Jumat, 28 Desember 2012

2012 : Growing

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2013. Time really flies ya. Well, at least for me. Rasanya baru kemarin menapaki tahun -yang kata orang-keramat, 2012, tahu-tahu sudah sampai pada hari kerja terakhir di bulan Desember.

Saya pernah mengatakan bahwa tahun 2011 is a surprising year. So many good things happen unexpectedly. Nah, untuk tahun 2012 ini tema saya adalah grow. Kenapa grow? karena di tahun 2012 ini banyak peristiwa yang pada akhirnya membuat saya tumbuh, tentunya tumbuh ke arah yang lebih positif.

Resolusi saya sendiri di tahun 2012 cukup sederhana tapi dalam maknaya, yaitu menjadi manusia yang lebih bersyukur dan bersabar. Dan rupanya, 2012 benar-benar menjadi ujian terjal resolusi saya tersebut.

Nanny oh nanny

Ujian terberat tahun ini yaitu seputar pengasuh anak. Up and down dari bulan Januari hingga puncaknya, zero level, di bulan September : nannyless dan maidless. At that time saya betul-betul down, tapi hati saya masih meyakini bahwa semua permasalahan telah disiapkan Alloh beserta jalan keluarnya. Saya "hanya" perlu membersihkan hati saya supaya jalan keluar tersebut bisa saya lihat/baca. Pada situasi zero level, saya dan suami sama-sama memberikan kemampuan terbaik kami untuk membuat keluarga ini survive tanpa perlu ada pihak yang dikorbankan. Tidak usah dibayangkan betapa lelahnya pada waktu itu. Tema kami betul-betul  run and catch. Tapi di sisi lain, zero level ini membuka mata saya dan suami bahwa kami bisa saling mengandalkan. Hubungan antara saya dan suami menjadi semakin positif dan kompak.

Noori Learning Centre

Untuk pertama kalinya dalam sejarah rumahtangga, kami mulai mempertimbangkan daycare. zero level membuat kami mau tidak mau berpikir out of the box. Saya sudah lelah dengan drama-drama nanny dan ART. Saya juga tidak mau bergantung pada orang lain. Pada waktu itu usia Athazka juga sudah cukup besar untuk mengikuti daycare. Selain itu, menurut kami, anak seusia Atha perlu ditempatkan di lingkungan yang positif karena daya serap dan ingatannya sudah mulai terasah. Salah asuh sedikit saja akan berpengaruh besar. Beruntungnya kami menemukan Noori Learning Centre atas rekomendasi tetangga dan juga teman satu kantor saya. Di Noori ini, daycare terintegrasi dengan playgroup, jadi Athazka tidak akan tertinggal. Ditambah bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dan ada sesi belajar sholat/mengaji, rasanya hati saya betul-betul tenang. Dan yang terpenting dari semua adalah Athazka senang di Noori. He is very excited, you can see from his face everytime he tells about Noori.

Athazka bergabung di Noori sejak pertengahan September dan hingga saat ini perkembangannya baik sekali. Alhamdulillah. He is growing, and his parents too. We learn to trust him and people (to taking care of him), as we have to do so to make him an independent boy.

Untuk seorang ibu yang penuh kekhawatiran seperti saya, this growing process is a huge milestone. Iya dong :)

Our first family vacation abroad

Bulan Juni 2012, kami bertiga untuk pertama kalinya jalan-jalan keluar negeri. Tujuannya dekat saja, singapura. Meski dekat dan sebentar, tapi sangat berkesan bagi saya, bahkan dari sejak proses pengurusan paspor si kasep. Begitu banyak kemudahan, kemewahan, kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Alhamdulillah..
Selengkapnya mengenai cerita liburan kami bisa dibaca di sini.

Personal life and conflict

Secara keseluruhan, kehidupan pribadi saya selama tahun 2012 cukup naik turun seiring munculnya beberapa konflik keluarga yang mau tidak mau harus kami hadapi, sebagai kakak maupun sebagai anak dan bagian dari keluarga besar. Pertarungan ego tentu terjadi, tapi jika sudah dibenturkan kepada rasa sayang dan hormat kepada orangtua, semua jadi tidak ada apa-apanya. Saya secara pribadi (dan suami saya juga tentunya) merasa bahwa kami sudah melakukan apa yang kami bisa, all out, untuk melepaskan semua gengsi dan ego atau apalah namanya demi tujuan yang lebih besar, yaitu keutuhan keluarga besar. Itu semua bukan proses yang datang tiba-tiba dari langit, we did try so hard to make it out. Kalaupun hasilnya tidak sesuai dengan harapan, bola sudah bukan di kami. It takes two to tango kan? Now it's time to let it go and to step back. Lie is lie and we can't go any further than this.

I feel so much relieve to let it go, because I know, I've done everything :)

Health

Kondisi kesehatan saya dan keluarga secara umum selama tahun 2012 tidak terlalu baik, tetapi jauh lebih baik dari tahun 2011. Bulan Juni 2012, Athazka diopname karena dehidrasi, Bulan September 2012 giliran saya yang check-in di Hermina karena HFMD. Sisanya, insya alloh hanya sakit ringan seputar flu. batuk dan radang tenggorokan. Yang paling Juara tentunya husband, selama setahun ini yang paling jarang sakit. Alhamdulillah.

Career : Promoting to Manager

Saya mengawali tahun 2012 dengan predikat nilai kinerja tertinggi. Itu saja sudah cukup mengejutkan mengingat saya bekerja dengan "separuh baterai" (separuhnya lagi terpakai untuk mengurus keluarga). Selama 11 bulan saya berusaha untuk bekerja dengan optimal disela-sela drama nanny dan konflik keluarga. Tidak pernah sedikit pun terbesit dalam benak saya untuk meraih ini itu. Boro-boro. Bisa survive saja rasanya seperti keajaiban. Tapi jika Alloh sudah berkehendak, apapun bisa terjadi. Bulan Desember 2012 lowongan untuk jabatan manajer dibuka dan saya eligible untuk melamar. In short, saya ikut seleksi untuk promosi. Metode seleksi tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu tanpa test, tanpa wawancara, atau makalah. Bila forum pimpinan  menganggap sudah layak, maka promosi sudah ditangan. Saingannya 1:3. Tanggal 14 Desember pengumuman keluar dan Alhamdulillah, saya termasuk yang terpilih untuk promosi. Per 1 Januari nanti, pangkat saya menjadi manajer. Tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata rasa syukur dan bahagia saya. Ucapan terima kasih terutama kepada kedua orangtua saya yang tidak henti mendo'akan saya, suami untuk supportnya yang luar biasa, Athazka untuk pengorbanannya (ikhlas ya nak mama kerja), kakak dan adik-adik yang selalu menjadi tumpuan saya, dan teman-teman yang menghibur.

It's really time to grow. Semoga bisa amanah..

His Career : Becoming a Project leader

Husband tahun ini kembali memperoleh penilaian kinerja "excellent" yang berarti highest point on performance appraisal. Selain itu, mulai 1 Januari 2013, husband akan menjadi salah satu project leader di Asean. I'm just so proud of him.

We are growing together : me, him, and Athazka.

Tahun 2013 sudah di depan mata. Resolusi masih sama, ingin menjadi orang yang bersyukur dan bersabar. Ingin menjadi istri dan ibu yang lebih baik, anak yang berbakti kepada kedua orangtua, serta pegawai yang amanah. Karena saya baru promosi, maka saya harus menunda rencana sekolah saya selama 1 tahun mendatang. Untuk itu, jika Alloh berkenan, saya ingin memulai program anak kedua sambil membenahi semua persiapan kuliah (toefl/ielts dll). Iya cita-cita kuliah itu belum luntur. Sebagaimana support pimpinan saya : jika tidak memungkinkan kuliah di luar negeri (karena pertimbangan keluarga), ambil di dalam negeri, jika tidak bisa, ambil di dalam kota. Pokoknya harus kuliah :)

Ya Alloh, terima kasih untuk tahun yang luar biasa ini. Alhamdulillah..
Mohon bimbingan-Mu untuk melangkah di tahun depan. Bismillairrohmanirrohiim..

Selasa, 13 November 2012

Vocal Group

Berikut "barang bukti" keikutsertaan saya di Porsebi tahun ini. Katanya if there's no picture, berarti hoax. Hehe.

Oya, tahun ini kami Juara 2 loh! lumayan lah untuk debut pertama saya. Tapi yang paling berkesan bagi saya justru bukan juaranya, tapi persahabatannya. Sampai sekarang masih suka senyum-senyum sendiri kalau ingat masa-masa "karantina" dengan not balok yang saya bahkan ga tau gimana cara bacanya :p. 


Pose serius ceritanya


Gaya bebas ceria


Latihan sebelum manggung


Menjelang naik panggung. Dapet nomor urutan pertama!


