..overview menuju feasibility study yang sesungguhnya. Tetapi sebagai penyemangat hidup, LDR masih oke-lah. Cinta kan yang membuat hidup ini jadi berwarna. Oya, lirik lagu tadi cocok sekali loh untuk pasangan LDR seperti kami dahulu.

You can dance.. go and carry on till the night is gone and it's time to go.
If he ask, if you're all  alone, can he walk you home, you must tell him no.
coz don't forget who's taking you home and in whose arm you're gonna be.
So darling, save the last dance for me..

Aa, shall we dance tonight?

Minggu, 20 Juni 2010

Athazka's First Competition


This is it..

Setelah berhasil mendaftarkan Athazka lomba balita sehat dan fotogenic pada hari terakhir pendaftaran, dengan riang gembira kami menghadiri perlombaan itu hari ini di RSIA Hermina Bogor. Taruhan, untuk sekelompok orang yang tidak suka anak-anak, suasana Hermina tadi itu serupa camp konsentrasi. Aku rasa ada puluhan -bahkan mungkin ratusan- balita yang ikut meramaikan, sebagian datang beserta rombongan sirkus supporternya. Beberapa menangis, ada yang menjerit, dan banyak yang berlarian mengejar balon. Telingaku menangkap lebih dari 10 kali bunyi balon yang meletus selama 3,5 jam disana .( Atha sendiri memecahkan 2 balon). Panitia seliweran dengan tampang frustasi karena balita-balita itu -of course- tidak ada yang bisa di atur. Informasi simpang siur. Antrian pemeriksaan dokter anak dan dokter gigi begitu melelahkan karena tidak terintegrasi. In short, betul-betul crowded

Tapi bagiku, perlombaan tersebut bak momentum yang precious! Aku betul-betul menikmatinya. Ini pertama kalinya Atha tampil di depan umum. Meskipun Atha tidak menang, tapi aku sungguh bahagia melihatnya tampil berani dan percaya diri. Membanggakan sekali. Tadinya aku sempat berpikir jika Atha akan mengalami semacam demam panggung. Oya, tadi itu Atha ikut 3 kategori, salah satunya fashion show. Lucu sekali. Alhamdulillah tadi sempat merekamnya.





Dalam sebuah kompetisi tidak masalah menang atau kalah. Yang penting kita sudah mencoba. And I know that he has trying his best. It's okay,nak. Sebagai permulaan, I think this is a very good step. Sebagai hadiahnya, sepulang dari Hermina aku membelikan Atha bola, mainan kesukaannya. Rencananya bulan Juli nanti aku akan kembali mendaftarkannya lomba lagi, kali ini tentang bayi fotogenic. Harapanku, semakin sering Atha ikut lomba, mudah-mudahan dia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri. Aku juga sungguh bahagia, surprised, dan terhibur oleh kepintaran ulah anakku yang tiada henti sepanjang perlombaan.Mungkin ini salah satu moment dimana Atha tampak begitu antusias dan ceria. 

Jadi, meskipun melelahkan, it's all worthed.Terima kasih ya Allah telah memberikanku hari Sabtu dan Minggu yang menyenangkan.. 

Rabu, 16 Juni 2010

Needs Vs Wants


Alhamdulillah aku sudah kembali sehat dan ceria. Ya memang sih saat ini aku kembali bergadang karena Atha juga kembali tumbuh gigi - yang membuatnya menjadi mendadak rewel-, tapi aku cukup senang dan berbahagia karena Atha tumbuh sehat. Sore nanti aku berencana mendaftarkannya lomba balita sehat dan fotogenic di RSIA Hermina. Hihi.

