Kamis, 10 Februari 2011

Menyetir Mobil


Satu diantara resolusi tahunanku yang tidak pernah tercapai adalah menyetir mobil sendiri. Ehm, bukan berarti tidak bisa menyetir sih, tapi bagaimana yah, setelah merasakan menjadi penumpang aku dihinggapi rasa malas untuk mengendarai mobil sendiri. Hehehe. SIM-ku sendiri sudah terbit sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi frekuensi penggunaannya bisa dikatakan amat minim.

Kemalasanku ini pertama kali ditangkap oleh Bapakku. Beliau menyimpulkan, diantara semua anak-anaknya, akulah yang paling tidak berbakat menyetir mobil. Sifat dasarku yang gerasah gerusuh dianggap tidak match dengan seni menyetir mobil. That's why jiwa dan ragaku sulit sekali mencintai kegiatan ini.

Menikah dengan seorang maskulin menambah daftar alasanku tidak menyetir mobil. Alih-alih merasa kesal terlalu sering dilarang menyetir, aku malah senang jika kemana-mana disupiri suami, order taksi atau tanpa malu-malu minta diantar oleh adik (adikku malah lebih jago menyetir dibanding aku *sigh*)

Sekarang aku sudah tinggal terpisah dari orangtuaku, termasuk adik dan kakakku. Dengan sifat pekerjaan suami yang terkadang mobile, ditambah kenyataan bahwa aku sekarang telah memiliki Atha, rasa-rasanya kemalasanku menyetir harus mulai dihentikan. Jika tidak ada suami, Atha akan bergantung sepenuhnya padaku. Dan aku tidak bisa mengelak jika nanti dihadapkan pada kondisi dimana aku harus menyetir sendiri.

Baiklah, jadi resolusi tahun ini adalah menyetir mobil sendiri. Semakin aku malas, semakin aku gagap dan grogi. Mobil lama yang tidak aku-friendly (alasan sebetulnya) sudah ditukar dengan model yang sesuai seleraku, lengkap dengan asuransi all-risk selama 3 tahun. Rasanya kali ini sudah tidak bisa lari dari kegiatan menyetir.

Akhir tahun nanti aku akan melaporkan suksesi resolusi tahunan. Mudah-mudahan menyetir mobil termasuk salah satunya ya. Standar keberhasilan menyetirku sendiri akan diukur dari seberapa tegang wajah Atha dan Bibi saat kusupiri. Jika mereka masih gelisah, berarti aku belum sukses. kalau standar jarak, kuanggap jarak rumahku dan mertua alias Depok-Bogor sudah cukup jauh untuk resolusi tahun ini. Hehehe. 

Let's drive!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar