Senin, 07 November 2011

Europe trip : Brussels


BRUSSELS (23 Oktober 2011)

 Manneken Piss, Icon Belgia..

Finally.. It's Brussels.. our dream city to live..

Hari kedua di Eropa jetlag saya belum hilang. Semalam saya tidur jam 8, bangun jam 3 pagi dan stay on sampai di Belgia. Saya naik kereta Thalys jam 08.00 dari Amsterdam Centraal yang tujuannya sampai Paris Nord, tetapi saya turun di Bruxels Midi. Perjalanan sekitar 1,5 jam. Saya dan suami ga mau melewatkan negara impian kami ini.


Oya, suami juga penggemar Tintin, rasanya ga mungkin escape dari Brussels yaa, kota Tintin. Meski begitu, saya ga menjadwalkan banyak waktu disini karena saya concern juga dengan jadwal kursus di Paris. Saya ga bisa terlalu lelah juga kan. Jadi cukup 6 jam aja and then go to Paris. Beruntungnya selama di Brussels, ada teman yang mau jadi tour guide (Thanks ya Mutia and Fajar), jadi ga pake acara nyasar. Maklum, di Brussels ini cuma ada 2 bahasa : Belanda dan Perancis which is saya atau suami ga menguasai dua-duanya (janji deh nanti kalau kesampaian tinggal di Brussels bakal kursus bahasa perancis dan belanda).

 Ini dia oleh-oleh foto dari Brussels


Pasangan narsis di dalam kereta Thalys dari Amsterdam ke Brussels. Keretanya oke banget.


Di stasiun Bruxels Midi. Poster Tintin dimana-mana. My husband looks so happy, doesn't he?


Sampe Brussels, ada orang Indonesia lagi yang mau motoin kita..


Di depan gedung stock exchange. Keren deh..

Salah satu bangunan megah di Grand Place, salah satu alun-alun termegah di Eropa..


Di depan Brussels Town Hall. Subhanallah cantiknyaa..


Tintin everywhere. Bener-bener kebanggaannya orang Belgia..


Di depan Mannekin Piss


Di depan Toko Gobelin Art. Saya belanja lukisan bordir khas Belgia (Thanks to Mutia untuk rekomendasinya)


Jalan-jalan di shopping hall. Dulunya punya kerajaan Belgia. Keren banget. Atapnya tertutup loh.


Dream come true : ke museum Tintin!


Bersama lukisan foto pengarang cerita Tintin..


Di depan museum komik..


Berfoto di taman gereja tua menuju stasiun. Indah banget..

Oya, saya dan suami juga sempet nyicipin wafel khas Belgia di salah satu toko tertua. Rasanya? selangiiit enaknya. Renyah, lembut dan paduan manis gurihnya pas. Juara deh. Waktu di Amsterdam juga makan wafel tapi ga yang seenak Brussels punya. Yah, namanya juga otentik Brussels yah. Resep asli pasti mak nyuss yaa..

Di area shopping hall ini, saya juga sempatkan belanja oleh-oleh cokelat untuk kolega di kantor dan keluarga. Kayaknya salah satu otentik belgia juga ya cokelat ini. Yang jual banyaak banget. Untungnya ada tour guide ya, jadi dipilihin yang enak deh. Siip..

Satu lagi yang ga terlupakan dari Belgia : Jalan kakinya, ya Alloh.. kalau bisa dititip, rasanya pengen nitip kaki bentaar aja. Dasar manusia kurang olahraga, jalan kaki jauh gini udah gempor. Eh tapi, Alhamdulillah ga ada acara sesak nafas. Cuma cenut-cenut aja di betis sampe telapak kaki. Iri berat liat Mutia yang masih santai aja tuh dengan heels 5-7 cmnya itu. Katanya, kl tinggal di Brussels (and mostly european cities) ya memang harus kuat jalan kaki. Hokeeh, mari kita latihan jalan di Indonesia, biar kalo kesampean tinggal disini bisa tetep gaya kayak Mutia..

Beres acara shopping and jalan-jalan, saya bergegas ke stasiun Brussels Midi. Harusnya Bus Eurolines tujuan Paris saya tersedia disitu, cuma karena hari itu ada Market Day, area busnya dipindah ke Stasiun Brussels Nord. Hadeu, abis ambil luggage di loker stasiun Brussels Midi, kita naik subway ke Brussels Nord. Rasanya pertolongan Mutia and Fajar tu really-really like angel. Ga kebayang ya mondar mandir kayak gitu kalau kita ga ngerti bahasanya. Alhamdulilah nyandak naik bus jam 17.00 waktu setempat menuju Paris.. my romantic city..

Kesimpulan tentang Brussels : Tertib, formal, lega (jalanan di Brussels jauh lebih lega dibanding amsterdam), romantis, warm. Hmm.. selama ga ada kendala bahasa, kayaknya untuk orang yang ga terlalu suka kota yang hiruk pikuk seperti saya, Brussels cocok banget untuk dijadiin tempat tinggal, atau tempat untuk menghabiskan sisa pensiun... *colek-colek husband*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar