Jumat, 25 November 2011

Athazka at the present

Rasanya sudah lama ya saya tidak mengupdate kabar Athazka di blog ini. Alhamdulillah perkembangan Athazka on track, agak kuat di permainan logika dan kata-kata, tapi masih lemah di kontrol emosi alias masih suka bad mood. 

Above all, I'm just so thankful to have this kid in my life. Saya senang karena setiap pulang kantor selalu ada yang menunggu di rumah dengan penuh harap, saya senang meski pas sampai rumah selalu dibuntuti kemana-mana (even ke kamar mandi), saya senang meski dalam kantuk tetap harus mendongeng sebagai pengantar tidur bocah lucu ini (yang kadang suka protes kalau dongeng saya ga nyambung atau ga logis menurut dia), saya senang karena sekarang saya semakin yakin dan semangat untuk selalu menjadi orang yang lebih baik setiap harinya (because I know that now I have the smartest follower and auditor)..

You really change me, son. I love you so..


Athazka sekarang..

Be a good son, Athazka and good things will come to you..

PS : Hari ini Athazka juara 1 lomba menangkap ikan di sekolahnya. Selamat ya sayang.. 

Selasa, 22 November 2011

Europe Trip : Rome (Finish)

ROME (29 s.d 30 Oktober 2011)

Horray.. sampai juga ke jadwal menuju Roma, Italia. Excited tapi ada sedihnya juga, karena saya sudah kerasan di Paris (halah). Ga terasa sudah 8 hari saya di Eropa.

Kursus terakhir di Paris selesai tanggal 28 Oktober 2011 jam 14.30 waktu setempat. Saya langsung ke hotel menyelesaikan pembayaran sambil check out. Husband sendiri sudah berangkat shalat Jum'at di Mesjid Agung Paris. Saya sebenarnya ingin banget ikut nemenin, ingin merasakan atmosfer sholat di kota yang sekuler ini. Tapi apa daya, pas masuk waktu dzuhur kursusnya belum selesai.

Oya, shalat Jum'at disini lama loh, 2 jam (mulai 13.30 selesai 15.30). Saya sampe bingung mau ngapain ya di hotel ini nungguin husband (kita udah sepakat bahwa kalau ada salah satu pihak yang sampe di hotel duluan, ga boleh kemana-mana karena kamar udah di chek out and luggage dititip di lobi hotel). Akhirnya saya internetan (dengan frustasi, karena keyboard mereka beda sama kita). Ga lama kemudian husband datang and kita say good bye deh sama Paris.. hiks, really gonna miss you..

Karena beratnya luggage (yang udah penuh sama oleh-oleh sampai hampir meledak), kita putuskan naik taksi. Taksi di Paris fancy banget. Hampir semua mobil mewah jadi taksi (BMW, Mercy, Audi, you name it) tapi kerennya, semua pake argo yang sama. Jadi mau naik taksi mercy atau fiat, tarifnya sama. Asik, kesempatan nyoba mobil mewah nih. Selama ini kan saya selalu naik metro atau jalan kaki. Nah, pas naik taksi saya baru ngeh kalau ternyata jalan raya di Paris itu seperti ini..

Jalan raya sama pelataran mall sama bersihnya..


Sempet lewat Eglise de la Madeleine

Saya naik kereta ke Roma dari stasiun Paris Bercy. Dari hotel sekitar 20 menit. Rutenya menyusuri Seine. Sampai di Paris Bercy, sempat celingukan ga karuan karena ternyata stasiunnya kecil dan ga terlalu bersih. Banyak banget orang lalu lalang, tapi minim informasi. Setelah berhasil nuker tiket online, saya masuk ruang tunggu di lantai 2 (padahal peron di lantai 1, aneh ya). Alhamdulillah pas lagi nunggu itu ketemu sama seorang madam perancis yang baiiiik banget. Dia dulunya kerja di PBB, jadi bahasa inggrisnya oke. Ternyata kita sama-sama mau ke Roma. Waah.. kebetulan banget. Si madam ternyata orang yang sangat well prepare dan keibuan. Saya langsung ditutor tentang sikon di Roma dan peta-petanya. Beliau pokoknya mau mastiin kalau saya ga akan nyasar. Baik banget deh. Oya, dari beliau inilah saya akhirnya ngerti kenapa stasiun rame banget. Ternyata orang-orang eropa pada mau celebrating haloween. Jadi, dari sabtu sampai selasa itu libur. Panteeessss...