Athazka bergaya di kolam renang


berpose bak model
 (sungguh loh, kami tidak pernah mengarahkannya. It's in the blood, Atha mewarisi kenarsisan papa dan mama)

Tidak ada target apa-apa. Aku mendaftarkan Atha semata karena kebetulan memiliki banyak fotonya dalam berbagai pose ^^

Oya, proses pembangunan rumahku hampir selesai. Tetapi sehubungan dengan adanya rencana penambahan beberapa bagian, maka sepertinya akan kembali molor hingga Agustus. Yang menjadi sedikit kendala adalah masalah biaya. Hiks. Di luar perkiraan. Sepertinya cadangan devisa rumah tangga kami akan kembali tergerus. Pak Pilot berkata.. it's time to fasten your seat belt..

Hwaaw. Padahal, pada saat yang bersamaan, si madam overspent ini sedang bertaring. Agak susah ya mengendalikan hawa nafsu belanja saat diskon bertebaran dimana-mana. Sekarang ini sepertinya aku sedang membutuhkan sepatu, baju, blazer, tas, kosmetik, wedges, dompet, dan mungkin clucth bag. Humm, beberapa baju pesta serta kebaya juga. Sungguh, aku betul-betul ingin membeli semua benda-benda itu.

Inilah cobaan. Sama halnya seperti saat kita berpuasa atau berpantang. Makanan yang tadinya tampak biasa, terlihat bergitu istimewa dan menggoda. Oya, setelah sakit thypus kemarin itu, I'm really dying to eat Mie Ayam, Siomay, dan Pempek. Tiga makanan yang masih diwanti-wanti itu selalu saja menggodaku saban aku melintasi mereka. Once again, inilah cobaan.

Suamiku dengan bijak menyarankanku untuk mendata semua benda-benda yang -katanya- aku perlukan, lalu diurutkan berdasarkan prioritas/ urgency. Dan rontoklah mereka satu-per satu. Okey, this is madam overpent's way of think ternyata. Aku selalu meng-accrued kebutuhan di masa yang akan datang sebagai kebutuhanku saat ini, atau istilahnya jaga-jaga.

Well, there's always a time to start. Mungkin inilah saatnya aku betul-betul insyaf. Betul-betul qana'ah. Membeli barang-barang yang aku perlukan, currently. Membeli barang-barang sesuai fungsi. Lupakan diskon. My husband even told me that there will be diskon all the time, darling (masa sih? aku masih setengah percaya). Sebagai hipotesis awal oke lah, aku akan menguji pernyataan tersebut by the time.

Tapi aku rasa ada betulnya juga. If we talk about wants, then sky is the limit..

Saatnya menjauhi pusat perbelanjaan. Ingat rumah.. ingat rumah.. ^_^ 

Jumat, 04 Juni 2010

Cashless People

Hari ketiga bedrest. Mati bosan. Dokter mendiagnosis aku gejala Thypus. Kelelahan dan pola makan yang berantakan menjadi tersangka. Seorang sahabat menyalahkan jarak antara kantor dan rumah yang terlalu jauh. Apalagi saat ini aku masih menyusui Athazka. Mungkin benar juga. Mudah-mudahan kepindahan kami sekeluarga ke Depok pada saatnya nanti cukup menyelesaikan masalah ini. Amin.


Sementara itu, aku akan lebih memperhatikan pola hidupku lagi. Aku janji tidak akan memaksakan diri untuk menjalani serangkaian aktivitas dalam kondisi tubuh yang tidak terlalu fit. Janji deh aku akan lebih banyak istirahat.

Mama mertuaku datang menjenguk setiap hari. Inilah salah satu hikmah dari jarak rumah yang berdekatan. Konon, kala aku ke kantor, mertuaku ini banyak menghabiskan waktu bersama Athazka di rumah. Aku bahkan kerap menitipkan Atha ke rumah mama pada pagi hari sebelum berangkat ke kantor jika melihat gelagat Atha yang bad mood dan kurang kooperatif. Biasanya jitu. Begitu melihat aki, Atha lupa dengan rengekannya. Alhamdulillah, puteraku juga jadi tidak kekurangan kasih sayang. Yah, mumpung aki dan enin belum pindah ke Tasikmalaya dan kami belum pindah ke Depok, situasi seperti ini harus dioptimalkan.

Hari ini mama ke pasar. Seperti biasa, mama menawarkanku untuk membelikan beberapa bahan masakan yang sulit didapat di tukang sayur. Aku pun menyebutkan beberapa item yang kuperlukan, umumnya bahan makanan untuk Atha. Seperti biasa, mama menolak jika aku ikut menitipkan uang. Pasti mama mengatakan .. “gampang cha, nanti aja..”.

Well, meski kerap terbantu dengan sikap mama mertuaku itu tetapi aku paling anti jika menerimanya dengan cuma-cuma. Menitipkan belanjaan padanya saja sudah cukup merepotkan. Malu hati rasanya. Kami kan sudah berumahtangga, sudah punya penghasilan sendiri, masak masih memposisikan diri sebagai anak mama yang bergantung. Mamaku sendiri termasuk kaum the have’s yang tidak pernah memusingkan soal ini. Nah, supaya mama tidak menolak, biasanya, aku akan mengganti uang mama dengan cara memasukannya ke dalam sebuah amplop berisi ucapan terima kasih lalu menitipkannya pada pembantu mama yang suka mampir. Hihihi. Lalu kami akan saling menelepon untuk bertukar pikiran.

Begitulah mama. Karena sifat mama inilah aku juga suka berkejaran dengan waktu saat pembayaran PBB rumah yang kami tinggali jatuh tempo. Jangan sampai mama membayarkannya terlebih dahulu, karena pasti tidak akan mau diganti. Yap, hingga saat ini kami memang masih tinggal di rumah “pinjaman” mama. Untungnya sekarang membayar pajak sudah bisa online melalui ATM. Mama kan jadi tidak bisa menolak juga kalau PBB-nya sudah dibayar. Aku biasanya suka berdalih.. “ma, pajak kan dibayar oleh yang menggunakan, bukan yang memiliki, makanya SPPT PBB bukan bukti kepemilikan hak atas tanah atau bangunan. Rumah mama ini kan yang nempatin icha, maka icha yang harus tanggung jawab pembayarannya, hehe”.

Aku memang sedikit keras kepala perihal kemandirian ini. Yah, hitung-hitung latihan jika nanti mama sudah tidak di Bogor lagi. Hitung-hitung latihan untuk mengetahui pengeluaraan riil rumahtanggaku juga.

Tadi aku sempat menyinggung tentang aku yang kerap tertolong dengan sifat mama. It’s definitely true. Pada beberapa kondisi, aku dan suami jarang menyimpan uang tunai untuk pengeluaran yang tidak terduga (jangan ditiru ya, karena ini tidak terlalu baik juga). Bisa dikatakan kami ini termasuk cashless people. Alih-alih mensukseskan program BI, kami sebetulnya malas saja memegag uang banyak karena kecenderungan untuk membelanjakan uang tunai lebih mudah daripada dalam bentuk ATM ataupun kartu kredit. Nah, masalahnya jadwal belanja mama tidak dapat ditebak dan seringkali terjadi saat aku kehabisan uang tunai. Jadi kasbon deh. Hihihi.

Tetapi ada untungnya juga menjadi cashless pople. Aku dan suami seringkali dimudahkan dengan aneka pembayaran online melalui ATM such as : Listrik, telepon, PBB dan pulsa hp. Kami juga memiliki beberapa kartu kredit. Ketentuan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM) membuat bank berlomba-lomba memutarkan kelebihan likuiditasnya melalui berbagai program kredit konsumtif, salah satunya kartu kredit. Free annual fee, smart spending 0%, transfer balance 0% hingga power cash dengan bunga ringan merupakan beberapa contohnya. Itu belum termasuk program bonus dan diskon. Tidak heran jika saat ini kepemilikan kartu kredit tidak terkait lagi dengan simbol status kedudukan orang tetapi telah merebak dan menjadi bagian dari lifestyle kaum urban biasa seperti aku.

Selama kita masih bisa menahan diri dan disiplin terhadap pengeluaran, kepemilikan kartu kredit tidak akan lantas mendorong kita menjadi lebih konsumtif. Sungguh. Aku sendiri termasuk orang yang penuh perhitungan dalam penggunaannya, meskipun jika berurusan dengan diskon tetap saja madam overspent ini kembali bertaring (all woman does, bukan?). Kami juga telah merasakan berbagai manfaat dari program bonus dan diskon dari cc yang kami miliki, contohnya:

1. Gratis handphone Nexian

2. Gratis Mini I-pod

3. Gratis handphone Samsung

4. 3 x voucher makan pizza hut @100.000

5. Smart spending di electronic city, Julia dan Felice

6. Haagendaaz Buy 1 get one free, diskon 20% di Caza Suki and other favourite restaurant

7. Gratis 10 ltr minyak goreng Filma

8. Cash back Rp150.000 (dari 3 bulan pembelanjaan)

And keuntungan lainnya yang aku lupa. Dan fyi, from 5 cc that we hold, we never pay for annual fee! Jadi, benar kiranya jika kami ini termasuk cashless people sekaligus Goberian sejati. Hihihi.

Tips kami sebagai cashless people sebetulnya simple saja : selain disiplin dan commited dengan pengeluaran, don’t ever try to pay your credit card bills with no full payment! Aku serius. Perlu disadari bahwa bunga retail kartu kredit sangatlah tinggi , bahkan mencapai 50% setahun. Akan sangat berbahaya jika kita tidak melakukan pembayaran penuh karena bunga tadi akan berbunga kembali bulan depan. So, be wise dan tetaplah qana’ah..

Nonton Indonesian Idol dulu ahh..

Selasa, 01 Juni 2010

Catatan campur aduk

June 2010 means :
1. Officially been 3 years already in this office! *bebas ikatan dinas*
2. Jatah cuti tahunan kembali muncul
3. Remunerasi cuti tahunan muncul
4. Allowed to apply TiNa

Alhamdulillah..

Maka, meski flu menyerang, aku tetap bersemangat untuk berangkat ke kantor. Hari bersejarah patut diperjuangkan, bukan?

Kenapa ya akhir-akhir ini aku sering mengeluh lowbatt? Kondisi tubuhku yang tidak istimewa atau aktivitas yang terlalu berat? well, mungkin perpaduan antara keduanya..

Tapi bulan Mei tahun ini ini memang istimewa, Atha sakit, Aa Ultah, Aa menjalani 4 tahap ujian Thesis (dan akhirnya lulus, alhamdulillah), dan ditutup dengan liburan keluarga yang menyenangkan.

Yap, kami akhirnya memutuskan untuk berlibur ke Tasikmalaya, kampung halaman suamiku, pada long wiken kemarin. Sebetulnya badan ini belum betul-betul istirahat after menjalani serangkaian peristiwa yang terjadi selama bulan Mei yang amat melelahkan fisik dan mental kami. Apalagi aa juga masih harus melakukan beberapa revisi thesis serta mengarrange meeting di Brunai awal Juni ini. Tetapi sungguh tidak enak hati rasanya jika mengabaikan undangan mama untuk berkunjung ke Tasik sedari bulan lalu itu. Konon, saudara mama sudah berbenah segala menyiapkan kedatanganku sekeluarga yang sudah terlanjur diiklan-iklankan.

Jum'at dini hari, kami pun berangkat ke Tasik. Aku awalnya sempat protes perihal waktu keberangkatan ini. Bayangkan saja, hari kamis malam aku baru sampai rumah jam 10 malam dan belum packing. Tetapi karena aa menyanggupi untuk menyetir, maka aku sebagai penumpang hanya tinggal patuh saja. Kami pun berangkat dengan perlengkapan logistik yang disiapkan seingatnya. 

Ternyata bukan hanya aku dan mertuaku,  kakak iparku pun turut serta. Wah, betul-betul liburan keluarga.  Perkiraan waktu tempuh meleset hingga 2 kali lipat. Cuaca sungguh panas. Tapi karena semua orang yang menjalaninya dalam suasana senang, maka hal itu tidak menjadi kendala yang berarti.