Rockin' the stage


Feels like family picture :)

Rabu, 24 Oktober 2012

Hela Nafas

Sore ini saya menghela nafas panjang. Dalam sekali. Seolah ada beban emosi yang ingin saya lepaskan. Iya, tentu saja ada. Sejak kapan manusia hidup tanpa masalah? Saya rasa, mereka yang kelihatan tidak bermasalah itu dua kemungkinannya. Satu, dia pandai menyembunyikan masalah. Dua, dia pandai lari dari masalah. Saya ada dimana? Bukan dua-duanya. Saya tidak suka dramatisasi. Saya juga tidak pandai bersembunyi. Masalah bagi saya adalah sesuatu yang harus dihadapi sewajarnya.

One day, somebody told me that my life is too good to be true? Oh kidding. But thank you for seeing me that way. It means I'm good in hiding my flaws. Just like others, I do have flaws. Tapi apakah harus dibicarakan dan diumbar di social media? Tentu tidak. Menurut saya, kita tidak perlu bertelanjang di dunia maya. Apa urusan orang lain untuk tahu luar dalam diri kita.

Ketika suatu masalah terblow-up di social media, dalam penalaran saya, orang-orang yang tidak mengenal kita hanya akan menghakimi, mem-bully, atau menyudutkan kita di posisi yang tidak kita inginkan. Salah? Belum tentu. Menurut saya itu sah-sah saja. Toh setiap orang bebas berpendapat dan memproses informasi sebatas input yang mereka terima. Apalagi di Indonesia ini variabel tambahannya banyak : perbedaan value, pandangan agama, pandangan politik, de-es-be. Lalu kita harus marah kan menyikapinya? Tergantung, sejauh mana penyimpangan informasi yang salah proses tadi beredar. Kalau kelewatan sih, itu bukan salah proses lagi, tapi fitnah. Misalnya yang dilihat A, yang disimpulkan bukan A++, tapi malah jadi B, C. Bahkan F. Kalau sudah begitu, ya wajar lah marah. Kita juga manusia kan. Tapi kalau orang lain sekedar mengartikan informasi berdasarkan apa yang dilihat dan didengar langsung, ya jangan langsung marah. Manusia kan bukan Tuhan yang Maha Tau segalanya. Maklumin ajalah kalau kejadiannya A, diartiinnya A++. si ++ itu anggap aja variabel tambahan yang bikin versinya aslinya jadi beda. Bisa lebih drama, bisa juga sebaliknya. 

Misalnya gini, ada orang pakai baju seksi banget. Nah, persepsi orang yang melihat kan lain-lain. Ada yang biasa aja, ada yang malu melihat aurat diumbar, ada yang menganggap keren dan sebagainya. Si mbak yang pakai baju seksi tadi ga berhak membatasi pikiran orang lain saat mereka melihat dia. Ya memang sih pakai baju seksi kek, pakai gamis kek, itu urusan yang memakai. Tapi urusan orang yang melihat juga dong punya pendapat tentang apa yang dilihatnya. Dalam benak si Mbak, mungkin kejadiannya A. Tapi untuk orang bisa jadi A++, atau A--. Ya biarin ajalah. Konsekuensi adanya perbedaan.

Jadi, jangan gampang marah atau gampang merasa dihakimi. Ga usah juga sedikit-sedikit defense dengan  kalimat, "itu urusan saya", atau " itu urusan saya, pacar saya, dan Tuhan". Oh right, jadi urusan kita yang melihat bagaimana? Harus seiya sekata meskipun ga sesuai nurani, gitu? Bukankah kita punya hak yang sama dalam berpendapat. Dan bukankah kita punya hak yang sama untuk berbeda? Jalan tengahnya, tau sama tau ajalah.

Saya tidak menghakimi anda, saya hanya berpendapat. Maaf jika saya tahu rahasia terdalam hidup anda. Jika anda bertanya, bagaimana bisa? tanyalah pada Tuhan. Sayapun tidak tau jawabannya karena saya tidak pernah merencanakannya. Hidup saya cukup damai, dan jika bisa memilih, tentu lebih baik saya tidak tau. Jika anda merasa dihakimi, berarti suara nurani andalah yang sedang menyapa :)

Jumat, 19 Oktober 2012

Bala Bantuan Datang

Hari ini saya bisa absen lebih pagi dari biasanya. Kenapa? Karena bala bantuan telah datang. Mamah tersayang, disela-sela kegiatan mengurus persiapan pernikahan adik saya 2 minggu lagi, masih bisa menyempatkan diri untuk mencarikan asisten rumah tangga untuk saya dan kakak saya. Benar ya, kasih ibu sepanjang masa :)

Makasih ya mah, makasih juga @putriangrela, adik saya yang paling cantik, yang sudah mau repot-repot mengantar art ke Depok. Kiss hug dua-duanya :*

Semoga drama-drama art ini segera berakhir yah. Amin.

Kamis, 11 Oktober 2012

Reuni B5

Minggu kemarin saya reunian sama temen-temen B5. Seru karena pada bawa suami dan anak. Time flies, perasaan baru kemarin seseruan ngobrol ngalor ngidul di kosan, tau-tau udah ada buntutnya sekarang. Yang jelas spending time sama mereka tuh selalu menyenangkan, dari dulu sampe sekarang. Even anak-anak kita pun bisa langsung akrab, padahal baru ketemu. Chemistry-nya langsung nyampe ke anak ya. Really happy! Kapan-kapan lagi yaaaa...

Gathering, minus ela and yasmin


Atha and Raka

Senin, 08 Oktober 2012

Atha Belanja

Ini gaya Atha kalau lagi nemenin saya belanja mingguan di daily foodhall Depok..



Adorable ya?

(the picture was taken around six month ago, but he still act like this everytime I take him to the foodhall).




Jumat, 05 Oktober 2012

Cooking award

Engga, saya ga menang Masterchef. Boro-boro, daftar aja engga. Saya lebih suka nonton atau ngomentarin Masterchef, hehe..

Cooking award buat saya simple aja. It is when my husband and especially my son love my cook. Taunya darimana? Saya juga ga tau, karena so far masakan sold out selalu. Entah karena cocok di lidah atau karena ga ada pilihan lain.  Hehe. Saya juga ga berusaha cari tau sih, takut kecewa ah, sampai suatu hari Atha's teacher told me that he is refusing food that is served by the school. Atha always said like this in the school:

"Atha mau sayur mama", or

"Atha mau tahu bikinan mama", or

" Atha mau makanan mama", or

"Atha mau makan di rumah aja", or

"Mama cepet sembuh ya, kalau mama sembuh nanti mama masakin Atha ya", or yang paling hits adalah..

"Mama Atha hebat, masakan mama Atha enak"

Itu yah hati saya seneng banget diceritain begitu. GR berat nih. Tolong bantu tangkepin hidung saya dong..

Rasaya terbayar deh capeknya masak. Ga usah menang masterchef deh, asalkan Atha habiskan makanannya, buat saya itu udah cukup banget.

Pasca tumbang kemarin husband minta saya untuk menurunkan standar saya. Ga usah ideal-ideal amat lah. Oke, saya setuju, but not in cooking. Saya mau memastikan asupan gizi anak saya terpenuhi dengan baik, meskipun itu berarti lebih melelahkan. But I tell you, when Atha said so, I feel like.. "hey, I made it!".

-sorry narsis-

Selasa, 02 Oktober 2012

Harga rumah naik, so....??

Mulai bulan Oktober ini, Jalan Raya Kartini di Pancoran Mas-Depok, which is jalan raya di depan rumah saya mengalami pelebaran. They said waktu pengerjaannya sampai akhir Desember nanti. Bisa kebayang beberapa bulan ini bakal painful macetnya. Untungnya, jalan raya bukan satu-satunya alternatif. Jarak rumah saya ke stasiun kereta hanya 100m. Sangat possible untuk jalan kaki. Don't worry be happy sih. Tapi tetap saja, proses pelebaran jalan itu akan jadi sesuatu..

Infrastruktur yang lebih baik, apalagi jalan raya, akan mendorong peningkatan pembangunan (entah itu pemukiman atau public place) di daerah sekitarnya. Efeknya, harga tanah/rumah melesat naik. People said that I supposed to be happy.

I do happy...

Tapi.. ini kan rumah untuk saya tinggali. Bukan rumah untuk investasi. Sejak saya beli tahun 2010 lalu, sekarang harganya sudah hampir dua kali lipatnya. Dengan pelebaran jalan raya ini, mungkin harganya naik lagi. Tapi, once again, ini kan rumah untuk saya tinggali. Kenaikan tadi ga pengaruh juga, selain.. rasa prestige tinggal di rumah mahal. Kata orang itu juga. Bukan saya banget lah merasa naik derajat karena tinggal di rumah mahal. Saya ya saya. Dari dulu sampai sekarang ya begini aja. Apalagi ini rumah baru satu, ditinggali pula, mau naik gila-gilaan bagi saya ga ada pengaruhnya. Luasnya tetap segitu-gitu juga. Kecuali, kalau sertifikatnya mau digadai. Kenaikan harga pasti menguntungkan. Saya sendiri belum kepikiran sih untuk top-up plafon KPR.