Hokeh, sampailah kita ke waktunya boarding masuk kereta. Oya, saya naik Rail Italia. Kesan pertama waktu liat keretanya : ya ampun, serius nih yang ini? hahaha. Ternyata, keretanya sangat-sangat under expectation. Saya mikirnya semacam Thalys (yang saya pakai dari Amterdam ke Brussels), ternyata.. hmm.. kayaknya kalau dibandingin sama kereta Argo kita, masih bagusan Argo deh.

Oya, jarak perjalanan Paris-Rome sekitar 15 jam. Jadwalnya berangkat jam 19.00 sampai roma jam 10.15. Kereta kita sendiri sering disebut sleeper, karena memang didesain seperti kamar-kamar dalam gerbong. Jadi selama perjalanan menuju rome itu, penumpang bisa tidur selonjoran. Tapi jangan bayangin kemewahan ya. Boro-boro deh. Satu kamar itu ber-6 orang, dan ga ada bagasi. Alhasil tempatnya jadi sempit banget. The bright side-nya (teteup ya ada bright side, so Indonesians *grin*), saya dan suami dapet tempat tidur yang lower alias di bawah. Jadi ga perlu naik-naik tangga segala untuk, misalnya, ke toilet atau sekedar jalan-jalan. Saya sharing kamar ini dengan 2 couple yang mau haloweenan di Rome, satu asal Perancis, satunya asal Australia. Kita semua keketawaan karena ga ada satu pun dari enam orang ini yang pernah naik kereta ini, dan kita sepakat bahwa it's just so underexpectation. Meski begitu, 6 penumpang yang rada kecewa ini tetep pada tidur nyenyak tuh selama perjalanan. Hahaha.

Kamar-kamar dalam gerbong.

Ini dia kamar kita.
Itu satu sisi dari 3 tempat tidur dalam 1 kamar. Yap, sandaran kursi bawah itu bisa diangkat and jadi deh tempat tidur di tengah.

kebayang ga sih  kalau dapet tempat tidur paling atas. Sempit dan repot ga sih?

Setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya sampai juga di stasiun Termini. Ngaret sejam dari jadwal, tapi semua penumpang pada maklum. Di eropa sana, 'Italian time' udah jadi semacam jargon 'jam karet' di Indonesia. Oya, stasiun Stasiun Termini tu ternyata, mirip-mirip aja sih sama stasiun Gambir, cuma dalam versi yang kira-kira 2 level lebih baik lah (masih mungkin banget kalau mau dikejar). Kenapa saya bandinginnya sama Gambir? karena kalau dibanding sama Amsterdam Centraal atau Brussel Midi agak jauh bedanya :)

Subway di Roma cuma ada 2 line, A (line merah) dan B (line Biru). Kondisinya juga ga se-oke Paris. Tapi harganya juga jauh sih. Kalau di Paris kita bayar 1,7 Euro sekali jalan naik subway, ini cuma 1 Euro dan bisa dipake  untuk naik semua Public transportation di Roma (subway, bus, dll) selama 75 menit.  Pas liat line metro yang cuma 2 itu, I thought it will be much easier to understand rome. Ternyata engga, dan malahan keberuntungan kita sepertinya udah rontok semenjak naik kereta yang underexpectation. We had a serious language problem with italianos *big grin*. Jadilah tema Roma kita kali ini adalah nyasar. Bener ya hidup itu up and down. Hahahaha..

Anyway, setelah susah payah, akhirnya saya dan husband berhasil menemukan rute terdekat menuju hotel. Oya, kami menginap di Sheraton Roma. Sengaja hotel bintang 5-nya ditaruh di akhir itenerary karena at that time saya perkirakan kondisi fisik udah capek banget dan pasti pingin menghabiskan malam terakhir di eropa dengan sempurna. Menuju sheraton sendiri agak ribet karena letaknya agak di pinggir roma. Kita naik metro dari termini dan turun di Eur Magliana. Apesnya, pake acara naik turun tangga subway! Padahal kan luggage berat banget nget nget (waktu di Paris aja kita bela-belain naik taksi). Beneran deh, saat itu kita ngerasa kalo Dewi Fortuna lagi bete sama kita..
Metro di Italia, penuh coretan. hiks.