Overall aku puas sekali dengan kunjunganku kemarin itu. Kehangatan keluarga, suasana pedesaan yang nyaman dan asri serta jauh dari hingar bingar aktivitas yang hedonis berhasil meninggalkan kesan yang postitif bagi kami sekeluarga. Beberapa sesi curhat dengan mama, tante dan uwa juga cukup menguatkan aku untuk senantiasa menjadi wanita yang kuat dan sabar. Oya, tanteku berencana untuk melanjutkan pendidikannya hingga S3. Wow, so inspiring. Yah, mudah-mudahan aku juga bisa melanjutkan sekolah setinggi mungkin.

Oya, ada peristiwa kurang mengenakkan terjadi saat kepulanganku ke Bogor. Mobil kami mogok! Padahal keluaran tahun 2007. Aku sendiri tidak terlalu memperhatikan perawatannya karena selama ini yang menggunakan adalah mamaku, tetapi karena ada keperluan, mama minta tukar mobil dengan yang biasa aku pergunakan karena ukurannya lebih besar. Biasanya ini ada kaitannya dengan tetanggaku yang akan manten/ngunduh mantu dan membutuhkan mobil yang memuat banyak penumpang untuk ngebesan. Papaku sering menjadi andalan untuk itu.  

Ya, tetapi sebagai orang Indonesia sejati, i always look at the bright side. Meskipun mengalami kemalangan, tetap saja aku berpikir untung :

1. Untung mogoknya bukan di tanjakan nagreg. Bila itu terjadi, sudah pasti kami akan jadi bulan-bulanan montir tembak. Dan bengkel di sekitar situ sudah pasti bukan bengkel yang nyaman untuk tempat menunggu Atha.

2. Untung mogoknya bukan di jalan tol, sudah terbayang betapa bahayanya serta repotnya menghubungi unit derek krn tidak semua jalan tol punya.

3. Untung mogoknya di Bandung, which is terdapat bengkel Honda resmi yang bisa diandalkan saat hari libur

4. Untung ada a Jajang, sepupuku yang seorang montir senior Honda yang berdinas di Bandung dan tidak keberatan untuk membantu kami. Pengawasan a Jajang membuat waktu pengerjaan jadi lebih cepat daripada yang dijanjikan sebelumnya (aku sempat ancer-ancer untuk menginap di Hotel saja dan pulang keesokan harinya.

5. Untung bengkel Honda Autobest di Jl.Soekarno-Hatta merupakan bengkel besar dengan tempat menunggu yang nyaman dan fasilitas berlimpah yang membuat kami betah menunggu meskipun pengerjaan mobil kami memakan waktu hingga 2 jam.

Ini dia contoh bengkel yang patut ditiru, di tempat menunggu yang ber-AC itu terdapat cafe (yang makanan dan minumannya gratis), tempat bermain anak yang penuh mainan berikut Play Station, koneksi Internet melalui Wifi maupun desktop yang disediakan serta toilet yang super nyaman. Atha sungguh riang gembira di bengkel ini, apalagi tempat bermain anak dijadikan satu lokasi dengan showroom mobil. Seperti bermain mobil, tetapi mobil sungguhan. Hahaha.

6. Untung bisa pake kartu kredit karena ternyata biaya perbaikannya tidak sedikit. Huff..Huff. Ada gunanya juga jadi cashless people, hihi.. Untung Limit kartunya juga cukup. Alhamdulillah.

7. Untung hal ini menimpaku, bukan orangtuaku yang sudah tua. Kasihan kan?

Well, kami sampai di Bogor dengan selamat, tanpa macet sama sekali dan amat berbahagia. Tinggal lelahnya yang belum selesai dan flu yang mulai merajalela. Mudah-mudahan segera membaik supaya aku bisa merencanakan untuk liburan lagi. Hehe..