Mungkin ceritanya bakal beda kalo saya punya rumah investasi. Kalau ada kenaikan harga gila-gilaan, saya pasti jingkrak-jingkrak. Koar-koar. Abis itu jual rumahnya, beli lagi rumah yang lain, lalu mulai beternak rumah. Ya kan namanya juga investasi ya, pas kebagian untung, efeknya bukan cuma di mulut, tapi ada wujud nyatanya. Kucuran dana segar bisa langsung ke mengalir ke cashflow. Yihaa..

Sementara ini sih saya bersyukur banget infrastruktrur di sekitar rumah ditingkatkan. Alhamdulillah. Akses kemana-mana yang sebelumnya terhitung mudah, sekarang jadi tambah mudah. Kalau masalah kenaikan harga sih, biasa-biasa aja. Beda kriteria lah rumah tinggal sama rumah investasi :)


Kamis, 27 September 2012

Tumbang juga

Di postingan saya sebelumnya saya pernah cerita kan kalau sekarang saya sibuk, tapi bahagia. It's true, tapi ada yang perlu dikoreksi juga ternyata. Bagaimanapun saya bukan superhero. At some point akhirnya tumbang juga.

Jadi, minggu lalu Atha terkena Hand Foot and Mouth Desease (HFMD). Istilah kitanya, flu singapura. Saya ga terlalu khawatir mulanya, dulu soalnya pernah kena juga dan Alhamdulillah bisa sembuh tanpa perlu minum obat yang aneh-aneh. Cuti lah saya hanya demi bisa ful mengurus Atha. Saya cukup percaya diri karena setahu saya HFMD itu jarang sekali menular pada orang dewasa. At that time saya lupa, bahwa i was not in a good condition. Saya malahan baru pulang dari peninjauan lokasi yang jalanannya off road.

Tiga hari kemudian, Atha sembuh. Tapi ditangan saya mulai timbul titik-titik merah. Awalnya saya pikir digigit nyamuk. Tapi kok perih. Akhirnya ke dokter dan, ya, saya positif tertular HFMD. Kondisi saya betul-betul drop hingga bisa tertular. Day by day semakin parah dan puncaknya opname dua hari.

Jadi, confirm ya saya bukan wonderwoman. Tipe saya memang tipe 'ngotot', kalau belum tumbang ga pernah merasa ga fit. Saya cuma pura-pura jadi wonderwoman :)

Sekarang saya sudah masuk kantor lagi. Alhamdulillah sudah jauh lebih fit dibandingkan kemarin. Pelajaran yang bisa saya petik dari kejadian kemarin adalah jangan memaksakan diri. Saya akui, betul saya bahagia dengan kehangatan keluarga saya sekarang, tanpa pembantu mendekatkan kami semua. Tapi ya itu, saya juga harus memperhitungkan bahwa saya ini manusia biasa yang punya batas.

Akhirnya saya mulai mempertimbangkan untuk mencari art lagi. Hanya untuk mengurus rumah. Athazka sendiri akan tetap di daycare. Sejauh ini saya puas dengan perkembangan Atha di Noori. Sementara keluarga saya mencarikan art, saya harus bisa menurunkan standar kebersihan rumah saya.

Namapun hidup ya, selalu ada pembelajaran dari setiap kejadian :)


Senin, 17 September 2012

Sibuk tapi bahagia

Ramadhan lalu saya pernah bercerita bahwa hidup tanpa asisten rumah tangga itu sesuatu banget. Ternyata, it's just the beggining. Selepas mudik kemarin, pengasuh anak saya ga balik lagi. Sip deh. Bisa dibilang zero level for a working mom. Twitter saya pun akhirnya berisi keluh kesah kegalauan saya. At that time i feel really clueless. Gimana dong..

Tadinya saya sempat berpikir untuk menitipkan pada keluarga, tapi kalau dipikir-pikir lagi, itu solusi yang sifatnya temporer. Iya ga sih? sampai kapan coba mau bergantung sama orang lain?

Semenjak menikah saya usahakan untuk sebisa mungkin mandiri. Jatuh bangun ya dipikirin sendiri.  Ini didukung kondisi juga sih. Orangtua saya kan sudah pindah ke Garut sejak 2010, sedangkan kakak saya, baru saja melahirkan anak kedua Agustus lalu. Mertua? Hm, never be an option (kecuali kl udah mentok banget.*grin*). Kalau sudah begitu, pada siapa lagi dong daku mengadu? hehehe

Yah, akhirnya mulai survey daycare. Alhamdulillah ketemu daycare yang sreg di hati. Namanya Noori daycare. Tetangga saya yang rekomendasiin. Sebelum dia berangkat ke Glasgow UK, anaknya ikut daycare Noori ini dan perkembangannya bagus. Trial seminggu, eh Atha betah. Ya sudah, lanjut deh..

Sejauh ini sih, Alhamdulillah perkembangannya bagus ya. Dipikir-pikir, daripada ditinggal di rumah sama orang yang kita ga kenal ya mending di daycare. Apalagi Atha ini masuk ke usia golden age, pas bagian nyerep-nyerepnya lagi: 3,5 tahun. Di daycare ini Insya Alloh kegiatannya, tontonannya, percakapannya, dsb itu dibawah bimbingan teacher yang berpengalaman. Selain itu, anak juga diajarin sosialisasi serta sopan santun dengan benar.

Tapi ya teacher kan bukan orangtua sendiri, tetap aja sih yang namanya value itu dimulainya dari orangtua. Role model terbaik ya tetap parents. Nah masalahnya, yang jadi parents yakin ga untuk bisa jadi role model yang baik. Kadang-kadang kan kita suka kelupaan, keasyikan sama urusan sendiri, misalnya nonton TV eh lupa bahwa acaranya itu ga cocok untuk batita. Itu parents loh, kalo nanny lain lagi kan tontonannya. Nah, untuk menghindari masuknya hal-hal yang ga perlu, daycare jadi pilihan terbaik saya saat ini.

Minusnya di daycare, ada sih. Tapi yang paling bikin senewen itu pas kalo ada anak lain yang sakit. Ihiks. Ketularan deh. Biasanya sih batuk pilek. Tapi Alhamdulillahnya daya tahan tubuh atha sekarang udah jauh lebih baik. Mudah-mudahan sih sehat selalu. Amin.

Di Noori ini bahasa pengantarnya inggris dan arab. Inggris untuk sehari-hari, arab untuk lesson do'a, sholat, dan qur'an (kalau sudah kindergarten). Pengajarnya semua sarjana. Khusus qur'an yang ngajar Hafiz. Jadi sejak dini diajarin arabic pronounciation dengan benar. Mudah-mudahan nanti pas saatnya belajar benar-benar sudah terbiasa.

Kasian ga sih anak di daycare? Jujur, awalnya iya. Rasanya bersalah banget. Tapi setelah melihat perkembangan Atha, saya harus akui bahwa sekarang Atha lebih positif. Speakingnya, mannernya, dan terutama, energi positifnya. He feels and seems happy. Tau darimana? ya tau lah, liat wajah dan ekspersinya anak saya setiap dijemput itu sudah memberikan saya.. apa ya.. rasa lega, bahagia, dan terharu sekaligus.

We made it.

I thought it was a zero level, tapi ternyata ada harta karun yang ingin Alloh tunjukkan kepada saya. Harta karunnya apa? Apalagi kalo bukan rasa hangat dan bahagia yang tumpah ruah di keluarga saya sekarang. Kami bertiga, mama-papa-atha bersinergi dengan positif. Betul-betul teamwork.

Melelahkan memang, karena otomatis semua pekerjaan domestik (kecuali setrika) itu dipegang oleh saya dan husband.  tapi ternyata kalau dikondisikan seperti itu, bisa juga dilakukan. Setiap pagi saya bangun lebih awal untuk memasak sarapan/bekal Atha dan perlengkapan daycare (baju, handuk, sprei, dll), husband menyapu, terkadang mengepel. Husband memandikan Atha, saya yang memakaikan baju. Husband mengantar ke daycare pagi, saya yang menjemput sore harinya. Husband bermain bersama Atha, saya memasak makan malam+cuci piring.

It's really run and catch life, i tell you. But we're happy :)

S.i.b.u.k. t.a.p.i  B.a.h.a.g.i.a

Thanks Alloh. It's true, when you feel overwhelmed by life, all you have to do is belive in Alloh. It's never fail.

To others working mom, selamat berjuang dengan tantangan masing-masing ya. Saling mendo'akan dan menyemangati. Just try to always look on the bright side..



Rabu, 12 September 2012

Thirty, Officially!

Today, I'm officially being thirty. 30 tahun bok! Alhamdulillah. Bukan ABG lagi nih, dan harapan untuk dipanggil "mbak" atau "kak" atau "Teh" di public place sepertinya semakin menipis.But that's okay. Thirty is just numbers, but indeed I feel forever twenty with a better control of emotion. #okesip

Jadi, how it feels of being thirty?

Satu, bersyukur teramat sangat. Alloh telah memberikan 30 tahun kehidupan yang luar biasa kepada saya. Jika saya hitung nikmatNya, maka tidak akan ada kertas dan tinta yang cukup untuk menuliskannya. Hidup saya tidak sempurna, tetapi itulah yang memberikan warna. Alhamdulillah, sujudku kepadaMu ya Alloh..

Dua, refleksi diri. Selama 30 tahun, apa saja yang sudah saya lakukan, sudah sampai dimana perjalanan menuju mimpi saya? Untuk hal ini, sungguh saya malu. Pencapaian tentu ada, tapi masih jauh menuju cita-cita. Saya masih terlena untuk menikmati hidup dengan berlindung dibalik semboyan kan masih muda. Saya mudah puas, itu kesalahan terbesar saya. Ke depan, saya berharap bisa membenahi ini, lebih fokus dan lebih kerja keras lagi.

Semoga Alloh meridhoi langkah saya dan memberikan keberkahan dalam hidup saya..

Lets step and hits the world! Bismillahirrohmanirrohiim.

Note : Thanks to family and friends for the greetings. You all are my precious!

Kamis, 06 September 2012

I love my life

Lagi seneng banget sama lagu ini..

LISTEN

Listen to the song here in my heart
A melody I start but can't complete
Listen to the sound from deep within
It's only beginning to find release

Oh, the time has come for my dreams to be heard
They will not be pushed aside and turned
Into your own all 'cause you won't
Listen


Listen, I am alone at a crossroads
I'm not at home in my own home
And I've tried and tried to say what's on mind
You should have known


Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you made of me
I followed the voice you gave to me
But now I've gotta find my own

You should have listened, there is someone here inside
Someone I thought had died so long ago
Oh, I'm screaming out and my dreams'll be heard
They will not be pushed aside on words

Listen, I am alone at a crossroads
I'm not at home in my own home
And I've tried and tried to say what's on mind
You should have known

Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you made of me
I followed the voice you gave to me
But now I've gotta find my own


I don't know where I belong
But I'll be moving on
If you don't, if you won't

Listen to the song here in my heart
A melody I start but I will complete

Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you made of me
I followed the voice you think you gave to me

But now I've gotta find my own, my own

Kalau lagi down, denger lagu ini jadi semangat. Susah payah usaha yang saya lakukan sekarang adalah konsekuensi dari pilihan saya, cita-cita saya, mimpi saya dan kami bertiga. Jadi i won't shed a tear. I won't complain. I'll through it..

Alloh tidak akan memberi cobaan melainkan sesuai dengan kemampuan umatNya.

I'm happy being me and don't wanna be anybody else :)

Welcome my 'run and catch' life!

Jumat, 31 Agustus 2012

Dream Experience

Tergelitik untuk sharing tentang dream experience setelah baca twit-nya pak Jamil. Kalau ditanya mimpi apa saja yang saat ini sudah terwujud, jawaban saya banyak. Ya, saya memang wanita pemimpi..

Andrea Hirata di buku trilogi Laskar Pelangi pernah menulis "bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu'.

Kalau saya ga mengalami sendiri, mungkin saya ga akan terlalu mendalami kata-kata tadi. Tapi setelah saya mereflek dengan apa yang saya alami dalam hidup saya, sungguh, rasanya diri ini langsung merasa kecil di hadapan Alloh. Mimpi yang awalnya tampak mustahil, sedikit demi sedikit menjadi kenyataan..

Sekarang, bisa dibilang saya sudah berada dalam comfort zone. Kehidupan yang waktu saya kecil tidak pernah saya bayangkan, sedikit demi sedikit sudah mulai saya jalani. Berkarir di institusi yang mapan, berkeluarga dengan suami dan anak yang sholeh dan ganteng, keluarga yang hangat dan supportif, apa yang kurang?

Tapi, saya lantas tersadar bahwa mapan untuk diri sendiri saja bukanlah kehidupan yang saya inginkan. Lebih dari itu, saya ingin menjadi orang yang bisa lebih bermanfaat, untuk keluarga saya, untuk keluarga besar saya, dan kalau bisa untuk society. Caranya lewat apa? banyak, dan salah satu yang bisa diusahakan yaitu ilmu.  Right, untuk itu saya harus sekolah lagi..

Selalu dan selalu seperti halnya cita-cita sebelumnya, cita-cita ini juga akan menemui banyak tantangan. Tentang suami dan anak nanti bagaimana dsb, dsb. Tenang, perjalanan masih panjang. Saya percaya jika niatannya sudah lillahita'ala pasti sedikit demi sedikit akan ada jawaban di setiap kesulitannya.

Bismillahirrohmanirrohiim.

Kamis, 23 Agustus 2012

Back to work

Hari pertama masuk kantor setelah lebaran itu.... seperti terbangun dari mimpi :)

Anyway, selamat Idul Fitri 1433 H ya. Taqabalallahu Minna Wa Minkum.

Kami sekeluarga juga mohon maaf lahir batin ya..

Mudik tahun ini ajib macetnya, tapi senang tak terkira. Alhamdulillah masih bisa merasakan Idul Fitri di tengah keluarga besar Garut dan Tasik.

Around family itu sesuatuuu banget :)

Selasa, 14 Agustus 2012

Pentingnya dokumentasi

Pagi ini map dokumen pekerjaan mendarat di meja saya. Lah ini kan dokumen yang kemarin sore dicari-cari asisten direktur saya. Karena disposisinya ke dua orang, jadi saling lempar posisi terakhir ada dimana. Halah.

Sudah saya bilang berkali-kali sama agendaris tim bahwa dokumentasi itu penting banget. Pokonya setiap hal itu dicatat, direcord, di copy kalau perlu dan disimpan baik-baik. Jadi kalau ada yang ngeles tinggal disodorin aja dokumentasi tadi.

Buat saya pribadi, semenjak bekerja di instansi yang sangat mengedepankan dokumentasi, saya jadi terbawa tertib. Bukan cuma di kantor, tapi kebiasaan ini jadi terbawa juga sampai ke hal-hal pribadi. I record all my business very well.   Pokonya yang namanya barang bukti itu (disposisi atasan, transferan, bayar cc, air, dll) itu dicopy dan disimpan baik-baik. Siapa tau nanti dibutuhkan. sebagai contoh, cicilan mobil pertama saya selama 48 bulan, saya copy bukti transferannya dan dibukukan di map plastik. Rapih.  Semua identitas, AJB, Sertifikat rumah, STNK, dokumen hutang piutang dan dokumen berharga lainnya juga selalu saya copy dan disimpan di tempat yang aman.

Kenapa begitu? ya jaga-jaga aja sih kalau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Namanya juga berinteraksi dengan orang lain. Ini untuk melindungi kepentingan kita juga, kalau-kalau ketemu sama orang yang jago ngeles atau pura-pura amnesia atau yang paling sial sih malah berbalik merugikan/menuntut. Kayak kasus tadi, seandainya agendaris saya menyimpan barang buktinya dengan baik, ga akan disalahin kan.

Ini kelihatannya sepele. Tapi beneran deh, penting banget. Mau membela diri seperti apa pun kalau barang buktinya nol ya bisa apa dong. So, mulai dari sekarang ayo tertib administrasi.

Senin, 13 Agustus 2012

Lebih baik saya diam

Berikut kutipan tulisan Ariel dari buku terbarunya 'kisah lainnya' :

Jika saya bercerita sekarang
Maka itu hanya akan membuat sebagaian orang-orang memaklumi saya
dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya

Tetapi itu juga akan membuat mereka memaklumi dunia
Yang seharusnya tidak dimaklumi dan tidak ada yang dapat menjamin apakah, semua dapat memetik hal yang baik dari kemakluman itu, atau hanya akan mengikuti keburukannya

Maka saya lebih baik diam

Jika saya bersuara sekarang
Maka itu akan membuat saya terlihat sedikit lebih baik
dan beberapa lainnya terlihat sedikit lebih buruk sebenarnya

Maka saya lebih baik diam

Jika saya berkata sekarang
Maka akan hanya ada caci maki dari lidah ini
dan teriakan kasar tentang kemunafikan
serta cemoohan hina pada keadilan

Maka saya lebih baik diam

Saya hanya akan bercerita kepada Tuhan
Bersuara kepada yang berhak
Berkata kepada diri sendiri
Lalu diam kepada yang lainnya.

Lalu biarkan seleksi Tuhan bekerja pada hati setiap orang

Deg. Buat saya tulisan tersebut sangat dalam. I once feel like this. Banyak sekali kebenaran yang ingin saya teriakkan untuk meluruskan fitnah-fitnah yang bertebaran di sekeliling saya. Tapi apa.. apa pengaruhnya kalau itu hanya akan membuat saya merasa lebih baik, tapi di sisi lainnya aib-aib orang lain yang terbongkar?

Jadi lebih baik saya diam. Terpojok oleh prasangka-prasangka liar di luar sana oleh orang-orang yang bahkan tidak mengenal saya luar dalam.

Do I feel hurt? Pasti. Tapi bertindak defensif maupun argumentatif bukan pilihan saya saat ini. Banyak hal lain yang harus saya pikirkan, banyak cita-cita yang harus saya perjuangkan daripada sekedar meratapi perasaan saya.

Saya juga percaya bahwa jika saya berada dalam jalur kebenaran, Allah akan menggantikan rasa kecewa saya ini dengan kebahagiaan yang berlipat-lipat jumlahnya. At the end, rasa bahagia dan syukur yang akan mendominasi hati saya.

And that is my life now. I'm happy indeed. Terlalu banyak nikmat untuk didustakan.

Hm, tumben ya saya menumpahkan curhatan saya disini. Well, hidup saya kan bukan dongeng. Saya cuma manusia biasa yang mencoba mempresentasikan hidup ini sewajarnya. Sama seperti yang lainnya, diantara derai tawa, pasti tersisip juga air mata.

Happy fasting all! Tadarus Qur'an sudah berapa juz? *Jleb* Ambil cermin*

Note : Tentang Ariel, jujur, i'm still a fan of him. Betul bahwa dia bukan panutan yang baik. Saya juga tidak pernah membenarkan perbuatan zina, tapi caranya menyikapi kasus video pornonya menurut saya cukup simpatik. Pasrah, tidak defensif, dan diam. Kalau urusan taubat, itu biar Alloh yang menilai.  




Kamis, 02 Agustus 2012

Internet, I miss you so bad!

Minggu lalu blackberry kesayangan saya selama hampir tiga tahun ini jatuh. Tidak tanggung-tanggung, jatuh dari tangga lantai 2 (kamar saya) ke lantai 1. Berguling-guling dari satu anak tangga ke anak tangga lainnya. Tragis.

Selamatkah? tentu tidak. Untuk produk IT dengan umur 3 tahun yang sering dijadikan mainan sama anak batita, tentu jatuh berguling-guling itu sungguh cobaan yang berat. Yups, blackberry mati suri seketika.

Jadi, saya resmi bb-less. Mati gaya? of course. Satu hari tanpa smart phone feels so relieving. It's silent day. Hari kedua, feels something is missing. Hari ketiga lonely. Hari keempat resmi mati gaya. Hari kelima frustasi.

No, saya tidak mau menunggu sampai hari ke-6. Jangan harap. I need to be connected to the internet right away. Yes, that urgent.

Sementara si blackberry diservice (semoga masih bisa diselamatkan), I'm planning to buy another smartphone, this afternoon.

No more barganing. Komplain jitak.

-socialite abal-abal-

PS : Don't text me through bbm or email this time. Send me sms.

Jumat, 27 Juli 2012

I'm sorry..

I'm sorry to confuse you.

I just.. can't live a lie.

I can't stand it.

#nothingrelatedtomymarriagelife#

Rabu, 25 Juli 2012

Ramadhan pertama..

... tanpa asisten..

Sesuatu banget.

Akhirnya the power of kepepet yang berjaya. Saya yang terbiasa menjalankan Ramadhan as a princess sejak kecil (iya, saya suka susah bangun sahur, saya juga terbiasa bangun sahur dengan aneka lauk pauk yang sudah siap sedia di meja makan), kali ini saya harus jadi orang yang pertama bangun dan berkutat di dapur. Fitri belum bisa diandalkan untuk bangun pagi, kalau saya bangun siang, dia apalagi.

So far so good. Belum ada yang bolong sahurnya. Buat saya, ini prestasi. Iya dong. Soalnya jadwal harian saya jadi begini :

Pagi
Bangun 03.30 WIB
Tahajud
Memasak sayur dan lauk pauk
Bangunin husband
Sahur
Sholat subuh
Memasak lagi untuk Atha
Mandi
Berangkat ke kantor (sambil ngantuk)

Siang
Mikirin masak apa untuk buka dan sayur. Menetapkan menu masak supaya nanti pulang kantor sudah tidak galau lagi kalau belanja di tukang sayur. Oh iya, sepanjang saya di kantor saya usahakan selalu connect dengan kamera di rumah untuk mengawasi kegiatan Atha. Contact dengan si bocah sendiri kalau hectic day, dua kali, kalau lagi santai bisa berkali-kali.

Sore
Pulang kantor mampir ke tukang sayur, tukang buah, Alfamart, dll sesuai kebutuhan
Jemput Atha di Taman, ajak pulang
Gelar jajanan/takjil untuk buka
Sementara saya gelar takjil, si Fitri motong-motong sayuran dan bumbuin lauk sesuai instruksi saya
Cooking time
Buka puasa, makan takjil
Lanjut cooking time
Sholat
Makan malam
Main sambil mengulang pelajaran sekolah (misalnya warna-warna, hafalan surat) atau membahas aktivitas Atha hari ini
Tarawih (sendiri)
Bikin susu Atha,
Gosok gigi Atha (gantian sama husband)
Ganti baju Atha (gantian sama husband)
Ngelonin Atha
Bobo

To be honest, it's exhausting. No, it's Super Exhausting. Saya sangat menanti-nanti kedatangan asisten baru. Semoga setelah lebaran ada. Amin.

Sementara ini jalanin dulu apa yang ada, sebisa saya. Masak pun yang gampang-gampang aja. Paling tumisan, sop, sayur bening,sayur asem, dendeng, kentang balado, bakwan, goreng ikan,  ayam, dll. Kalau lagi pengen rendang atau kering kentang atau soto, biasanya saya order ke nin ai. Beres deh. Alhamdulillahnya, husband ga pernah sekalipun komplain tentang masakan saya. Sold out terus.

Mungkin ini hikmahnya maidless ya. Belajar jadi nyonya rumah beneran yang terjun sampai ke dapur. Belajar lebih sabar dan lebih wise dalam time managementnya. Yah, pokonya akan selalu ada saat-saat pertama untuk segala sesuatunya kan.

Alhamdulillah, setiap Ramadhan jadi punya kesan :)

Happy fasting all!



Senin, 23 Juli 2012

Sadar keuangan (part II)

Lanjutan dari postingan kemarin.

Di post sebelumnya saya sudah menceritakan tentang pos-pos keuangan primer saya. Nah di postingan kali ini saya mau ceritakan juga mengenai pos-pos sekunder saya. Di pos sekunder saya mencatat antara lain :

1. Vacation

Siapa yang tidak perlu berlibur? Oh well, diantara semua perjuangan memenuhi kebutuhan primer, we deserve a life kan? Saya sendiri menganggarkan liburan keluarga setahun sekali. Sumber dananya darimana? dari uang cuti tahunan dong. Alhamdulillah masih ada pos aktiva untuk dikais-kais :p

In case tidak ada uang cuti tahunan pun, saya akan bela-belain buka rekening khusus yang diambil dari penghasilan bulanan untuk vacation. Biar sedikit asal konsisten dan timing pencairannya pas, dana liburan ini sebaiknya memang dibentuk. Sungguh, ini investasi psikologis yang tidak akan pernah rugi.

2. Menyenangkan orangtua/kakak/adik

Maksud saya disini bukan porsi rutin bulanan ya. Itu sih sudah default. Maksud saya disini adalah mengabulkan keinginan khusus orangtua misalnya membelikan mobil, tanah. memberangkatkan umroh, mensponsori wisuda adik, dsb.  Kalau ada rejeki yang sangat berlebih, apa salahnya menyenangkan keluarga yang kita cintai. Toh, kita juga tidak bisa menjadi seperti kita sekarang kalau bukan karena support mereka kan.

Saya memang menaruh pos ini di pos sekunder, line kedua karena sifatnya kan hura-hura. Sama sekali bukan force major. Konyol rasanya mengorbankan dana pendidikan, dana darurat, dan dana haji demi pos ini. Kalau vacation mungkin masih bisa dinegosisasi, seberapa urgent-nya keinginan orantua atau event keluarga yang dihadapi.

Jujur, setelah menikah, saya tidak seleluasa dulu untuk memenuhi pos ini. Maklum, waktu single belum ada pengeluaran KPR, KPM, dll jadi semua jor-joran kesini. Meskipun sekarang pengeluaran banyak tersedot, kalau sudah niat, ada saja jalannya. Sumber dananya dari mana? biasanya sih dari lumpsum perjalanan dinas saya atau husband yang tidak menentu jadwalnya. Secara jumlah mungkin jadi lebih sedikit, tapi Alhamdulillah orangtua saya tidak pernah menghargai pemberian dari harganya. I always feel happy seeing them happy when opening my gift. The same smile for every gift, from a car to a simple bag..

3. Beternak rumah/Bisnis

Kalau ada rejeki yang super duper berlebih. Siapa juga yang tidak mau berinvestasi dibidang property. Ini kalau saya memperoleh softloan (meskipun softloan, tetaplah judulnya pinjaman berbunga), atau menang undian, atau penghasilan saya dan husband sudah memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, barulah saya berpikir untuk membeli rumah baru, mobil baru, atau berbisnis. Saya sendiri saat ini belum sampai ke tahap ini, but one day I will, Insya Alloh. Amin.