Dengan penuh peluh (suhu italia tu hangat untuk ukuran eropa, kayak bandung gitu), sampailah saya di hotel. Setelah dari tadi merasa keberuntungan kita hilang, tau-tau pas check in, kita dapet surprise : kamar di upgrade! horay..horay..! hilang deh kebete-an gara-gara nyasar dan geret-geret luggage yang berat. Yap, we are easy to pleased people :)
 

Di upgrade ke starwood preffered guest room :)


Nyaman banget.. Alhamdulillah..

Sampai hotel, cepet-cepet bebersih (buang sial yang masih kesisa dari kereta, hehehe), trus naik bus hotel menuju kota. kira-kira 20 menit-an lah. Targetnya mau ke Colosseum, Vatikan sama makan pizza. That's it. Kita berangkat jam 14.00 dari hotel and rencana balik dari kota jam 20.30.

Ini dia suasana kota Roma dari kursi depan bus..


 
Jalanan di roma lebaaar..

Modal wajib di roma : Peta!

Serunya di Roma, cuacanya ga dingin seperti Paris apalagi Amterdam, wardrobe pun jadi lebih simpel (bye bye coat, glove, and boots)  Suasananya juga enak banget, lebih berasa 'masa kini' dibanding negara-negara sebelumnya. Di Roma ini pengunjungnya banyaaakk banget. Jadi inget cerita madam perancis tempo hari, kalau roma itu adalah salah satu tempat suci umat kristiani. Ga heran banyak wisatawan rohani juga disini. Mungkin kalau mau dibandingin, seperti Mekkah pas ibadah umroh ya. Penuh kan..

Sampai kota, mulai deh saya dan husband menjelajah ngutak ngatik Peta menuju Colosseum. Jalan kaki aja karena kita niat banget sekalian cari restoran Pizza. Alhamdulillah ketemu satu resto yang feelnya 'italia' banget. Langsung deh melipir, pesen pizza. Pas pesen menu itu, pelayannya liat saya pake kerudung dan dia langsung pilihin menu yang halal. Terharuuu banget deh rasanya. Bahasa di menu itu semuanya italia, potensial banget saya salah menu kan. Oya, selama di roma ini memang jarang banget saya melihat perempuan yang kerudungan, jadi sekalinya ada, tatapan orang-orang langsung aneh. Kerasa banget. Tapi instead of merasa terintimidasi, saya malah merasa amat tertolong dengan kerudung saya. It explain my identity, dan ini terbukti pas di Restoran Pizza itu. Alhamdulillah..

Modal jalan kaki

Bangunan tua seperti ini banyak di Roma..


Pizza yang asli..

Rasanya ga ada duanya. Serius enak banget nget nget.. (faktor laper juga)

Restorannya Italia banget :)

Setelah kenyang makan, kita lanjut lagi ke Colosseum. Setelah 15 menitan jalan kaki, akhirnya ketemu juga deh komplek bangunan kuno yang diujungnya ada Colosseum. Namanya Piazza del campidoglia a Roma. Bangunan ini umurnya jauh lebih tua dari bangunan-bangunan yang ada di Paris. Mungkin salah satu situs peninggalan peradaban manusia yang tertua. Saya aja merinding loh melihatnya.  Keingetan film-film Helen of Troy, atau Gladiator deh..


Naik tangga menuju Piazza del Campidoglio a Roma


Replica of the equestrian statue of Marcus Aurelius 

Peninggalan zaman romawi kuno.

Bikin merinding. Saya generasi ke berapa dari pendiri bangunan ini coba?

Dulunya ini desa, sekarang tinggal puing-puing pondasinya

Arch of Constantine dari samping 

Inget film Xena and Hercules :)


Sampai juga Colosseum..

Pas sampai Colosseum, antriannya udah menggila. Saya akhirnya putuskan untuk ga ikut tur ke dalam karena masih mau ke Vatikan. Akhirnya kita tanya sana sini rute terdekat ke Vatikan. Hmm.. kita mulai frustasi lagi karena Pedangang suvenir, pengunjung sama penduduk lokal ngasih petunjuk yang beda-beda. Kita ga bisa bedain mana sih yang sebenarnya ga ngerti bahasa inggris, semuanya sama ngomongnya terbata-bata. Alhasil, kita sempet kebawa beberapa rute bus dan berakhir nyasar. Udah deh kita putuskan untuk mandiri aja. Semakin banyak tanya, potensi nyasar semakin gede. Akhirnya kita buka peta lagi dan naik metro dari stasiun Colloseo. Alhamdulillah naluri commuter kita berhasil. Nyampe juga deh ke Vatikan. Tapiiii... pas mau masuk, ada rombongan -entah siapa- yang sepertinya orang penting banget, jadi pengunjung biasa ga boleh masuk selama mereka masuk. Padahal kita kesana udah sore banget. Masa disaranin balik lagi besok pagi? hiks, sepertinya ga mungkin. Flight kita kan jam 11 siang.. *nangis berkaca-kaca di pintu masuk Vatikan*


Sudah sampe di area Vatikan, tapi ga bisa masuk..


Boro-boro bisa masuk, yang di dalam aja disuruh keluar..

Sepanjang jalan pulang dari Vatikan, husband ga henti-hentinya menghibur saya yang masih mendung berkaca-kaca. Ditawarin berkali-kali untuk shopping biasanya mempan, kali ini engga. Tapi mau gimana lagi ya. Akhirnya saya balik lagi ke colloseum, pengen liat kalau malam suasanya gimana, terus cari makan deh. Karena rute kita lewat Termini, akhirnya cari makan di sekitaran situ aja. Alhamdulillah banyak banget restoran halal di sana.

Ternyata begini Colosseum kalau malam..


Sempet lewat Monument to Vittorio Emanuela II


Restoran Halal di sekitar Termini..

Eskrim walls disana namanya Algida (Di Perancis namanya Miko, di Belanda namanya Olla)

Sempet nyicip Cappucinno..

Ah, akhirnya petualangan saya di Eropa berakhir juga. Saya pulang dari Fiumincio Leonardo Da Vinci Airport, Roma. Airportnya biasa banget, tapi Soetta masih kalah jauh sih. Plusnya, di Fiumincio banyak butik keren dari brand yang keren juga (D&G, LV, and others italians excusive brand). Minusnya : antrinya gila-gilaan and minim informasi. Sebagai ilustrasi, saya beranngkat dari hotel jam 7, sampe bandara jam 7.30, boarding jam 10.30, itu aja hampir ketinggalan pesawat. Bener-bener deh. Banyak banget pengunjung. Mungkin kalau check out dari mekkah aps umroh kayak gini juga kali ya..

Anyway, meski sedikit kurang puas (karena gagal masuk vatikan), saya senang sempat berkeliling di Roma. Saya cocok dengan udara dan makanan di Roma. Next time kalau dapet rejeki ke Italia lagi, mau ke Milan and Venezia ah. I do really fall in love with Italy..

Conclusion
Dari 4 Negara yang saya kunjungi, kalau untuk visit, urutannya adalah : Paris, Rome, Brussels, Amsterdam. Tapi kalau untuk stay/sekolah, urutannya jadi dibalik : Amsterdam, Brussels, Rome dan Paris.

Itu menurut saya loh..

*Fin*

Senin, 14 November 2011

Europe Trip : Paris (Part III)

Masih sambungan posting tentang Paris..

Day 5 (27 oktober 2011)
Kursus selesai jam 17.00, saya langsung ke hotel. Husband udah rapih, ganteng, nunggu di lobi. Saya sholat ashar sebentar lalu berangkat ke Pont Neuf untuk naik seine Cruise. Kita ga naik dari Eiffel karena pas walking tour kemarin husband dapet diskon gede banget untuk naik Seine Cruise yang berangkat dari Pont Neuf. Lumayan loh, 9 euro aja berdua. Waktu Canal cruise di Amsterdam aja biayanya 10 euro seorang. Pont Neuf sendiri letaknya deket dengan Louvre. Pemandangannya..awesome..

Waktu masih kuliah dulu, saya pernah nonton film "Before Sunset" yang settingnya Paris. Isinya cuma percakapan antara dua orang di sepanjang taman dan berakhir dengan mereka naik perahu di Seine. Saya menebak sepertinya, di Pont Neuf-lah settingan film itu. Dulu saya bermimpi dan bertekad kalau suatu hari nanti saya akan melakoni adegan di film itu sama orang yang saya sayangi. Ga pernah nyangka, bertahun-tahun kemudian semuanya jadi kenyataan. It's me, my husband, and sunset in seine. Perfect..

Kesampean juga bikin film before sunset versi sendiri :)

Pepohonan di sisi Seine..


Pemandangan sore di Seine

Melintasi Eiffel..