Jumat, 20 Juli 2012

Sadar keuangan (part I)

Saya Insya Alloh memulai puasa besok. Tapi semangat ramadhan sudah mulai dari hari ini. Dan entah kenapa, semesta mendukung sekali semangat saya. Di saat saya sibuk mengkalkulasikan penerimaan bulan ini+THR (aheeemmmm), di saat yang sama saat keinginan untuk membeli ini itu, atau vacation kesini kesitu bermunculan, eh tiba-tiba saya mendarat di blog ini . Saya anggap ini sebagai reminder dari Alloh (saya percaya bahwa tidak ada satu hal pun yang terjadi secara kebetulan), bahwa there are still lots of things to do with that amounts.

Iya, there are still lots of things to do.

Di urutan primer saya : Dana pendidikan anak, Dana Darurat, Dana Haji

1. Dana Pendidikan


Dana pendidikan anak apa kabar? Insya Alloh sejak Atha di kandungan, saya sudah berpikir mengenai hal ini.  Sayangnya, pada saat itu saya masih belum cerdas secara finansial plus tidak tega dengan saudara, jadilah saya kadung memiliki dua unitlink. Ya sudah lah. Those two unitlinks will be our first and last invesment instrument to hold. Sekarang unitlinks saya sudah masuk tahun ketiga, untuk dicairkan juga malah rugi. Jadi, Bismillah, si unitlink mau saya lanjutkan sampai 10 tahun. Toh potongan dana setiap bulannya juga ringan. Lumayan, jika dihitung, tabungan pendidikan+2 unitlink untuk Athazka Insya Alloh cukup sampai dia SMU, bahkan kuliah. Timing pencairan juga sudah saya atur ketika Atha masuk TK, SD, dan SMP. Sudah level aman? belum juga. Bagaimana jika nanti Atha passionnya adalah di dunia kedokteran. Hayah, mari membuat ember tampungan baru untuk menampung penyisihan pendapatan saya dan husband supaya mimpi Atha bisa terwujud. Saya ingin bisa mengatakan pada Atha :" Go with your dream, son. we're behind!"

So, untuk saat ini, prioritas utama saya adalah dana pendidikan. Sumbernya dari mana? dari mana lagi kalau bukan dari penghasilan setiap bulan. Setelah KPR, KPM, Zakat, maka  pos berikutnya adalah si Dana Pendidikan ini. Nanti kalau merencanakan anak kedua, saya ingin membuat financial plan-nya juga. Maunya sih begitu. Mudah-mudahan Allah merestui. Amin.


 
2.Dana Darurat

Ini termasuk pos penting juga dalam rumah tangga. Apa salahnya mempersiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Misalnya, kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba, atau kerabat sakit, atau adik menikah atau .. yah banyak lah hal-hal yang tidak terduga yang bisa mengganggu cashflow rumahtangga kalau tidak dipersiapkan. Sebisa mungkin saya mengatur supaya dana yang seharusnya digunakan untuk pendidikan anak terpaksa digunakan untuk hal-hal lain, meskipun sifatnya force major. Nah supaya tenteram, maka dana darurat ini harus dibentuk juga. Idealnya 9 kali biaya hidup. Kalau diaplikasikan ke saya, berarti termasuk 9 kali biaya cicilan KPR dan dana Pendidikan Atha (KPM tidak dihitung karena kredit yang saya ambil jangkanya sangat pendek).

Karena peruntukkannya adalah untuk sesuatu yang darurat, maka instrumennya pun pilih yang cukup likuid. Prinsipnya, lebih likuid lebih baik. Kalau butuh dana tunai cepat, instrument yang kita pilih bisa diandalkan.Saya sendiri memilih instrument fine gold alias emas batangan. Ngg, ada yang perhiasan juga sih (untuk perhiasan, jangan harap bisa diandalkan dalam waktu dekat kecuali rela nilainya tergerus. Tapi kalau dalam jangka panjang masih oke kok. Kalau harga emasnya naik gila-gilaan, biaya ongkos perhiasan bisa ditutup bahkan surplus. Contohnya perhiasan under tahun  2010 ).


Kenapa tidak tabungan atau deposito? Hm, saya termasuk tipe yang susah melihat uang nganggur alias hobi belanja belanji. Tidak compatible dengan simpanan dalam bentuk tabungan. Nah kalau deposito, timing pencairannya kurang fleksibel. Harus tunggu jatuh tempo dulu. So, fine gold jadi pilihan deh meskipun tetap ada risiko return lebih kecil daripada waktu beli. Yang penting nyaman di hati.

Btw, jadi si Dana darurat sudah sampai mana? Masih jauh bos. But, we are always working on that. Oiya, Dana Darurat ini sudah pernah beberapa kali dipakai, terutama waktu orangtua sakit. Waktu ke Paris juga (Sungguh tidak sesuai dengan peruntukkan. Tapi daripada berhutang untuk vacation, ya terpaksa ambil dana darurat dulu. Waktu dapat bonus tahunan,  langsung  deh ditutup). Sumber dana untuk dana darurat ini adalah dari bonus tahunan saya dan husband. Jadi tidak mengganggu cashflow. Kalau mengacu kepada 9 kali living cost, sepertinya masih jauh deh. Jadi lupakan ya itu beli cincin diamond atau luxury vacation sebelum dana darurat ini sampai pada level aman.

3. Dana Haji

Sebagai seorang muslim, tentu saya bercita-cita naik haji. Kalau sudah mampu, kan hukumnya jadi wajib seperti halnya syahadat, shalat. puasa, dan zakat.  Nah, mumpung masih muda, inginnya bisa menunaikan kewajiban ini sesegera mungkin. Bukannya sok merasa sudah masuk ke kategori "mampu", tapi saya sendiri sudah sampai ke tahap cukup secara material, dalam artian, sandang pangan papan yang saya miliki sudah cukup layak. Kalau berpikir duniawi terus sih pastinya never ending demand. Sudah punya rumah 1 ingin jadi 2, punya 2 ingin jadi 3, dst. Tidak. Saya sudah memantapkan diri saya untuk mengalokasikan kelebihan rejeki rumahtangga untuk berhaji terlebih dahulu sebelum saya beternak rumah atau gonta ganti mobil. Sumber dananya darimana : Sama seperti dana darurat, dana haji diambil dari bonus tahunan+sisa THR. Kalau KPM selesai tahun ini, rencananya si ekses likuiditas akan dialokasikan kesini juga, Insya Alloh. Mudah-mudahan bisa berangkat secepatnya. Amin ya Alloh ya robbal alamiin.

Kamis, 19 Juli 2012

Marhaban ya Ramadhan

Sekilas menuju Ramadhan, saya sekeluarga mengucapkan..

"Marhaban ya Ramadhan.. Selamat menunaikan Ibadah puasa ya semuanya. Mohon maaf jika ada salah dan khilaf. Semoga Ramadhan kali ini bisa menjadi Ramadhan yang lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Amin ya Rabbal Alamiin."

Ayo kita fokus beribadah, namun bukan hanya menjalankan ritualnya, tetapi sekaligus memahami maknanya. Tidak ada tolak ukur, karena yang Maha Menilai hanyalah Allah SWT. Namun demikian secara teori dan kasat mata, manifestasi dari keimanan dan pelaksanaan ibadah atas dasar keimanan tadi harusnya berwujud menjadi akhlak.

Akidah+Ibadah = Akhlak.

Semoga Ramadhan tahun ini bisa membuat kita semua menjadi manusia yang lebih baik dan bermartabat.

Salam,
Tapjani's Family

Senin, 16 Juli 2012

Berbunga-bunga

Berbunga-bunga itu adalah..

..ketika pulang dating dengan husband, pegangan tangan di dalam taksi, lalu membicarakan tentang our love journey.

I asked him, how and when he realized that he loves me. He answered : I know from the first time we met that you and me, it's just a matter of time. I love you since we were in the highschool. * he kiss my hand*

I just smile at him that time. Just a simple smile. Tapi dalam hati sebetulnya berbunga-bunga karena ternyata he is the one who crushed on me first. Hihihi. I was wrong this far. I thought I love him first. Ternyata...

Hihihi.

Sesuatu banget deh.

Ok, this is stupid. Just call me lebay. Siapa juga yang bisa memverifikasi gombalan husband. It could be a white lie, but that's okay. He's just trying to make me happy.

And I love being berbunga-bunga anyway :)

PS : Nice answer husband. Kalau ada mata kuliah merayu, husband dapet A+++ deh.

Rabu, 11 Juli 2012

Hari Krida

Definisi hari krida yang sebenarnya : Hari untuk berlatih keterampilan, olahraga, kerajinan tangan, kesenian, dsb.

Definisi hari krida saya : Hari yang bisa santai-santai di kantor :)

Misalnya hari ini, hari Pilkada DKI Jakarta dimana hampir semua kantor instansi pemerintahan libur, kantor saya tetap masuk. Ciyeh, nasionalisme banget. Tapi pegawai yang mau menggunakan hak pilihnya tetap diberikan dispensasi absen pagi. Terus yang bukan warga DKI gimana dong? jawabannya : tetap masuk jack! Hiks *tertunduk lesu*

Yah, alhasil jadilah hari ini hari krida. Atasan, peer, sampai staff pada nyoblos, trus saya ngapain dong? Mau ngemall juga kepagian. Ya akhirnya ngeblog aja deh ya. Sekalian updating lately kemarin ngapain aja.

Well, this week is still a busy week. Kerjaan di kantor lagi lumayan banyak. Dan entah kenapa badan saya semingguan kemarin itu rasanya lelah banget. After singapore trip itu saya memang lanjut shopping rally di Jakarta great sale. Kelarin semua urusan persiapan lebaran dari Atha, husband, mama papa, kakak, adik, keponakan, mertua sampai adik ipar semua beres. Si fitri juga. Tinggal keperluan saya aja yang belum. Gampang lah itu mah. Bisa di sela-sela waktu istirahat hari jum'at. Huehehe.

Kenapa dibela-belain belinya sekarang? Bukan apa-apa, selain mumpung banyak sale, kalau pas ramadhan saya nyerah deh belanja belanji. Dimana-mana penuh. Lagian billing kartu kerditnya juga baru muncul belakangan, bisa langsung dilunasin  nanti kalo THR turun. Ya kan? Ini masalah strategi aja sih kalau menurut saya.

Tapi jujur, shopping is always reliefing. Capek tapi bahagia.

Nah, setelah kelar urusan shopping, sungkem deh sama orangtua sekalian minta maaf sebelum masuk ramadhan. Secara jarak, yang paling memungkinkan adalah ketemu mertua dulu di bogor minggu awal Juli. Setelah itu, gantian deh sungkem ke orang tua di Garut minggu lalu. Eh ternyata ada acara lamaran adik saya. Sekalian deh. Abis itu, kondangan ke kawinan sahabatnya husband di Bandung. Wow. Acara padat merayap. Cuti deh saya sehari.

Pulang dari Garut-Bandung, ada jadwal parents meeting di Pratiwi Pre-school dan Initial day di Qonita. Hayah, cuti lagi saya senin kemarin. Anter si bocah belajar ngaji di Qonita, abis itu ke Pratiwi urus administrasi, daftar anter jemput, bayar buku, seragam dan snack. Setelah itu lanjut belanja mingguan (sayur, daging, dll) di the foodhall Depok.

I feel like a useful engine judulnya :)

Saya baru masuk kantor hari selasa kemarin. Lalu hari ini hari krida. Jadi setelah hectic day berlalu, mari santai-santai dulu. Jakarta Great Sale masih sampai tanggal 14 Juli. *maksud?*

Selasa, 03 Juli 2012

Kok kerja? (update)

Setelah sekian lama, akhirnya saya pingin nyampah lagi di blog. Tiba-tiba kepikiran pingin nulis tema working mom lagi. Sampai sekarang dan entah sampai kapan issue ini akan jadi hot topics.

Suka heran deh. Kan manusia itu beda-beda. Bisa ga sih saling menghargai aja. Toh diantara semua perbedaan, benang merahnya ada kok : kita semua pingin hidup bahagia, selamat dunia akhirat. Ya kan?

Saya suka dengan timeline teman saya yang kurang lebih bilang bahwa mau bekerja atau di rumah, yang membedakan seorang ibu dengan yang lainnya hanya keberadaan fisik saja. Kalau kadar cinta mah, pasti sama. Langsung saya retweet. Setuju banget. Sungguh jahat orang yang berkomentar ibu bekerja itu ibu yang egois. Oh C'mon. Lo punya alat apa gitu yang bisa ngukur kadar cinta orang lain sama anaknya, dan yakin banget kalo rasa sayang lo udah pasti lebih besar daripada orang lain hanya karena lo di rumah dan dia kerja?

Dasar resek ih. Cih.

Atau, di lain waktu, ada juga yang mengkait-kaitkan dengan kodrat. Ya Alloh, tahun 2012 masih ada aja ya yang belum bisa membedakan apa itu kodrat. Kodrat perempuan itu tuh ya : punya rahim, punya payudara, mengalami menstruasi, dan hal-hal given semacam itu. Masalah kerja atau engga, itu balik lagi ke kondisi rumahtangga dan tentunya orang itu sendiri. Gemes banget kalau masih ada aja yang nyinyir berkodrat-kodrat ria.  Hih.  

Perempuan kerja lari dari kodrat? sebelah mananya? 

Gw kerja tapi gw tetep punya anak, menyusui anak gw juga, mengurus suami gw juga kok. Masalahnya definisi mengurus suami dan anak itu yang ga sama. Suami gw sendiri ga masalah dengan definisi 'mengurus keluarga' ala gw. Toh gw juga ga pernah ngeribetin dia sama urusan cuci baju, masak, nyapu, ngepel dan pekerjaan domestik lainnya, (meskipun kalau dia mau involve sampai kesitu gw akan sangat terharu juga sih). So, gw cukup disupport untuk kerja daripada stay di rumah tapi sibuk sirikin orang dan ngerongrongin suami. 

Jadi kalo masih ada yang ngomong gitu sih, saya suka mengibur diri dengan menganggap : Kalo yang ngomong cowok, mungkin dia ini kuper atau ga pede punya istri kerja kali, jadi justifikasinya kesana. Kalo yang komen cewek, pilihannya antara kurang wawasan atau iri. Deep down insidenya pengen juga tuh padahal nyobain gegayaan pake blazer, heels,meeting dengan kece, atau mininal dandannya ga cuman buat foto-foto naris doang lah. hihihi. Ih kok jadi ikutan nyinyir gini sih. Skip.

Eh tapi yah, sesungguhnya, bohong banget kalo saya ga kepikiran untuk stay at home. Itu pencitraan doang. Gini-gini, jiwa saya tetaplah jiwa emak-emak. Pasti pingin lah ngikutin tumbuh kembang anak dengan mata kepala sendiri. Terus kenapa sampe sekarang masih kerja?

Ngg, agak ribet dan panjang penjelasannya. Semua ga semata karena actualizations needs. Dulu sebelum menikah, iya banget saya perlu aktualisasi diri secara temen-temen semua udah duluan kerja di tempat yang bonafid. Gengsi juga kan. Tapi, setelah menikah, orientasi berubah. Aktualisasi diri ga sampe segitunya. Apalagi setelah menikah, selang sebulan, saya langsung hamil. Ostosmastis dong yang ada dipikiran nomor 1 adalah anak.

Sejak itu, saya mulai deh ribet tarik-tarikan antara mau lanjut berkarir atau stop. Kalo kata atasan saya yang sudah puluhan tahun kerja, katanya biasa itu kalo perempuan kerja pengen berhenti. Gubraknya, ucapan itu keluar dari ibu bos dengan pangkat tertinggi di kantor. Beliau berhasil melewati  masa-masa itu dengan baik. Tapi dulu, ternyata sama aja ya, perempuan dimana-mana juaranya galau.

Jadi gini, pertimbangan saya sendiri kenapa masih lanjut adalah karena situasi dan kondisi rumah tangga saya masih memungkinkan untuk itu. Selain itu, kalau di lihat dari fasilitas remunerasi kantor, masih sayang untuk dilepas. Apalagi anak dan suami juga ditanggung. Double protection kan jadinya, bisa ke kantor suami atau ke kantor saya. Saya ga tau umur saya, saya juga ga tau apa yang akan terjadi di depan, yang bisa saya lakukan adalah mempersiapkan yang terbaik untuk keluarga saya, terutama anak, jika something happen with me or husband. Bukan ga percaya sama Alloh, tapi masak salah sih kalau kita mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin? Alloh juga ga pingin kan kita cuma ongkang-ongkang terus sim salabim apa yang kita mau tiba-tiba terwujud. Harus ikhtiar dong ya..

I don't say that stay at home itu ongkang-ongkang, No. Saya juga tau gimana capeknya mengurus rumathangga, anak, suami dan hal-hal domestik lainnya. Sama, those activities are also time consuming and exhausting. I really put my appreciation on that. It is also part of ikhtiar. Tapi kembali lagi ke situasi dan kondisi rumah tangga masing-masing. For now, it's just not applicable in mine. Entah nanti.

Balik lagi ke alasan kenapa masih kerja, bagi saya ini juga bisa jadi salah satu wujud syukur saya. Sungguh saya bersyukur diberikan Alloh banyak kemampuan, lalu ketika saya mewujudkan rasa syukur saya dengan berusaha mengotimalkannya dengan berkontribusi untuk negara, apa itu salah? mudah-mudahan engga ya, karena sebelum saya mendedikasikan diri saya untuk skala yang lebih sekunder, saya pastikan dulu skala primer saya, which is anak dan suami, terpenuhi dengan baik. For this, I thank you so much for my family for being around and makes everything possible.