Menjelang senja, mulai romantis.. (langit masih biru menuju gelap)


Notre Dame yang megah..


Mulai gelaapp.. city viewnya ganti suasana..


Ini dia dermaga Pont Neuf

Bagi saya, semua itenerary sewaktu di Paris menakjubkan semua, tapi Seine cruise lah yang paling membekas. I really love it. Perubahan suasana dari sore ke malam itu bener-bener membuat mata saya refreshing. Oya, setelah selesai naik Seine cruise, saya dan suami sempatkan mengobrol di jembatan di atas Seine.. nothing to do, just talk heart to heart sambil menikmati pemandangan yang menangkan hati dan pikiran banget..
Pemandangan dari jembatan Pont Neuf..


Kalau suasananya kayak gini, ngobrol heart to heart enak banget..

Selesai Seine cruise kira-kira jam 1/2 8. Nah, sebelumnya itu kita sempet ngeliat Eiffel sparkling. Lucu banget. Saya sama husband tatap-tatapan trus tanpa berdebat (tumben) langsung sepakat mau lanjut tour Paris at night ke Eiffel. Tapi karena suasana malem itu windy, ya kita naik metro andalan deh. Ga terlalu jauh sih, cuma kalau jalan lumayan gempor kayaknya.

And this is what we got from Eiffel at night..

Eiffel at night..
Sparkling (keliatan ga lampu putih-putihnya?)


Dari Trocadero, gaya mangku Eiffel arahan husband

Ternyata sparkling Eiffel ini adalah show yang dipertunjukkan pada 5 menit pertama setiap jam-nya. Dan banyak banget wisatawan yang datang khusus untuk nonton sparkling Eiffel. Saya kesana jam 8 kurang, nah pas jam 8 itulah Eiffelnya sparkling lagi. Orang-orang di sekitar Trocadero langsung pada tepuk tangan. seru banget. Saya sama husband tadinya pingin naik Eiffel lagi, cuma cuaca mulai gerimis. Akhirnya kita duduk di Trocadero cukup lama cuma buat mandangin Eiffel malam hari. Ga kerasa air mata saya ngalir, semuanya indah banget. Ga henti-hentinya saya bersyukur. Ini semua kayak mimpi.. Alhamdulillah..

Hmm, karena kecewa ga sempet naik Eiffel at night, atasan saya yang kebetulan sempet akhirnya berbagi fotonya sama saya. Ini dia..


City view dari Eiffel at night..


Another side..
Seine di malam hari


Owesome..

Ah senang, malam terakhir di Paris berakhir sempurna. Tinggal siapkan fisik untuk jalan-jalan ke Roma besok..

Kesimpulan saya tentang Paris : Really romantic city to visit. Setiap sudut begitu indah, romansa klasiknya dapet banget, bangunan bersejarahnya keren, transportasi publiknya mengagumkan. Bener-bener kota yang wajib dikunjungi, minimal once in a lifetime. Soal kendala bahasa yang sering diidentikkan dengan parisians, saya rasa hukumnya subjektif ya. Alhamdulilah, saya ga menemui kendala sama sekali dengan orang-orang disana. Ya memang sih mereka ga terlalu warm dan sangat individualisitis (mereka bahkan ga sempet saling merhatiin penampilan orang satu sama lainnya, apalagi sampe ngurusin), tapi selama kita berlaku santun, parisians are very helpful. Inget ya,kuncinya ada pada sopan santun. Kalau kita bertanya dengan sopan dan berlaku santun, mereka pasti akan jawab, even dengan bahasa inggris mereka mau kok. Yah kan dari sejarahnya juga kan parisians itu bangsawan banget..

Oya, Parisians udah terbiasa dengan heterogenitas masyarakat, jadi ga usah khawatir untuk menunjukan identitas kita, meskipun kita minoritas banget disana (misalnya kalau mau pake kerudung/jilbab), toh ga akan dipandang aneh. Cool ya?

Rabu, 09 November 2011

Europe Trip : Paris (Part II)

Lanjut postingan tentang paris yaa..