Alasan lain yang juga klise adalah orangtua saya. Saya masih ingat, waktu pertama kali saya diterima di tempat kerja saya sekarang, yang menitikan air mata haru adalah ayah dan ibu saya. They are so proud. Maklum, riwayat keluarga saya PNS. Yah pokonya jadi birokrat buat mereka itu cool banget deh. Padahal at that time saya keterima juga di Conoco Phillips Indonesia. Alhasil begitu pengumuman BI keluar, contract Conoco yang udah tinggal sign langsung di lepas. Kalo dilihat dari sisi carier path maupun salary sih maybe masih bagus Conoco yah, secara multinational oil company gitu. Tapi rasa bangga orangtua saya itu ga sebanding dengan materi. Bok, I'm include the 200 of 30.000 peserta seleksi waktu itu. Merinding deh kalo ingat itu.

Jadi, untuk semua pengorbanan tulus Bapak Mamah, apapun akan saya lakukan. Ini jadi bukan lagi sekedar materi, tapi bagaimana caranya menggantikan rasa bangga dan bahagia orangtua saya?

Mungkin karena ridho orangtua, dan ridho suami juga sampai saat ini saya masih bisa menjalankan dua-duanya. Karir dan keluarga. Alhamdulillah banget. Sungguh saya bersyukur. Meski bukan tanpa kekurangan, rumahtangga maupun kehidupan berkarir saya baik-baik saja.

Meski begitu, jika nanti saya benar-benar dihadapkan dengan situasi deadlock dimana saya harus memilih, karir atau keluarga (misalnya kalo husband masuk deplu dan dapet penempatan luar negeri dan sebagai istri diplomat saya harus ikut), tentu saya pilih keluarga. Setinggi-tingginya cita-cita saya, tetap ujung-ujungnya keluarga.

Sementara ini, karena situasi masih mendukung, saya jalani peran saya sebaik-baiknya. Jadi, sungguh, saya ga perlu lagi di judge atau dinyinyirin macam-macam ya dengan pilihan saya ini. Toh jika memang yang terbaik adalah stay at home, saya juga ga menutup diri kan. Saya percaya semua ada waktunya. Lagian, semakin kita nyinyir sama pilihan orang lain, sesungguhnya semakin kita menampakan betapa rendahnya kelas kita. Kan katanya, when you judge someone, you don't define them, you define your self. Betul banget itu.

Saya juga percaya teori kebalikan. Yaitu ketika kita koar-koar bangga dengan pilihan kita dengan cara menyudutkan orang yang tidak sama dengan kita, itu sebenernya menunjukkan betapa insecure-nya diri kita. Bilang bangga ini itu, bahagia bisa begini begitu, padahal di dalemnya membara dan penuh kegamangan, do you really happy? If you do happy, you don't need people recognizition of your happiness. Penting banget kah pengakuan orang kalo kita bahagia? Happiness is in within, isn't?

Jadi inget film sex and the city (lupa season berapa, pokonya yang episode ke abu dhabi), Carry pernah mengajukan sama suaminya tentang me time. Jadi untuk menghilangkan kebosanan, si carry ini mau tinggal di apartemen lamanya sebulan sekali. Nah ide ini terus di nyinyirin sama temennya yang full house wife.  Kok udah nikah masih perlu me time segala. Dia sendiri udah punya dua toddlers dan ngakunya bahagia selalu tanpa me time.Beberapa saat mereka jadi renggang gara-gara beda pendapat. Tapi, at the end of the movie, tau siapa yang ada di apartemen itu untuk me time? yes, itu si ibu yang tadi nganggap ide me time egois. Hahaha, malah dia kemakan omongannya ya.

So, jalani hidup biasa-biasa aja lah. Banyak bersyukur dan stop judging people. Stop being nyiyir juga. I mean it. Hidup itu berputar, kawan. Just be good, karena kita ga tau kapan ada di atas, kapan ada di bawah. Iya ga?

Senin, 02 Juli 2012

Friends, you're mean a lot

Barusan nengokin my wedding blog disini dan baca guest booknya. Alhasil, saya jadi senyum-senyum sendiri. Our friends are just so funny. Thanks guys, your words is so entertaining. Kalau lagi down, baca tulisan-tulisan mereka itu menghibur banget. Sometimes mengembalikan semangat yang mulai kendor.

Saat saya menikah dulu teman-teman mendo'akan saya dan suami bisa membentuk keluarga yang samarra.

Well, we are still working on it :)

Kamis, 28 Juni 2012

4th Anniversary

Ga terasa moment-moment ini..


deg-degan pas ijab kabul


Ijab kabul

.. dan beberapa ritual adat setelahnya ini..

Upacara adat - suapan mama

Upacara adat : suap-suapan

Upacara adat : bakakak hayam

Upacara adat : Makan ayam berdua

Upacara adat : minum silang

Upacara adat : Masukin lidi ke kendi

Upacara adat : Pecah kendi

Upacara adat : Injak telur

Upacara adat : Sawer

sudah terjadi 4 tahun yang lalu..

Happy 4 th anniversary husband. Semoga kita bisa saling memahami dan mengerti satu sama lain dengan lebih baik ya..



I wish we can stick together just like this


.. and I always care of you from the first moment..

Smile never fail



Rabu, 27 Juni 2012

Ngidam

Saya ga hamil, tapi saya sungguh ngidam tas ini..

Tan Leather Bag

Warna kuningnya

Dari deket

Penampakan kalau dipake

Ini tasnya clarks. Aduh keren banget yaaa. Sungguh ngidam..

Jumat, 22 Juni 2012

My Beauty Kit

Saya bukan tukang dandan. Ga bisa dandan juga, kecuali yang standar-standar. Ehm, tapi bukan aliran naturalis yang kemana-mana ga pake make-up sama sekali. Ada lah saat-saat dimana saya ga mau dandan(misalnya kalo ke giant, pizza hut atau tempat lain yang masih deket rumah), tapi ga melulu begitu. Ada kalanya juga saya sadar diri untuk tampil kece (yang beberapa kali pernah berakhir dengan dimintain foto bareng sama orang yang ga saya kenal. Ini kayak bobodoran, tapi serius kejadian). Kenapa? Karena wajah saya kalau ga dandan samsek itu kayak luna maya ga dandan. No, maksudnya bukan saya mirip luna maya (ge-er amat), tapi cekungan dibawah mata itu agak gimana gitu kalau ga ditutup foundation. Kehitam-hitaman. Ga seger deh pokonya.

Jadi, on ocassions, pasti lah saya bermake-up juga. Waktu kawinan adik ipar saya kemarin aja saya dandan sendiri (kecuali jilbab do). Tapi jangan harap penampakan saya kalau pas bermake-up akan seperti syahrini. Jauh. Saya ga bisa dandan secanggih itu.

Pada dasarnya saya wajah saya termasuk friendly untuk brand apapun. Alhamdulillah ga alergian. So, apa ajakah isi dari beauty kit saya? Ini dia..

Mac studio sculpt NC 37
(karena ini water resistant, jadi dipakenya kalo lagi ga sholat atau pas kondangan)

Mac studio fix foundation
(kalau yang ini untuk sehari-hari karena teksurnya lebih ringan)


Mac Studio Fix Compact Powder NC 35
(coveringnya bagus dan halus banget. )


The Face shop powder pact RB 35
(Baru hari ini saya coba gara-gara bedak mac pecah dan belum gajian. Hehe. Saya pilih face shop berdasarkan saran dari sini  )
Bobbi Brown gel eyeliner
(ini juga dipakenya kalo ga sholat/ kondangan aja. water resistant juga)


Mac eye brush
(ini untuk pake eyeliner bobbi brown. waktu itu bobbi habis, ganti mac deh)


Stylo, eyeliner dari Oriflame
(Nah ini favorit eyeliner saya sehari-hari. User friendly banget)


Bobbi brown blush on Nectar 11
(katanya ini best seller mereka. Pas warnanya di kulit saya. Jarang dipake kecuali acara-acara penting. Sayang :p)


Bronzing pearls Oriflame
(Ini andalan saya sejak zaman kuliah. Love it so much)


Body shop brush
(ini brush untuk pake bronze/blush on)


Bodyshop lipstik No.63, 55, 7 dan 14

Lalu, mana eyeshadow? Hehe, ternyata di beauty kit saya memang ga ada eye shadow. Selain ga ahli pake eye shadow, saya juga ga pede juga pake eyeshadow kemana-mana. Jadi untuk eyeshadow saya simpan di rumah dan khusus dipake disaat-saat penting aja. Eyeshadow saya sendiri kebanyakan oriflame, maybelline, dan pac.

Oya, tujuan saya dandan sih pertama untuk kenyamanan diri saya sendiri, yang kedua baru untuk suami. Ngapain juga maksain dandan kalo ga nyaman. Iya ga?