Day 3 (25 Oktober 2011)
Akhirnya sampai juga deh di hari dimana saya dan suami punya jadwal yang terpisah. Saya sudah mulai kursus nih. Tapi saya tetap seneng karena bisa dapet kesempatan untuk kenalan sama temen-temen dari negara lain. Kursus saya sendiri diadakan oleh Euromoney Financial Training, venue-nya di Hotel Millenium Opera, Paris. Tetanggaan hotel dengan penginapan saya. Alhamdulillah walking distance paling cuma 2 menitan. Oya, Millenium terletak di Bulevard Haussmann, salah satu jalan utama tertua di Paris. Konon, Haussmann adalah nama arsitek kota Paris yang pertama kali membuat subway. Angkat topi deh untuk beliau. Pemikirannya bener-bener forward looking. Oya, subway di Perancis pertama kali dibuka tahun 1900. Ga heran ya sekarang tata kotanya udah mantap banget dengan 14 line subway yang bisa menghubungkan seluruh kota Paris. Mantaap..

Hari pertama kursus saya berembug dengan peserta lain tentang pengaturan jadwal dan akhirnya sepakatlah bahwa kursus di mulai jam 09.00 s.d 17.00. Huff, sisa waktu saya untuk jalan-jalan jadi sedikit nih. Akhirnya setelah berdiskusi dengan husband, diputuskan bahwa hari ini kita hanya akan ke Gallery Lafayette dan sekitaran Opera/Haussmann (rute ringan di sekitaran hotel aja karena kemarin kami baru bercapek-capek ria di Eiffel), besok ke museum Louvre (karena hari rabu Louvre buka sampai jam 21.00), kamis keliling Paris dengan Seine Cruise, Jum'at siap-siap ke Roma. Ah semangaaatt..

I have to told you that, even hari pertama saya 'cuma' jalan-jalan di area sekitaran hotel, wow, setiap sudut di kota ini bener-bener punya pesona yang selaluu aja membuat saya kagum. Mereka bisa ya merawat gedung yang usianya ratusan tahun (even ada yang ribuan) dengan kondisi yang ga jauh berubah (atau bahkan ga berubah sama sekali) dengan bangunan asalnya. They really put high attention on history..


Gedung Opera Garnier yang megah


Sisi lain gedung Opera

Tempat pertunjukkan balet


Yosi for Apple (I-Phone) 4S

Gallery Lafayette

Ada yang menarik waktu shopping di Gallery lafayette. Katanya, Gallery Lafayette kan salah satu leading store di Paris yah, wujudnya pun amat sangat keren bak shopping di dalam istana, brand yang dijual pun keren semua (Channel, Dior, LV, you named it), tapiii.. mereka tutup jam 8 malem aja sodara-sodara! Huaa. Sebagai shopping girl metropolitan, saya shock. Padahal maghrib aja jam 1/2 7 (berarti jam segitu baru gelap kan). Acara belanja jadi ga seru ah. Saya lagi enak-enak pilih parfum, udah ada pengumuman toko mau ditutup. Buru-buru deh kita ke bagian tax refund. Untung aja masih sempet kebeli tas longchamp (yang pas mau masuk tokonya aja antri mengular), sama beberapa titipan mertua dan atasan. Keluar dari Gallery Lafayette saya berharap toko-toko di sekitaran Haussmann masih buka. Ternyata engga. Hiks. Buyar acara belanja..

Day 4 (26 Oktober 2011)

Yes, kursus selesai ontime. Saya pun bergegas ke hotel untuk sholat, nyemil-nyemil dikit, naruh diktat, and ganti sepatu crocs andalan (biarin deh dibilang kurang gaya karena pake teplek juga, so what?). Saya semangat banget karena sebagai pembaca buku Da Vinci Code, pastinya penasaran dong gimana dalemnya museum terbaik di dunia itu. Sempet keingetan mba Meidi deh, ini habitatnya banget nih..

Dari hotel kita naik Metro (masih trauma jalan kaki di Belgia). Rada manja sih karena ga terlalu jauh sebenernya. Husband  sudah survey tadi siang sekalian beli tiket dan mumpung ikutan fee walking tour juga. Bener aja, ga sampe 5 menit kita udah nyampe di stasiun metro terdekat dari Louvre (lupa namanya, Concorde kalo ga salah). Ternyata, stasiun itu ada di sekitaran Place de la concorde. Salah satu situs wisata juga. Konon, Raja Louis XVI dan Istrinya Maria Antoinette di eksekusi dengan Guillotine di area ini. Oya, di ujung Place de la Concorde inilah terletak Champs Elysees yang juga sekaligus menghubungkan area Concorde dengan Arc de Triomphe yang terkenal itu.. (maaf tidak sempat mengambil foto Champ Elysees dan Arc de Triomphe karena sibuk celingak celinguk)
Place De La Concorde (keliatan eiffelnya dari sini)


Di tengah place de la concorde, ada obelisk hadiah dari pemerintah Mesir ratusan tahun yang lalu

Museum Louvre sendiri letaknya ga terlalu jauh dari Place De La Concorde. Walking distance hanya 5 menit, dan sepanjang jalan menuju Louvre itu adalah taman yang indaaahh banget. Nuansa Eropa yang romantis dapet banget di taman ini. Senengnya jalan berduaan husband disini, pas senja lagi.. uhuy..


Nuansa Eropa banget ya..


Indahnya..


Couple yang lagi pacaran di taman (abis itu gantian saya dan husband, wkwkwk)


Ini landmark tamannya Louvre. Unik yaa..

Berfoto dengan background Louvre..

Hokeh, sekarang cerita tentang Louvre ya. Hmm.. ternyata mau masuk muesum ini antrinya ga kalah sama Eiffel. Tapi karena husband tersayang tadi siang udah beliin tiket (kiss kiss husband), jadi saya ga pake antri langsung masuk lewat jalur VIP. Yay!

Pintu masuknya Louvre seperti yang saya banyangkan waktu baca Da Vinci Code. Keren bangeeetttt...


Ini dia Piramid Louvre (pintu masuk)

Di dalam Piramid..

Kesan saya di Louvre : It's just too good to be true. Koleksinya, bangunannya, city view dari jendelanya.. hmm.. saya seperti diajak ke negeri dongeng dimana saya berperan jadi putri raja. Bangunan Louvre sempat dijadikan tempat tinggal keluarga kerajaan saat istana Basteille di bangun. Makanya desain interiornya pun bener-bener seperti istana. Dan luasnya.. wow.. saking luasnya saya nyerah untuk menjelajahi semua. Ga kuat. Menurut literatur, diperlukan 7 hari 7 malam tanpa makan dan buang air untuk bisa menikmati seluruh koleksi Louvre (itu pun dengan perhitungan setiap lukisan 30 detik). Tapi, saya tentu sempatkan melihat lukisan Leonardo Da Vinci yang terkenal itu dong : Mona Lisa (hehe, sebenernya agak kecewa karena ternyata Mona Lisa itu ga se-grand yang saya pikir. Ga terlalu besar ya ternyata).


Di Louvre juga banyak karya seni seperti ini..


Mona Lisa yang asli..


Atap Louvre yang mewah..

Atap di sisi lain Louvre, tetap mewah bak istana..

Koleksi Louvre berpadu dengan dinding yang klasik dan glamor

Salah satu ruang pameran Louvre. Saya menebak dulunya ini mungkin ruang makan kerajaan ya..

Pulang dari Louvre hari udah gelap. Kali ini saya diajak jalan kaki sama husband lewat jalur yang tadi dia lalui waktu walking tour. Ada beberapa kawasan yang ingin husband tunjukkan, diantaranya sebuah distrik ekskusif termahal di Paris. Disana hanya ada 3 penghuni, diantaranya Coco Channel, Sultan Hasanal Bolkiah dan satu lagi saya lupa. Oya disanalah juga terletak hotel mewah Ritz Carlton Paris. beberapa blok dari sana, terletak toko-toko dari High-end brand (kalo ngaku/merasa tajir, hayo coba belanja disini).  Kata guide, kalau berkeliaran di daerah ini (apalagi kalau masuk ke hotel/toko), harus well dressed. Standar Paris, well dressed itu yang keformal-formalan gitu. Hmm, pantes ya dari tadi saya ga lihat orang yang pakaiannya aneh-aneh atau mencolok. Yang cowok : sewater/coat+polo shirt/kemeja+ jeans, yang cewek : dress+ longcoat+ boots tinggi+ syal. Musim dingin juga kali yah..

Sepanjang jalan dari Louvre menuju Haussmann, saya melewati beberapa pub dan pertokoan. Sayang sungguh sayang, mereka semua tutup (yap, berarti memang shopping time selesai jam 8 malam). Tapi sempet nengok satu toko kosmetik Sephora yang ada diujung Haussmann..


Sephora di ujung Haussmann
Wah, sepertinya postingan saya tentang paris masih harus bersambung nih. Saya masih punya cerita tentang Seine Cruise dan Eiffel at night. Next Post yaa..